Timothy Dalton always be my crush since I'm in junior high school. He is very charismatic, cool, handsome, and manly. I never get bored looking at his photos. My favorite movie is The Living Daylights so now I'm going to post his scenes in The Living Daylights. Source: Screenmusings
Saratov, Russia (Source: Google) |
Setelah pamit, Sera dan Adrian bertolak ke Saratov dengan mobil. Sesuai perkiraan Adrian kalau mereka akan tiba di Saratov saat tengah malam. Adrian memberi usul kalau sebaiknya mereka menginap dahulu di hotel karena hari sudah sangat larut, namun Sera memiliki pendapat lain. Sera penasaran ingin melihat kantor cabang yang berada di kota itu.
Adrian: "Kamu yakin ingin kesana? Ini sudah sangat larut, pasti tidak ada aktivitas disana"
Sera: "Aku penasaran sekali dengan cabang itu kak, kita kesana ya sekalian mencari penginapan"
Adrian: "Kamu tahu lokasinya?"
Sera: "Kita akan kesana menggunakan google maps"
Adrian: "Ok"
Setelah 40 menit Adrian dan Sera berhasil menemukan kantor cabang perusahaan Rudolvsky, mereka melihat ada beberapa orang yang keluar dari kantor itu. Adrian dan Sera heran memangnya ada aktivitas apa di kantor cabang di tengah malam seperti ini, ternyata ada orang yang terlihat lemas dengan kepala ditutup kain dan tangan diikat yang tengah dibawa paksa oleh orang-orang itu untuk masuk ke mobil. Sera mengambil handphonenya dan merekam apa yang dilihatnya. Mobil mereka pergi meninggalkan kantor, Adrian memutuskan untuk membuntuti mobil tersebut dengan berhati-hati.
Sera: "Siapa ya orang yang mereka bawa itu?"
Adrian: "Entahlah aku juga penasaran, yang aku heran kok bisa mereka menyekap orang di dalam kantor itu, kakekmu harus tau"
Sera: "Iya ini aku kirim ke whatsapp beliau tapi mungkin beliau sudah tidur, apa aku perlu telepon polisi?"
Adrian: "Yaudah kamu telepon kepolisian Saratov"
Sera menelepon polisi dan mengabarkan apa yang ia lihat, ia juga mengirim video ke nomor whatsapp yang diberikan oleh polisi. Polisi berkata kalau mereka akan segera tiba dan meminta agar Sera berhati-hati. Adrian masih terus fokus mengikuti mobil tersebut, Adrian meminta Sera untuk mengecek google maps kalau sebenarnya jalan mereka ini mengarah kemana. Sera melihat di peta kalau mereka semakin dekat dengan sungai Volga yang merupakan sungai terpanjang di Eropa dan benar saja mobil orang itu berhenti di dekat sungai. Mereka keluar dari mobil sembari membawa orang yang terikat itu.
Adrian: "Kamu telpon polisi beritahu lokasi kita sekarang"
Sera: "Iya"
Adrian: "Kamu tetap disini ya"
Sera: "Kamu mau mengikuti mereka? Mereka ada 4 orang loh kalau mereka juga membawa pistol bagaimana?"
Adrian: "Aku harus tau siapa yang mereka bawa dan apa sebenarnya tujuan mereka, apalagi ini berkaitan dengan kantor milik kakek kamu jadi aku harus selidiki, pokoknya kalau kamu lihat aku tidak selamat atau mereka bergerak ke arah kamu..kamu harus segera pergi dari sini ke kantor polisi"
Sera: "Adrian aku takut"
Adrian: "Jangan takut dan juga jangan panik bila terjadi sesuatu, kamu harus tenang agar bisa berpikir jernih"
Sera: "Baik"
Volga river (Source: Google) |
Adrian turun dari mobil dan mengikuti mereka perlahan, Adrian mengeluarkan pistol miliknya lalu terus mengikuti sampai tiba di pinggir sungai persis. Dua dari penjahat itu berupaya menceburkan korban ke sungai yang sangat dingin itu. Adrian yang daritadi mengamati diam-diam lantas menembak salah satu dari orang yang ingin menceburkan itu. Sera yang berada di dalam mobil mendengar suara tembakan Adrian. 3 penjahat yang tersisa panik kemudian melihat ke sekeliling untuk mencari asal muasal tembakan barusan. Salah satu dari mereka berjalan mendekati Adrian, Adrian bergerak cepat menembak orang itu..2 penjahat mencoba menembak Adrian tapi Adrian berhasil lari ke sisi lain dan bersembunyi dibalik tembok. Polisi tiba di lokasi, Sera menghampiri polisi dan berkata kalau Adrian adalah agen rahasia, Sera juga berkata kalau Adrian mengikuti ke arah sana. Polisi meminta Sera untuk tetap ditempat dan membiarkan polisi menjalankan tugasnya. 2 penjahat yang tersisa kebingungan menghadapi Adrian sedangkan mereka harus secepatnya menceburkan korban ke sungai. Polisi tiba di tempat Adrian dan penjahat berada dan meminta penjahat untuk menyerah. Setelah terdiam selama 5 menit akhirnya satu dari mereka melempar senjata dan menyerahkan diri ke polisi. Namun yang satunya lagi nekat mendorong korban ke sungai lalu Adrian refleks menembak kaki pelaku pendorongan. Adrian berlari kemudian melompat ke sungai untuk menyelamatkan korban. Adrian menyelami sungai itu, untungnya Adrian memiliki senter bawah air pemberian professor Moof jadi ia bisa melihat posisi korban. Polisi segera menelepon ambulans untuk perawatan pada pelaku yang ditembak Adrian. 2 orang polisi lain mencoba menyelam namun mereka kesulitan karena saat itu kondisi air begitu gelap, tidak lama kemudian mereka melihat dari bawah ada sorotan senter dari Adrian yang tengah membawa korban keatas. Adrian dibantu polisi untuk ke permukan air. Akhirnya mereka berhasil naik ke sisi sungai, korban penculikan tidak sadarkan diri karena tenggelam. Adrian lalu membuka ikatan korban dan membuka penutup wajah yang sedaritadi masih menutup wajah korban. Alangkah terkejutnya Adrian saat melihat siapa orang yang baru saja ia selamatkan.
*bersambung*
1/30/2019 02:39:00 AM
1 comments
(Maaf ya baru bisa posting lagi setelah hampir 3 bulan lamanya, FYI gue sibuk mempersiapkan pernikahan gue, alhamdulillah pada tanggal 18 Agustus 2018 kemarin gue resmi dipersunting oleh Riki Subagja. Setelah menikah sibuk bulan madu ke suatu pulau dan setelahnya jalan2 lagi di Bandung makanya baru sempat posting sekarang)
Sera terkejut melihat bingkai foto dia dan ayahnya pecah berhamburan, Sera menengok ke atas dan ia melihat Veli yang tengah berada di jendela kamar Sera.
Veli: “Kau dan ayahmu akan hancur seperti bingkai foto itu‼”
Sera: “Kenapa tidak kau saja yang jatuh dari atas sana?”
Veli: “Apa katamu??”
Sera merebut senter dari tangan Adrian dan berlari menuju ke dalam rumah.
Adrian: “Apa maksud Nona melempar foto ini?”
Veli: “Aku hanya memperingatkannya agar jangan mengusik kehidupanku atau ia akan bernasib seperti foto itu, hancur sehancurnya”
Adrian: “Sera bukan ingin mengusik, ia kesini hanya ingin mencari orang tuanya..tapi anda malah mempermalukannya dan membuat ia terpaksa berkata pada semua orang kalau ia cucu kandung satu-satunya”
Veli: “Persetan!”
Veli mendengar suara pecahan kaca dari ruangan bawah, mendengar itu Veli langsung turun kebawah memakai senter. Listrik kembali menyala, Veli melihat Sera yang tengah menjatuhkan bingkai-bingkai foto ke lantai, tak sembarang foto..Sera menjatuhkan foto Veli dan George.
Veli: “Apa-apaan kau???”
