(Sorry readers..gue baru sempet posting sekarang Part 12 nya, btw pas bgt Part 12 di tgl 12 wkwk. Jadi kemarin tgl 5 & 6 Januari gue agak sibuk diluar rumah dan pulang malam terus jaringan internet di hp gue ga bisa digunakan sama sekali dari tgl 6 Januari jam 11an malam padahal paketnya masih ada hingga tgl 26 Januari. Gue udah berkali2 telpon customer servicenya tapi mereka bilang pas dicek jaringannya normal2 aja. Karena tak kunjung ada perubahan hingga tgl 10 Januari malam, maka gue memutuskan untuk ganti provider, mungkin kalo orang lain yg ngalamin udah dimaki2 kali ya CS nya haha. Yuk langsung dibaca aja kelanjutan Seravina)
Di buku harian itu dituliskan Sovia pernah berkata pada Cevreza bahwa ia merasa tidak pantas untuk Cevreza karena ia merasa dirinya tidak jelas asal-usulnya sedangkan Cevreza adalah putra dari seorang pengusaha, namun Sovia lega saat Cevreza bilang tidak perduli dengan asal-usul Sovia..yang terpenting bagi Reza yakni Sovia bisa mencintai dengan tulus, memberi kenyamanan, dan baik hati. Sovia menjadi semakin mencintai Cevreza, Cevreza mampu menerima dirinya apa adanya. Namun hati Sovia merasa teriris saat Cevreza mencoba memperkenalkan dirinya kepada orang tuanya tanggal 14 Oktober 1998, orang tua Reza bertanya pada Sovia bagaimana keadaan orang tua Sovia saat itu..Sovia menjawab bahwa dirinya tidak memiliki orang tua karena dia ditinggal begitu saja di panti asuhan saat masih bayi. Ibu Cevreza (Viviane) tidak begitu mempermasalahkan asalkan anaknya bahagia dengan orang yang dicintainya, namun ayahnya (Dimitri) sangat menentang hubungan Reza dan Sovia. Yang membuat miris yakni saat Dimitri berkata “Bisa saja Sovia itu anak dari seorang pelacur atau hasil perkosaan makanya ia dibuang begitu saja di panti asuhan, ayah tidak mau memiliki menantu yang tidak jelas apalagi sampai memiliki cucu dari wanita seperti itu, sangat tidak sederajat dengan keluarga kita!”. Sovia benar-benar sakit hati menerima perkataan Dimitri, terlebih Sera sebagai anak yang dilahirkan Sovia..Sera mengambil kesimpulan tentunya Dimitri juga tidak menginginkan Sera sebagai cucunya. Sera merenung, beberapa waktu lalu Dimitri memfollow akunnya dan bersikap baik..bisa saja Dimitri sudah bisa menerima Sera sekarang tapi Sera tetap tidak bisa menerima perkataan Dimitri di masa lalu itu. Sera memutuskan untuk memblokir Dimitri dari instagramnya agar Dimitri tidak dapat mengetahui soal hidupnya lagi. Sera juga menjadi curiga dengan Dimitri terkait hilangnya Sovia, apalagi ia juga sempat mendengar dari ayahnya kalau pamannya (George) yang juga anak dari Dimitri diduga terlibat dengan menghilangnya Sovia. Bisa jadi kakeknya itu masih tidak suka dengan Sovia makanya berusaha memisahkannya dengan Cevreza.