Sera lalu menjatuhkan foto George tepat di hadapan Veli. Para pelayan pergi ke tempat Veli dan Sera, mereka meminta Sera dan Veli untuk menghentikan pertengkaran di antara mereka.
Veli: “Diam kalian! Ini urusan saya dengan perempuan barbar ini”
Sera: “Yang memulai duluan lah yang barbar”
Veli: “Keluar kau dari rumahku‼”
Sera: “Apa hak kamu mengusir aku dari sini? Aku cucu kandung kakek dan nenek, kalaupun ada yang harus keluar itu kamu dan ayahmu yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan pemilik rumah ini ‼”
Veli: “Keluar‼”
Veli memaksa Sera keluar dari rumah dengan terus mendorongnya, kekesalan Sera sudah tidak dapat dibendung lagi..Sera mendorong Veli dengan kencang ke sofa tamu, Veli kesakitan.
Sera: “Kamu ini benar-benar tidak tahu diri ya, seharusnya kamu sadar posisi kamu sebagai anak dari anak angkat”
Sera meminta pelayan untuk membersihkan semua pecahan kaca di lantai kemudian Sera beranjak ke kamarnya. Tidak lama kemudian Adrian masuk ke dalam rumah lalu melihat para pelayan yang sibuk membersihkan pecahan kaca dan Veli yang sedang meringis di sofa, Adrian bertanya pada pelayan dimana Sera..pelayan berkata kalau Sera ke kamarnya, Adrian langsung bergegas ke kamar Sera. Adrian mengetuk pintu kamar Sera, Sera keluar dari kamarnya.
Sera: “Ada apa?”
Adrian: “Kamu memecahkan foto-foto Pak George dan Veli?”
Sera: “Iya, memangnya kenapa?”
Adrian: “Tidak, aku cuma mau kasih ini” *Adrian memberikan foto Sera dan Cevreza yang bingkainya dipecahkan Veli tadi*
Sera: “Ya ampun”
Adrian: “Maaf ya..hanya fotonya saja, bingkainya sudah rusak”
Sera: “Tidak apa-apa, untung fotonya tidak cacat..nanti aku pasang di bingkai yang baru, terima kasih ya”
Adrian: “Sama-sama Sera, tadi aku sudah cek breaker ternyata memang jatuh..aku tidak tahu mengapa padahal pemakaian listrik sedang tidak banyak”
Sera: “Yasudahlah biarkan saja yang penting sekarang sudah menyala, hmm ini sudah jam 12 malam sebaiknya kakak istirahat..tadi pagi kan aku sudah ngomong sama nenek dan kakek kalau akan ada anak buah ayah yang menjaga aku jadi mereka sudah siapkan kamar, kamarmu di sebelah sana”
Adrian: “Iya terima kasih, aku istirahat dulu..kalau ada apa-apa kamu langsung panggil aku ya”
Sera: “Oke, selamat beristirahat kak Adrian”
Adrian: “Selamat istirahat juga Sera, jangan lupa kunci pintu kamar”
Sera: “Sip”
Sera kembali masuk ke kamarnya dan mengunci pintu, di balik pintu kamar ia menyender ke pintu dan menghela nafas sejenak atas segala kepenatan yang ada. Sera memandangi foto dirinya dan Cevreza.
Sera: “Ayah..ayah ada dimana sekarang? Aku kangen, Aku butuh ayah..anaknya paman George begitu menentang kehadiranku disini, sebenarnya aku tidak suka melakukan hal seperti tadi tapi bagaimana? Aku tidak mau diinjak-injak oleh Veli, ia harus tahu diri dan menerima kehadiran kita sebagai anak dan cucu kandung Dimitri Rudolvsky”
Sera tidak bisa menahan tangis, ia begitu merindukan kehadiran ayahnya yang selalu menyayanginya dan menjadi tempat ia mencurahkan segala isi hatinya..Sera kemudian duduk di balik pintu kamar sambil menangis dan mendekap foto ayahnya.
Sera: “Mengapa keluarga kecil kita harus terpisah-pisah seperti ini?? Mengapa kita harus mengalami semua ini ayah?? Mengapa kita tidak bisa hidup tenang seperti dulu??”
Ternyata Adrian belum pergi ke kamarnya, ia mengkhawatirkan Sera dan mendengar semua keluh kesahnya dari balik pintu kamar. Adrian merasa kasihan dengan Sera, gadis yang baru saja berusia 18 tahun sudah mengalami cobaan hidup yang berat. Esok paginya Sera terbangun di tempat tidurnya dengan kondisi masih memeluk foto dia dan Cevreza. Sera lagi-lagi teringat dengan Cevreza, Sera berusaha mengingatkankan dirinya sendiri bahwa ia harus kuat dan tegar..jika ia lemah maka ia akan dengan mudah disingkirkan oleh George dan Veli. Sera membuka pintu kamarnya dan kaget melihat Adrian yang tertidur di depan kamarnya, Adrian yang tadinya bersender di pintu kamar jadi terbangun karena Sera membuka pintu.
Sera: “Kakak kenapa tidur di depan pintu kamarku??”
Adrian: “Aku..aku ketiduran”
Sera: “Kok bisa ketiduran disini? Kan semalam kakak udah berjalan ke kamar kakak”
Adrian: “Sera maaf ya kalau semalam aku mendengar semua keluh kesahmu di balik pintu, aku jadi tidak bisa meninggalkanmu sendiri sampai akhirnya aku ketiduran di depan pintu kamarmu”
Sera: “Jadi kakak dengar semuanya?”
Adrian: “Iya, kamu sangat merindukan Komandan Cevreza..kamu yang kuat ya, aku akan bantu kamu untuk menemukan ayah dan ibumu”
Sera: “Terima kasih, sebaiknya kita sarapan dahulu”
Adrian: “Oke”
Saat sedang sarapan, Sera tiba-tiba mengejutkan Adrian dengan pertanyaannya.
Sera: “Bagaimana kalau kita ke Saratov?”
Adrian: “Untuk?”
Sera: “Kata kakek, paman George ditugaskan ke Saratov untuk mengontrol proyek pembangunan, ia disana selama 5 hari..siapa tahu kita mendapat petunjuk disana”
Adrian: “Saratov sangat jauh dari Moscow, kalau tidak salah jaraknya lebih dari 800 kilometer”
Sera: “Tidak masalah, kita naik pesawat saja kesana”
Adrian: “Tidak mungkin, aku tentunya harus membawa beberapa senjata untuk mengantisipasi situasi disana dan kita tidak akan lolos saat pemeriksaan”
Sera: “Benar juga, aku juga dikasih beberapa senjata..berarti harus pakai mobil dong”
Adrian: “Dan perjalanan itu akan memakan waktu seharian, kamu siap?”
Sera: “Demi orang tuaku tentu saja aku siap”
Adrian: “Sekarang sudah jam 10 pagi kalau jalan sekarang pasti kita sudah lewat tengah malam, mau jalan sekarang?”
Sera: “Iya tapi aku pamit dahulu dengan nenek dan kakek via telepon”
Adrian: "Oke"
*bersambung*
9/20/2018 03:50:00 PM
No comments
George turun ke bawah mendatangi Anne.
George: “Kau datang tanpa memberitahuku terlebih dahulu”
Anne: “Dimana perempuan itu??”
George: “Perempuan apa?”
Anne: “Ya perempuan simpanan kamu”
George: “Kamu ini bicara apa? Baru datang sudah marah-marah dan menuduh macam-macam”
Anne: “Sudahlah kamu jangan mengeles, aku tahu kalau selama ini kamu punya selingkuhan”
George: “Memangnya kamu punya bukti kalau aku berselingkuh?”
Anne: “Ada yang bilang padaku kalau kamu disini bersama perempuan itu”
George: “Siapa yang berkata seperti itu?? Aku tidak berselingkuh”
Anne: “Tidak penting siapa yang bilang”
Anne yang penasaran mengecek satu-persatu ruangan dalam Villa milik keluarga Rudolvsky di Saratov tersebut.
George: “Hentikan kecurigaanmu itu”
Anne: “Aku sudah cek semua ruangan tapi dia tidak ada, dimana dia sebenarnya?”
George: “Sudah aku bilang kan aku tidak berselingkuh”
Anne: “Kali ini aku tidak berhasil menemukannya, tapi nanti cepat atau lambat semuanya akan terbongkar”
George: “Kamu ini baru sekali dibilang ada selingkuhanku disini langsung percaya saja”
Anne: “Sekali? Ini sudah ketiga kalinya ada yang memberitahuku kalau kamu punya selingkuhan..yang pertama saat kau kunjungan ke cabang perusahaan di St. Petersburg, yang kedua di Seleznyovo, yang ketiga ya sekarang ini”
George: “Siapa sih yang berani berkata seperti itu padamu??”
Anne: “Yang pasti 3 orang yang berbeda, ini bukti foto kamu bersama seorang wanita di St. Petersburg..disitu terlihat kamu sedang merangkul seorang wanita, sayangnya posisi wanita itu membelakangi jadi aku tidak tahu wajah wanita itu”
George: “I..ini klienku, itu hanya sebagai tanda keakrabanku saja..kan kita harus akrab dengan klien”
Anne: “Alasan! Apa sih kelebihan dia daripada aku? Apa karena rambutnya yang hitam panjang bergelombang? Apakah dia lebih cantik? Atau dia lebih memberimu kenyamanan??”
George: “Sudahlah Anne, aku tidak ada hubungan lebih dengan wanita itu..kamu tidak tahu kan kalau tadi baru saja Veli meneleponku”
Anne: “Jangan mengalihkan pembicaraan”
George: “Tidak aku serius, tadi Veli meneleponku sambil menangis..pestanya berantakan karena ulah anaknya Cevreza”
Anne: “Anaknya Cevreza? Dia dirumah ayah? Bersama Reza?”
George: “Dia datang sendiri ke rumah ayah, katanya mencari ayah dan ibunya yang hilang..kalau menurtku itu modusnya saja karena ingin diakui cucu kandung”
Anne: “Masa anaknya Reza seperti itu? Lalu tadi maksudnya bagaimana dia membuat pesta Veli berantakan?”
George: “Dia berkata pada semua tamu kalau dia satu-satunya cucu kandung ayah, dan ibu juga berkata kalau Sera memang satu-satunya cucu kandung”
Anne: “Apa?? Kok bisa?”
George: “Aku pun baru tau belum lama ini kalau aku bukan anak kandung ayah dan ibu, dan Sera dengan lancangnya mengatakan hal itu ke banyak orang..bagaimana Veli tidak sedih?”
Anne: “Jadi Cevreza satu-satunya anak kandung ayah dan ibu?”
George: “Ya..dan setelah sekian lama diusir tiba-tiba puterinya datang dan mengacaukan semuanya”
Anne: “Mungkin ia merasa apa yang dialami ayahnya tidak adil, ayahnya anak kandung tapi diusir..sedangkan kamu anak angkat bisa tinggal bagaikan anak tunggal dirumah ayah”
George: “Itu sudah menjadi takdir Cevreza, ngomong-ngomong kau dari Paris langsung kesini?”
Anne: “Iya, liburanku bersama teman-teman sudah selesai..aku mendapat kabar kau bersama wanita lain di Saratov makanya aku langsung kesini”
George: “Itu fitnah sayang, sudahlah jangan dipikirkan lagi..lebih baik kau istirahat, pasti kamu cape sekali”
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, Sera dan Adrian masih mengobrol di ruang makan. Tak diduga listrik tetiba padam..seketika rumah dan halaman di rumah itu menjadi gelap gulita.
Adrian: “Rumah semewah ini masih bisa mati lampu?”
Sera: “Ya listrik kan tidak pilah pilih mau padam dirumah seperti apa”
Adrian: “Tapi semestinya ada genset kan dirumah ini”
Sera: “Harusnya, kenapa harus jam segini sih matinya”
Adrian yang selalu membawa senter kemana-mana langsung mengambil senter kecil kantong jasnya. Adrian penasaran apakah rumah lain mati listrik atau hanya rumah Dimitri.
Adrian: “Sera kita ke depan sebentar, kamu jangan jauh-jauh dari aku ya”
Sera: “I..iya”
Adrian memegang tangan Sera dengan erat dan berjalan perlahan ke depan rumah. Sera sedikit merasa deg-degan karena bergandengan tangan dengan Adrian, Sera berpikir mungkin Adrian hanya ingin berjaga-jaga saja jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu sampai di depan rumah, mereka melihat rumah di sekeliling tidak ada yang mati listrik. Adrian curiga kalau misalkan listrik jatuh karena beban pemakaian yang berlebihan itu tidak mungkin, pesta sudah berakhir 2 jam lalu..sound system semua telah dimatikan..lalu sebagian orang sedang tidak dirumah, semestinya beban pemakaian berkurang dari biasanya..lebih anehnya lagi genset tidak otomatis menyala. Adrian dan Sera pergi untuk mengecek breaker tiba-tiba ada bingkai foto yang jatuh dari atas tepat di hadapan mereka. Adrian menyorotkan senter ke arah bingkai tersebut, rupanya itu foto Sera dengan Cevreza.
*bersambung*
6/28/2018 11:06:00 AM
No comments
Viviane: “Hallo Veli kamu masih disitu?”
Veli mematikan teleponnya dan menatap ke arah Sera.
Veli: “Kau menang sekarang, puas?”
Veli lalu pergi meninggalkan pestanya dan masuk ke kamarnya. Karena yang punya acara pergi maka para tamu pun bubar dengan sendirinya dan masih berbisik-bisik soal status Veli yang ternyata bukan cucu kandung. Sera sebenarnya tidak ingin pesta berakhir dengan cara seperti ini, ia tidak bermaksud mengacaukan hanya saja ia sesalkan kenapa Veli segitu dengki dengannya hingga menyebut Sera sebagai pelayan..karena Veli semakin angkuh maka Sera tidak bisa tinggal diam, ia terpaksa membongkar status Veli di hadapan tamu. Jam menunjukkan pukul 9 malam, Adrian yang baru sampai halaman rumah Dimitri melihat banyak tamu yang pulang dengan ekspresi heran sambil berbisik. Adrian langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat Sera yang sedang melamun di kursi ruang tamu.
Adrian: “Pestanya sudah selesai?”
Sera: “Sebenarnya belum”
Adrian: “Lalu kenapa bubar?”
Sera: “Aku membongkar semuanya”
Adrian: “Membongkar apa?”
Sera: “Soal status Veli yang bukan cucu kandung karena paman George adalah anak angkat kakek dan nenek, aku berkata kalau aku cucu kandung satu-satunya karena ayahku satu-satunya anak kandung Pak Dimitri”
Adrian: “Jadi Pak Cevreza satu-satunya anak kandung Pak Dimitri?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Kenapa kamu membongkarnya di depan orang banyak?”
Sera: “Veli menyebutku pelayan di hadapan teman-temannya, bahkan tadi temannya sampai menyuruhku mengambil minuman, aku merasa aku ini cucu kandung..aku tidak terima, Veli yang tidak percaya menelepon nenek dan itu di loudspeaker..nenek berkata yang sejujurnya..para tamu mendengar faktanya dan Veli sangat malu lalu pergi ke kamarnya”
Adrian: “Salahnya dia juga menyebutmu pelayan”
Sera: “Mungkin itu pelampiasan rasa kesalnya tidak bisa menjadi pemenang, kesal karena tiba-tiba aku masuk ke rumah ini dan kesal karena tadi pagi kau bilang aku lebih cantik darinya”
Adrian: “Ya tapi tidak seperti itu juga harusnya, oh ya kamu sudah makan?”