Lanjut membaca..Sovia langsung lari keluar dari rumah Reza sambil menangis. Reza langsung mengejar Sovia yang lari begitu saja. Reza menghentikan langkah Sovia yang hampir keluar dari pagar rumah dan memeluk dan menenangkan Sovia yang menangis, Reza meminta maaf karena perkenalan dengan orang tuanya membuat Sovia sakit hati. Kemudian Reza bermaksud mengantar Sovia pulang, saat ingin mengantar tiba-tiba Dimitri menegur Cevreza dari kejauhan dan melarang Cevreza untuk pergi mengantar Sovia..Reza cuek seakan tidak perduli dengan larangan ayahnya, bagi Reza seorang wanita harus dihargai dan dihormati apalagi jika wanita itu adalah wanita yang dicintai. Begitu sampai dirumah Sovia berkata pada Cevreza kalau ia ingin hubungan ini diakhiri saja, Cevreza bersikeras tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Sovia, Cevreza berkata bahwa ia hanya mencintai Sovia. Perasaan Sovia kala itu campur aduk antara masih sakit hati dengan ayah Cevreza, putus asa mengenai hubungannya dengan Reza, dan masih sangat mencintai Reza. Cevreza kemudian berlutut dihadapan Sovia memohon untuk tetap mempertahankan hubungannya, Reza juga berjanji tidak akan meninggalkan Sovia meski ayahnya sangat menentang. Sovia akhirnya luluh, ia memutuskan untuk mempertahankan hubungannya dan memeluk Cevreza. Sera salut membaca bagian ini, ayahnya merupakan pria yang luar biasa, tidak pernah memandang status kaya/miskin seseorang maupun asal-usulnya dan berkomitmen untuk selalu mempertahankan hubungan dengan wanita yang dicintainya..sungguh mengagumkan bagi Sera.
Saat tengah asyik membaca buku harian itu, tiba-tiba ada yang menelepon ke handphone Sera. Kemudian Sera mengangkat telepon itu dan ternyata yang menelepon adalah Feyna teman SMA Sera dulu.
Sera: “Halo Feyna ada apa?”
Feyna: “Hai Sera apa kabar kamu?”
Sera: “Baik, kamu gimana?”
Feyna: “Aku juga baik, oh ya selamat ulang tahun ke 18 yaa semoga kamu semakin cantik, semakin pintar, dan dimudahkan untuk mewujudkan semua mimpimu. Maaf telat mengucapkan”
Sera: “Hahaha aminn amiinnn makasih ya Fey, tidak apa-apa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan?”
Feyna: “Betul sekali, tapi sayangnya meski cantik dan pintar dirimu masih single hingga kini sayy”
Sera: “Yah kamu yang dibahas itu melulu haha, abisnya belum ada pria yang kena di hatiku”
Feyna: “Haduuu memang pria yang gimana sih yang kamu mau?”
Sera: “Yang seperti ayahku”
Feyna: “Hah serius kau?”
Sera: “Yaa ngga harus 100% nya sekali sih tapi kalau bisa minimal 70% nya lah”
Feyna: “Semoga beruntung Ser hehehe, ngomong-ngomong beberapa hari lalu kamu update lagi di Wina kan? Sekarang masih di Wina?”
Sera: “Iya waktu itu emang ke Wina tapi hari ini aku baru tiba di Moscow”
Feyna: “Oh kamu lagi di Moscow, kok ngga kembali ke St. Petersburg?”
Sera: “Aku dan ayahku ada urusan penting disini Fey”
Feyna: “Oh gitu, biasanya kan kamu kalau ke luar negeri sering upload foto sama update tempat apa aja yang dikunjungi, ini aku lihat kamu jarang-jarang updatenya”
Sera: “Lagi ngga mau pamer aja, foto-foto sih banyak cuma ngga aku upload semua”
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Sera, Sera langsung menyembunyikan buku harian ibunya dibawah selimut, saat pintu dibuka ternyata Cevreza yang mengetuk. Cevreza masuk ke dalam kamar tapi mempersilahkan Sera untuk berbicara dengan temannya terlebih dahulu di telepon.
Feyna: “Kapan nih kita kumpul lagi? Kangen aku..sekalian mau kasih kado juga”
Sera: “Nanti ya kalau aku sudah kembali ke St. Petersburg, aku belum tau kapan balik soalnya”
Feyna: “Janji ya nanti kamu kabari aku kalau udah pulang”
Sera: “Sip sipp”
Feyna: “Yaudah kalau gitu, semoga menyenangkan di Moscow ya say”
Sera: “Yaa semoga..selamat malam”
Feyna: “Malam..”
Sera menutup teleponnya, kemudian berbicara empat mata dengan Cevreza.
*bersambung*