Sera: “Belum, tadi itu aku turun ke bawah karena lapar eh malah jadi bertengkar dengan Veli dan membubarkan acara, aku jadi tidak nafsu makan”
Adrian: “Jangan begitu, nanti kamu sakit..aku minta pelayan menyiapkan makanan untukmu ya”
Sera: “Tapi kamu juga ikut makan”
Adrian: “Iya”
Adrian dan Sera makan malam bersama sembari membicarakan George.
Sera: “Soal paman George, menurutku kemungkinan besar paman George itu panik saat tahu hanya ayahku saja yang merupakan anak kandung, terlebih lagi kakek ingin ayah kembali pulang ke rumah kakek”
Adrian: “Hmm berarti motifnya ia takut kehadiran Pak Cevreza menjadi ancaman bagi dirinya dalam soal perusahaan, ia tidak ingin berbagi dan ingin semua kekayaan Pak Dimitri jatuh ke dirinya seorang”
Sera: “Bagaimana kakak bisa berpikir sejauh itu?”
Adrian: “Di Wina ada salah seorang agen yang melihat dirinya tengah berbicara dengan Richard sang kriminalis bayaran yang berbahaya, lalu tahu-tahu ada yang berusaha menyingkirkanmu dan berlanjut ingin menyingkirkan Pak Cevreza juga, ada agen lain yang melihat Richard terakhir di Seleznyovo yang dimana menjadi tempat Ibu Sovia menghilang”
Sera: “Kakak tahu banyak ya”
Adrian: “Pak Gavril sudah memberitahuku semuanya”
Sera: “Kalau benar demikian paman George serakah sekali ya, padahal ia hanya anak angkat namun ia ingin menguasai seluruhnya”
Adrian: “Mungkin karena ia merasa sudah lama tinggal di rumah ini bagaikan anak tunggal, ikut berkontribusi di perusahaan ayah angkatnya dan tiba-tiba Pak Dimitri ingin ayahmu yang merupakan anak kandung itu kembali ke rumah, ya meski aku tahu Pak Cevreza pasti tidak ingin menguasai semuanya sekalipun ia tahu ia anak kandung satu-satunya tapi Pak George sama sekali tidak ingin berbagi dengannya”
Sera: “Padahal status ayahku sebagai anak kandung semestinya lebih kuat dari paman George, tak adakah sedikitpun rasa tahu diri dalam dirinya hingga tidak malu ingin menguasai seluruhnya dengan menyingkirkan aku dan ayah?”
Adrian: “Nuraninya sudah terkikis karena keserakahan, kamu dan ayahmu benar-benar dalam bahaya yang cukup besar, terlebih lagi ia bekerja sama dengan orang seperti Richard”
Sera: “Dia sudah dibutakan oleh keserakahan”
Di kamarnya, Veli menangis terisak-isak mengetahui fakta yang ada. Ia masih belum bisa menerima kalau ia bukan cucu kandung, Veli kemudian menelepon George.
George: “Hallo sayang bagaimana pestanya? Hallo..kok kamu menangis? Ada apa?”
Veli: “Pestanya hancur berantakan”
George: “Bagaimana bisa?”
Veli: “Pe..perempuan itu…perempuan itu berkata pada semua tamu kalau dirinya satu-satunya cucu kandung sedangkan aku bukann”
George: “Siapa yang berani berkata seperti itu??”
Veli: “Ya siapa lagi..anaknya paman Cevreza”
George: “Seravina?? Memangnya dia ada disana??”
Veli: “Dari kemarin sore dia ada disini dan disuruh tinggal disini sama kakek dan nenek, bahkan ia hampir membuat kakek berlutut dihadapnnya karena kesalahan kakek mengusir paman Cevreza”
George: “Beraninya anak itu, dia datang sendiri atau sama siapa?”
Veli: “Dia datang sendiri, kalau aku tidak salah dengar ayah dan ibunya hilang makanya ia kemari. Tadi nenek juga bilang kalau ayah bukan anak kandung kakek dan nenek, mana aku loudspeaker jadinya tamu mendengar semua ucapan nenek…aku tidak punya muka lagi ayahhh”
George: “Anak itu benar-benar keterlaluan!”
Veli: “Jadi benar kan kalau kita bukan anak dan cucu kandung dirumah ini?”
George: “Benar, ayah sebenarnya juga tahu masalah ini belum lama karena kakek dan nenek menyembunyikannya selama berpuluh-puluh tahun. Tapi meski ayah bukan anak kandung, secara hukum ayah adalah anak kandung kedua Dimitri dan ayah juga sudah lama tinggal dirumah itu yakni 41 tahun, sedangkan Cevreza hanya 25 tahun..terlebih lagi kontribusi ayah di perusahaan Dimitri sudah cukup banyak, kita tidak kalah kuat dengan mereka..kita juga punya HAK dirumah itu”
Veli: “Tapi tetap saja kita tidak ada hubungan darah dengan mereka ayahhh”
George: “Biar saja, ayah akan berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkan hak kita..kamu tidak usah khawatir”
Veli: “Bagaimana kalau suatu hari nanti paman Cevreza menuntut haknya? Bukankah hak anak kandung itu jauh lebih kuat dari anak angkat? Bahkan aku pernah dengar di ajaran agama lain kalau anak angkat tidak berhak satu peser pun menerima warisan”
George: “Kamu jangan pesimis seperti itu, sudah..biar itu semua menjadi urusan ayah, kamu terima beres saja..fokus dengan pendidikanmu, jika anak Cevreza memperlakukan kamu secara semena-mena kamu harus melawannya..kamu harus tahu kalau kamu juga membawa nama ayah, kalau kamu diam saja saat disemena-menakan dia maka harga diri ayah juga ikut diinjak-injak olehnya”
Veli: “Iya..”
George sangat marah dengan apa yang diperbuat Seravina, pikirnya Sera segitu inginnya diakui sebagai satu-satunya cucu kandung Dimitri dan Viviane. Situasi ini membuat George semakin yakin untuk menyingkirkan Cevreza dan Seravina. Tiba-tiba ada pelayan yang mengetuk kamar George dan berkata bahwa Anne (istri George) baru saja tiba di Saratov.
*bersambung*
6/17/2018 11:39:00 PM
No comments
Mendengar ini Sera menyuruh Adrian agar kerumahnya dahulu, Sera berkata bahwa dirinya akan baik-baik saja karena ia tidak keluar rumah malam itu. Adrian khawatir pada Sera tapi karena Sera terus mendesaknya maka Adrian memutuskan untuk pulang dahulu ke rumahnya, Adrian berjanji kalau urusannya sudah selesai ia akan segera kembali. Jam menunjukkan pukul 7 malam, pesta Veli dan teman-temannya pun dimulai. Suasana pesta di rumah itu ramai sekali ditambah dengan musik disko yang suaranya terdengar hingga ke kamar Sera, Sera risih dengan situasi ini tapi tidak mungkin menyuruh Veli menghentikan pestanya. Karena lapar, Sera akhirnya turun ke bawah dan mau tidak mau melewati tempat diadakannya pesta. Tiba-tiba saja ada beberapa teman Veli yang memanggil Sera.
Teman 1: “Hey tolong ambilkan wine buat saya”
Teman 2: “Kalau saya coca cola”
Teman 3: “Ambilkan aku segelas anggur”
Sera: “Ambilkan? Maksudnya?”
Teman 2: “Ya kata Veli kamu itu pelayan disini jadi tugasnya melayani tamu dong”
Sera: “Aku bukan pelayan! Kalau kalian mau minum ambil saja sendiri”
Teman 1: “Sombong sekali pelayan ini, kalau kamu tidak mau melayani kami akan aku adukan pada Veli”
Sera: “Adukan saja, memang aku bukan pelayan kok, aku cucu Bapak Dimitri Rudolvsky”
Teman 3: “Cucu?? Cucu Pak Dimitri cuma Veli loh, eh ini pelayan mengaku sebagai cucunya hahaha”
Teman 2: “Hey pelayan, mengkhayal boleh-boleh saja tapi jangan sampai mengaku-ngaku seperti ini”
Sera: “Aku puteri kandung Cevreza Rudolvsky, putera pertama Bapak Dimitri..kalau kalian tidak percaya terserah yang pasti aku bukan pelayan!”
Sera langsung pergi meninggalkan teman-teman Veli dan mematikan musik disko yang sedang dinyalakan. Melihat itu Veli langsung memarahi Sera.
Veli: “Siapa yang menyuruhmu mematikan itu?”
Sera: “Apa maksudmu mengatakan pada teman-temanmu kalau aku adalah pelayan?”
Veli: “Terus mau dibilang apa? Tuan Rumah?”
Sera: “Aku ini anak dari kakak ayahmu Veli!”
Veli: *menoleh ke hadapan teman-temannya* “Apakah kalian percaya dengan ucapannya?”
Teman-teman: “Tidaakkk”
Veli: “Dari dulu hingga sekarang hanya aku cucu dirumah ini, hanya aku yang diakui..kamu lebih pantas menjadi pelayan”
Sera: “Kamu jangan asal bicara! Faktanya..akulah satu-satunya cucu kandung kakek dan nenek”
Veli: “Makin lama makin ngaco ya omonganmu, mungkin wajahmu perlu dicuci biar tidak ngaco lagi”
Veli kemudian melempar air minumannya ke wajah Sera. Seluruh teman-teman Veli mentertawakan Sera, termasuk Veli. Tak sampai disitu mereka juga meledek kalau Sera sakit jiwa karena mengaku sebagai cucu kandung satu-satunya, padahal memang itu faktanya. Sera yang tidak terima dipermalukan oleh Veli membalas dengan mengambil paksa gelas milik tamu lain lalu melempar airnya ke wajah Veli.
Veli: “Beraninya kau”
Sera: “Harusnya kamu berpikir panjang dahulu sebelum bertindak agar kamu tidak malu sendiri nantinya”
Veli: “Oh yaa???”
Veli menelepon Viviane dan mengadukan apa yang diperbuat Sera, Veli juga menloudspeaker suara teleponnya agar para tamu mendengar.
Veli: “Hallo nenek”
Viviane: “Iya Veli ada apa?”
Veli: “Sera mengacaukan pestaku!”
Viviane: “Mengacaukan bagaimana?”
Veli: “Dia mengaku-ngaku ke semua orang kalau dia satu-satunya cucu kandung kakek dan nenek, padahal selama ini kan hanya aku, hanya aku cucu yang diakui selama ini”
Viviane: “Maaf sebelumnya Veli, nenek sudah bilang kalau Sera itu cucu kami karena dia anak kandung pamanmu Cevreza, namun nenek belum bilang kalau sebenarnya ayahmu anak angkat kami..anak kandung kami hanya Cevreza dan otomatis cucu kandung kami memang hanya Sera, nenek dan kakek belum bicara padamu karena masih khawatir kamu tidak akan bisa menerima semua ini tapi kami tidak menyangka kalau Sera yang pada akhirnya yang mengatakan sendiri padamu”
Veli: “Tidak..itu tidak mungkin!”
Viviane: “Tapi memang kenyataannya demikian sayang”
Veli terdiam dan sangat shock mendengar pernyataan neneknya. Ia sangat malu dengan para tamu karena tadi ia begitu angkuh serasa satu-satunya cucu kandung, terlebih lagi ia juga berkata pada teman-temannya kalau Sera adalah pelayan padahal Sera adalah cucu kandung Dimitri yang statusnya jauh lebih kuat ketimbang dirinya yang hanya anak dari anak angkat. Teman-teman Veli juga keheranan dan saling berbisik-bisik.
*bersambung*
6/08/2018 07:49:00 PM
No comments
Sera: “Veli apa-apaan sih”
Adrian: “Sera”
Veli: “Hah??”
Adrian: “Iya..Sera yang paling cantik…tapi cantik itu kan relatif jadi pasti ada pria lain yang berpikir kalau Nona Veli yang lebih cantik dari Sera”
Sera terkejut mendengar pernyataan Adrian.
Veli: “Apa kau tidak memiliki selera yang bagus sampai kau bilang Sera yang lebih cantik dariku??”
Adrian: “Maaf Nona yang saya lihat disini bukan hanya soal cantik fisik saja tapi kecantikan dari hati juga”
Veli kesal dan langsung pergi ke kamarnya.
Sera: “Dia kesal sekali”
Adrian: “Lambat laun ia akan bisa menerima kekalahannya dan bersikap lebih bijak lagi”
Sera: “Kak tadi kakak bilang aku yang lebih cantik?”
Adrian: “Kalau cantik dari hati iyalah kamu yang lebih unggul”
Sera: “Kalau cantik fisik?”
Adrian: “Veli”
Sera: “Ohh”
Adrian: “Tapi bohong”
Sera: “Ya ampun kakak yang benar siapa jadinya?”
Adrian: “Memangnya kamu ingin tahu sekali?”
Sera: “IYA”
Adrian: “Kamu yang lebih cantik secara fisik”
Sera: “Ehhh serius?”
Adrian: “Serius, ah sudahlah tidak penting siapa yang lebih cantik..saya disini untuk menjaga kamu bukan untuk menentukan siapa yang paling cantik”
Sera: “Iya iyaa”
Adrian: “Wajah kamu ada kemiripan dengan Pak Cevreza”
Sera: “Beberapa orang memang bilang aku mirip ayah ketimbang ibu mulai dari hidungnya, alisnya, warna matanya, warna rambutnya kecuali bibir..bibirku mirip ibu”
Adrian: “Iya benar..hidungmu mancung, alis tebal, warna mata hijau, warna rambut hitam kecoklatan..persis Pak Cevreza, kalau bibir memang berbeda..ada satu lagi kemiripan kamu dan Pak Reza, postur badan kamu cukup tinggi untuk ukuran gadis usia 18”
Sera: “Oh iya, bahkan aku kini lebih tinggi 8 cm dari ibu”
Adrian: “Banyak juga yang kamu warisi dari Pak Reza”
Sera: “Yang pasti kecerobohanku bukan warisan darinya hahaha”
Adrian: “Baru bertemu aku juga langsung tahu kalau kamu agak ceroboh karena terpleset dari pohon, tapi semestinya kamu jangan naik pohon dulu kan masih turun salju”
Sera: “Apel itu memang menggiurkan”
Adrian: “Pak Cevreza itu orangnya teliti dan selalu waspada, aku harap kamu mewarisi sekian persen setidaknya untuk menjaga diri kamu sendiri”
Sera: “Aku akan berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitianku, ah seandainya aku bisa memiliki pasangan seperti ayah”
Adrian: “Memangnya kamu belum memiliki kekasih?”
Sera: “Belum, bahkan aku belum pernah memiliki kekasih”
Adrian: “Masa tidak ada yang tertarik denganmu?”
Sera: “Kalau yang tertarik banyak dulu saat aku masih sekolah, sayangnya belum ada yang menarik bagiku”
Adrian: “Kriteria pasanganmu harus seperti Pak Cevreza?”
Sera: “Yaa tidak harus 100% juga karena tidak akan ada yang mungkin bisa menyamai ayahku 100%, paling tidak 60 hingga 70% nya..aku menginginkan pasangan yang dewasa, romantis, penyayang, gentlemen, bertanggung jawab, pintar, pekerja keras, pemberani, dan lihai dalam bela diri..kalau kebetulan tampan ya itu aku anggap bonus hehe”
Adrian: “Itu semua ada pada diri ayahmu”
Sera: “Makanya itu, ah benar-benar kriteria semua wanita, ibuku beruntung sekali bisa menikah dengan ayah”
Adrian: “Semoga kamu bisa mendapatkan pasangan sesuai yang kamu mau”
Sera: “Amin, ngomong-ngomong kakak sudah berapa lama menjadi seorang agen inteligen?”
Adrian: “Hampir 2 tahun, saat awal-awal aku langsung ditempatkan dibawah ayahmu, beliau baik sekali..meski ia seorang atasan ia memperlakukan bawahannya seperti temannya sendiri. Beliau adalah panutanku, ia sabar mengajariku berbagai hal mulai harus berkelahi seperti apa, memegang senjata seperti apa, mengemudikan kendaraan seperti apa dan lain sebagainya”
Sera: “Tapi waktu pertama masuk itu bukannya kakak sudah bisa bela diri dan mengemudi?”
Adrian: “Ya sudah tapi untuk menjadi seorang agen tidak bisa mengandalkan kemampuan bela diri dan mengemudi yang biasa saja, berkelahi melawan penjahat biasa dengan penjahat kelas kakap itu perbedaannya cukup signifikan loh. Dan perlu kemahiran mengemudi yang tinggi saat mengejar ataupun dikejar penjahat lihai seperti Richard”
Sera: “Ayah pernah bilang kalau Richard itu kemungkinan bekerja sama dengan paman George untuk menyingkirkan aku dan ayah”
Adrian: “Ya aku sudah dengar itu dari Pak Gavril, paman George ayahnya Veli kan?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Aku penasaran sebenarnya dimana Pak Cevreza sekarang, apakah masih mencari Ibu Sovia atau tertangkap oleh Richard”
Sera: “Masalahnya baik ayah maupun ibu belum ada yang mengabariku hingga sekarang, aku cemas sekali”
Adrian: “Aku kalau jadi kamu juga pasti cemas, orang tua yang sangat kita sayang tidak jelas berada dimana”
Sera: “Tadi pagi nenek dan kakek pergi karena ada undangan pernikahan anak teman mereka, siangnya mereka keluar kota ada acara makan bersama klien perusahaan kakek, karena cukup jauh mereka bilang kemungkinan mau menginap dan pulang esok hari”
Adrian: “Kamu tidak ikut?”
Sera: “Tidak, lagipula kakak mau kemari kan makanya aku tidak pergi”
Adrian: “Ya ampun kamu sampai segitunya”
Sera: “Aku belum berminat keluar juga karena masih kepikiran soal orang tuaku, mana nanti malam Veli mengadakan pesta bersama teman-teman sekolahnya pula”
Adrian: “Dalam rangka apa?”
Sera: “Hanya untuk bersenang-senang saja”
Adrian: “Kirain acara ulang tahun atau apa”
Sore harinya Adrian mendapat telepon dari ibunya untuk pulang ke rumahnya karena ibunya ada perlu, Adrian menjadi dilema karena ditugaskan menjaga Sera tapi ibunya butuh bantuannya.
Adrian: “Sera”
Veli: “Hah??”
Adrian: “Iya..Sera yang paling cantik…tapi cantik itu kan relatif jadi pasti ada pria lain yang berpikir kalau Nona Veli yang lebih cantik dari Sera”
Sera terkejut mendengar pernyataan Adrian.
Veli: “Apa kau tidak memiliki selera yang bagus sampai kau bilang Sera yang lebih cantik dariku??”
Adrian: “Maaf Nona yang saya lihat disini bukan hanya soal cantik fisik saja tapi kecantikan dari hati juga”
Veli kesal dan langsung pergi ke kamarnya.
Sera: “Dia kesal sekali”
Adrian: “Lambat laun ia akan bisa menerima kekalahannya dan bersikap lebih bijak lagi”
Sera: “Kak tadi kakak bilang aku yang lebih cantik?”
Adrian: “Kalau cantik dari hati iyalah kamu yang lebih unggul”
Sera: “Kalau cantik fisik?”
Adrian: “Veli”
Sera: “Ohh”
Adrian: “Tapi bohong”
Sera: “Ya ampun kakak yang benar siapa jadinya?”
Adrian: “Memangnya kamu ingin tahu sekali?”
Sera: “IYA”
Adrian: “Kamu yang lebih cantik secara fisik”
Sera: “Ehhh serius?”
Adrian: “Serius, ah sudahlah tidak penting siapa yang lebih cantik..saya disini untuk menjaga kamu bukan untuk menentukan siapa yang paling cantik”
Sera: “Iya iyaa”
Adrian: “Wajah kamu ada kemiripan dengan Pak Cevreza”
Sera: “Beberapa orang memang bilang aku mirip ayah ketimbang ibu mulai dari hidungnya, alisnya, warna matanya, warna rambutnya kecuali bibir..bibirku mirip ibu”
Adrian: “Iya benar..hidungmu mancung, alis tebal, warna mata hijau, warna rambut hitam kecoklatan..persis Pak Cevreza, kalau bibir memang berbeda..ada satu lagi kemiripan kamu dan Pak Reza, postur badan kamu cukup tinggi untuk ukuran gadis usia 18”
Sera: “Oh iya, bahkan aku kini lebih tinggi 8 cm dari ibu”
Adrian: “Banyak juga yang kamu warisi dari Pak Reza”
Sera: “Yang pasti kecerobohanku bukan warisan darinya hahaha”
Adrian: “Baru bertemu aku juga langsung tahu kalau kamu agak ceroboh karena terpleset dari pohon, tapi semestinya kamu jangan naik pohon dulu kan masih turun salju”
Sera: “Apel itu memang menggiurkan”
Adrian: “Pak Cevreza itu orangnya teliti dan selalu waspada, aku harap kamu mewarisi sekian persen setidaknya untuk menjaga diri kamu sendiri”
Sera: “Aku akan berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitianku, ah seandainya aku bisa memiliki pasangan seperti ayah”
Adrian: “Memangnya kamu belum memiliki kekasih?”
Sera: “Belum, bahkan aku belum pernah memiliki kekasih”
Adrian: “Masa tidak ada yang tertarik denganmu?”
Sera: “Kalau yang tertarik banyak dulu saat aku masih sekolah, sayangnya belum ada yang menarik bagiku”
Adrian: “Kriteria pasanganmu harus seperti Pak Cevreza?”
Sera: “Yaa tidak harus 100% juga karena tidak akan ada yang mungkin bisa menyamai ayahku 100%, paling tidak 60 hingga 70% nya..aku menginginkan pasangan yang dewasa, romantis, penyayang, gentlemen, bertanggung jawab, pintar, pekerja keras, pemberani, dan lihai dalam bela diri..kalau kebetulan tampan ya itu aku anggap bonus hehe”
Adrian: “Itu semua ada pada diri ayahmu”
Sera: “Makanya itu, ah benar-benar kriteria semua wanita, ibuku beruntung sekali bisa menikah dengan ayah”
Adrian: “Semoga kamu bisa mendapatkan pasangan sesuai yang kamu mau”
Sera: “Amin, ngomong-ngomong kakak sudah berapa lama menjadi seorang agen inteligen?”
Adrian: “Hampir 2 tahun, saat awal-awal aku langsung ditempatkan dibawah ayahmu, beliau baik sekali..meski ia seorang atasan ia memperlakukan bawahannya seperti temannya sendiri. Beliau adalah panutanku, ia sabar mengajariku berbagai hal mulai harus berkelahi seperti apa, memegang senjata seperti apa, mengemudikan kendaraan seperti apa dan lain sebagainya”
Sera: “Tapi waktu pertama masuk itu bukannya kakak sudah bisa bela diri dan mengemudi?”
Adrian: “Ya sudah tapi untuk menjadi seorang agen tidak bisa mengandalkan kemampuan bela diri dan mengemudi yang biasa saja, berkelahi melawan penjahat biasa dengan penjahat kelas kakap itu perbedaannya cukup signifikan loh. Dan perlu kemahiran mengemudi yang tinggi saat mengejar ataupun dikejar penjahat lihai seperti Richard”
Sera: “Ayah pernah bilang kalau Richard itu kemungkinan bekerja sama dengan paman George untuk menyingkirkan aku dan ayah”
Adrian: “Ya aku sudah dengar itu dari Pak Gavril, paman George ayahnya Veli kan?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Aku penasaran sebenarnya dimana Pak Cevreza sekarang, apakah masih mencari Ibu Sovia atau tertangkap oleh Richard”
Sera: “Masalahnya baik ayah maupun ibu belum ada yang mengabariku hingga sekarang, aku cemas sekali”
Adrian: “Aku kalau jadi kamu juga pasti cemas, orang tua yang sangat kita sayang tidak jelas berada dimana”
Sera: “Tadi pagi nenek dan kakek pergi karena ada undangan pernikahan anak teman mereka, siangnya mereka keluar kota ada acara makan bersama klien perusahaan kakek, karena cukup jauh mereka bilang kemungkinan mau menginap dan pulang esok hari”
Adrian: “Kamu tidak ikut?”
Sera: “Tidak, lagipula kakak mau kemari kan makanya aku tidak pergi”
Adrian: “Ya ampun kamu sampai segitunya”
Sera: “Aku belum berminat keluar juga karena masih kepikiran soal orang tuaku, mana nanti malam Veli mengadakan pesta bersama teman-teman sekolahnya pula”
Adrian: “Dalam rangka apa?”
Sera: “Hanya untuk bersenang-senang saja”
Adrian: “Kirain acara ulang tahun atau apa”
Sore harinya Adrian mendapat telepon dari ibunya untuk pulang ke rumahnya karena ibunya ada perlu, Adrian menjadi dilema karena ditugaskan menjaga Sera tapi ibunya butuh bantuannya.
*bersambung*
6/01/2018 06:05:00 AM
No comments
Sera terjatuh dari pohon tapi berhasil ditangkap oleh Adrian, ini kedua kalinya Sera diselamatkan saat terjatuh dari atas. Sera lagi-lagi berada di gendongan seorang pria, pria yang tentunya berbeda dengan ninja yang dahulu menolongnya. Sera terdiam teringat dengan peristiwa tersebut.
Adrian: “Hey kok bengong?”
Sera: “Aku teringat kejadian di Wina saat ada orang yang mencoba membunuhku lalu aku terjatuh dari lantai 2 dan ditangkap oleh seorang ninja putih seperti sekarang ini”
Adrian: “Pak Gavril memang bilang pada saya kalau ada yang berusaha membunuh Nona dan Pak Cevreza di Wina bulan lalu”
Sera: “Maaf aku baru sadar kalau kau orang yang diutus oleh Pak Gavril tapi sebelumnya bisa turunkan aku?”
Adrian: “Oh iya saya sampai lupa maaf ya”
Sera: “Tidak apa-apa justru aku harusnya berterima kasih karena kalau tidak ada kamu pasti aku sudah memar-memar karena terjatuh”
Adrian: “Nama saya Adrianovska Leonid, Nona bisa panggil saya Adrian”
Sera: “Aku Seravina Cevreza biasa dipanggil Sera, kau sudah tiba daritadi?”
Adrian: “Sekitar 5 menit yang lalu, itu mobilku..saya sengaja tidak langsung menghampiri karena saya penasaran dengan apa yang Nona lakukan”
Sera: “Saking asyiknya aku dengan pohon ini sampai aku tidak sadar ada tamu”
Adrian: “Buah apelnya banyak juga, apakah barusan Nona terjatuh karena mengambil buah ini?”
Sera: “Benar sekali, berhubung yang sudah matang berada di atas maka dari itu aku memanjat pohon ini”
Adrian: “Ya ampun anak gadis kok memanjat pohon”
Sera: “Hahaha habisnya aku ingin sekali mencicipinya, nah ini buahnya yang tadi berhasil aku petik, kita makan berdua ya”
Adrian: “Buat Nona saja”
Sera: “Sudahlah jangan malu-malu, ayo kita masuk ke dalam rumah dan makan buahnya”
Sera dan Adrian kini berada di ruang tamu.
Sera: “Ini buahnya sudah aku potong-potong, dimakan ya”
Adrian: “Terima kasih Nona”
Pelayan: “Nona dan Tuan mau minum apa?”
Sera: “Aku cokelat panas, kalau kamu apa Adrian?”
Adrian: “Saya sama”
Pelayan: “Baik akan segera saya buatkan”
Sera: “Kamu suka juga dengan cokelat panas?”
Adrian: “Iya, apalagi di cuaca yang tengah dingin seperti ini”
Sera: “Aku punya pertanyaan”
Adrian: “Apa itu?”
Sera: “Berapa usiamu sekarang”
Adrian: “Usiaku 25 tahun, kalau Nona 18 kan?”
Sera: “Iya, usia kita sekarang sama dengan usia saat ayah dan ibuku saat menikah dulu”
Adrian: “Masa?”
Sera: “Iya, ibu usia 18 dan ayah usia 25 tahun saat menikah, perbedaan usia mereka juga 7 tahun seperti kita”
Adrian: “Kebetulan sekali kalau begitu”
Sera: “Aku punya permintaan dan kuharap kamu mau mengabulkannya”
Adrian: “Nona ini seperti meminta pada jin lampu ajaib saja”
Sera: “Haha tidak ini serius, aku tidak biasa dipanggil Nona oleh orang yang lebih tua dariku apalagi bila orang tersebut akan terus berada di dekatku kedepannya, bisa kan kalau kamu memanggilku Sera saja? Biar lebih akrab juga”
Adrian: “Tapi masa aku memanggil puteri dari atasanku dengan menyebut nama saja?”
Sera: “Ya tidak apa-apa kan aku sendiri yang meminta, please?”
Adrian: “Baiklah Nona ehh Sera”
Sera: “Nah gitu dong kakak Adrian”
Adrian: “Kakak?”
Sera: “Iya kakak, kan kakak lebih tua 7 tahun dariku, tidak sopan kan kalau aku panggil nama saja?”
Adrian: “Terserah anda saja”
Sera: “Enak ya buahnya”
Adrian: “Iya”
Pelayan: “Ini cokelat panasnya”
Sera & Adrian: “Terima kasih”
Veli keluar dari pintu kamarnya, dari lantai 2 ia melihat Sera tengah bersama seorang pria. Veli bergumam baru 2 hari Sera disini sudah membawa pria saja, dasar genit.
Sera: “Silahkan diminum cokelatnya”
Adrian: “Iya, saya dengar anda memenangkan kontes Nona Sekolah 2016 kemarin ya?”
Veli: *tiba-tiba menghampiri Adrian & Sera* “Itu hanya keberuntungan saja”
Sera: “Veli..”
Veli: “Perkenalkan, aku Velikaya Rudolvski puteri dari George Rudolvsky, adik Paman Cevreza”
Adrian: “Saya Adrianovska Leonid, maaf apa maksud Nona tadi berkata kalau Sera menang karena keberuntungan?”
Veli: “Semestinya aku yang memenangkan kontes itu tapi mungkin karena kasihan atau apalah ya jadinya perempuan ini yang dimenangkan dan aku hanya menjadi runner up 1”
Sera: “Veli cukup!”
Veli: “Loh kenapa? Memang aku lebih cantik kan jadi seharusnya aku yang menang”
Sera: “Kamu seharusnya bisa berlapang dada dan menerima keputusan dari juri”
Adrian: “Maaf Nona aku tidak bermaksud menggurui tapi alangkah baiknya Nona bersyukur bisa menjadi runner up 1, tidak banyak yang bisa di posisi Nona”
Veli: “Begini saja, kamu kan seorang pria..aku tanya padamu siapa yang paling cantik di antara aku dan Sera?”
Adrian: “Hmm..kalian berdua sama-sama cantik”
Veli: “Ya ya ya, tapi tentu ada yang lebih cantik di antara kami, siapa?”
*bersambung*
5/25/2018 12:40:00 AM
No comments
George: “Awalnya aku tidak tahu kalau Sera ikut kontes itu juga, aku baru sadar saat tersisa 10 kontestan ada nama Seravina Cevreza..memang bisa saja itu Cevreza yang lain tapi setahuku nama Cevreza itu jarang, apalagi daerah asal anak itu dari St. Petersburg. Parahnya, anakku hanya dinobatkan sebagai runner up 1 sedangkan anak Cevreza yang menjadi pemenang…padahal anakku kan lebih cantik, lebih muda, dan memiliki rambut pirang.”
Richard: “Aku beberapa waktu lalu sempat menonton persaingan sengit itu di youtube karena aku penasaran dengan kemampuan anak-anak kalian, putrimu memang cantik dan terlihat dewasa dandanannya namun di sesi tanya jawab Sera lebih unggul, jawabannya sangat bagus dan terlihat kalau dia memiliki wawasan yang luas. Dengan dandanan yang dewasa, Veli terlihat lebih tua dari Sera meski aslinya Sera yang lebih tua..bisa dibilang kurang pas dengan usianya yang kala itu masih 15 tahun sedangkan itu ajang anak sekolah”
George: “Veli menyukai dandanan seperti itu karena dia merasa lebih cantik dengan make up yang maksimal, dia merasa kurang percaya diri jika tampil dengan make up natural dalam ajang tersebut”
Richard: “Loh kenapa kita jadi bahas make up?”
George: “Ya Tuhan memangnya kita pria macam apa?”
Richard: “Lagian kau dan Reza punya anak sama-sama perempuan, kayak aku dong anak laki-laki semua..lebih kuat dan bisa diandalkan”
George: “Memangnya aku bisa memilih?”
Richard: “Jangan-jangan kau dan kakakmu kurang makan daging”
George: “Apa hubungannya?”
Richard: “Katanya kalau ingin punya anak laki-laki maka pria harus banyak makan daging”
George: “Dahulu aku dan Cevreza sering makan daging tapi anak kami perempuan”
Richard: “Berarti kalian kurang beruntung”
Di Moscow, Dimitri dan Sera tengah membicarakan hal yang serius.
Sera: “Jadi..paman George bukan anak kandung kakek dan nenek?”
Dimitri: “Iya..sudah terlalu lama kami berdua menyimpan rahasia ini rapat-rapat. Dahulu setelah 5 tahun aku dan Viviane menikah akhirnya nenekmu mengandung Cevreza..ayahmu adalah anak yang kami tunggu-tunggu selama itu. Sekitar 2 tahun setelah Reza lahir, kami tidak sengaja bertemu dengan teman sekolah Viviane yang bernama Nova yang sedang menggendong bayi di jalan. Viviane menyapa Nova, Nova bercerita bahwa dia baru saja melahirkan. Nova bingung karena dia hidup sebatang kara, kekasihnya tidak bertanggung jawab dan pergi entah kemana sedangkan Nova tidak mampu membiayai dan merawat bayinya, maka dari itu Nova menawarkan apakah kami mau merawat bayinya. Awalnya aku menolak karena aku pikir sudah ada Cevreza, tapi Viviane berkata bahwa peluang dirinya untuk hamil lagi cukup sulit. Viviane menerima bayi itu dan memberi nama George, selama bertahun-tahun Cevreza dan George bagaikan kakak dan adik, mereka tidak saling tahu kalau mereka sebenarnya tidak sedarah.”
Sera: “Berarti ayahku tidak tahu kalau sebenarnya beliau satu-satunya anak kandung kakek?”
Dimitri: “Benar, dahulu karena terlalu kecewa aku mengusir anak kandungku sendiri dari rumah ini..beberapa tahun setelahnya mulai timbul rasa bersalah, semakin lama rasa bersalahku pada Reza semakin besar karena sangat tidak adil rasanya anak angkat bisa hidup enak dengan segala fasilitas yang ada sedangkan anak kandung malah diusir dan harus memulai segalanya dari nol”
Sera: “Memang tidak adil, entah apa yang ayah rasakan kalau ia tahu”
Dimitri: “Sekali lagi maafkan kakek ya Sera atas segala yang kakek perbuat pada ayahmu”
Sera: “I..iya”
Di markas besar agen Rusia, Pak Gavril mengumumkan di hadapan para agen bahwa dirinya akan mengutus seseorang dari anak buah Cevreza untuk menjaga putrinya yang bernama Seravina, semua agen deg-deg an mengenai siapa yang akan dipilih untuk menjaga Sera. Ada agen yang berbisik-bisik ingin sekali terpilih karena Sera itu cantik, lain halnya dengan agen lain yang bernama Adrian..ia terlihat cuek tidak begitu memikirkan putri dari atasannya itu cantik atau tidak, lagipula Adrian belum tahu seperti apa Seravina karena ia baru saja tiba di markas setelah menyelesaikan sebuah misi di bandara Sheremetyevo. Gavril memutuskan untuk memilih Adrian, Adrian tetap terlihat datar saat tahu dirinya yang terpilih. Gavril bertanya apakah Adrian siap dengan tugas ini lalu Adrian menjawab kalau ia siap melaksanakan tugasnya dan akan berusaha sekuat tenaganya untuk menjaga Sera. Agen-agen lain iri dan berkata pada Adrian bahwa ia beruntung bisa terpilih menjaga seorang gadis cantik yang imut, Adrian menegaskan kalau ia tidak perduli dengan kecantikan putri Cevreza.
Setelah perbincangannya dengan Dimitri, Sera masuk ke kamar yang telah disediakan oleh Viviane. Kamar yang berada di lantai 2 itu sangat besar, selama ini Sera memang ingin memiliki kamar yang sangat besar hanya saja Cevreza belum sempat merenovasi kamar Sera agar lebih besar lagi. Sambil tiduran, Sera merenungkan ucapan kakeknya tadi. Sera berpikir bahwa posisi ayahnya sebagai anak kandung yang semestinya lebih kuat malah tergantikan oleh anak angkat, tapi ia juga berpikir mungkin memang takdirnya demikian hanya saja yang masih mengganjal soal kemungkinan George yang terlibat dalam hilangnya Sovia dan percobaan pembunuhan pada Sera, bahkan hingga kini Cevreza juga belum ada kabarnya. Sera bersumpah jika benar George ingin menyingkirkan ayahnya dan dirinya maka Sera tidak akan tinggal diam. Sera mendapat chat whatsapp dari Pak Gavril yang menanyakan bagaimana kabarnya, Sera membalas chat tersebut dan menyatakan bahwa dirinya baik-baik saja namun belum menemukan petunjuk mengenai keberadaan orang tuanya, Pak Gavril lalu membalas kalau ia telah mengutus salah seorang anak buah Cevreza untuk membantu dan menjaga Sera dari ancaman yang bisa muncul kapan saja..Gavril juga memberi foto orang tersebut. Sera berterima kasih kepada Pak Gavril, Gavril menuturkan bahwa ayah Sera selama ini telah bertugas selama 8 tahun dengan sangat baik..maka dari itu Gavril juga akan memberikan yang terbaik pada Cevreza dengan mengutus seorang agen untuk menjaga “harta” terindah Cevreza yaitu Seravina.
Keesokkan harinya Sera yang tengah berkeliling di halaman melihat pohon apel moskovskoe zimnee (apel moscow musim dingin) yang tengah berbuah, Sera tak menyangka bisa menemukan pohon tersebut di rumah kakeknya. Sebenarnya banyak buah yang sudah bisa diraih tanpa harus memanjat, namun untuk mendapatkan buah yang benar-benar matang Sera harus memanjat ke bagian atas pohon. Karena sangat ingin mencicipi buah tersebut, Sera nekat memanjat ke atas pohon. Sera berhasil meraih buah yang diincarnya namun saat mencoba turun ia terpleset karena dahan yang basah karena terkena salju semalam.
*bersambung*
5/18/2018 11:28:00 PM
No comments
Richard: “Memangnya apa hubungannya dengan Sovia?”
George: “4 tahun setelah peristiwa di club itu kira-kira Februari 1998, aku dan Cevreza disuruh oleh ayah untuk ke St. Petersburg membantu proyek cabang perusahaan ayah yang ada disana. Disaat senggang aku berjalan-jalan dan melewati sebuah panti asuhan, disitu ada Sovia yang tengah bermain bersama anak-anak panti. Pertama kali aku melihat Sovia kesan pertamaku adalah ia gadis yang cantik natural, tanpa polesan make up dia sudah cantik, aku langsung tertarik dengannya. Karena aku penasaran maka aku masuk ke dalam panti asuhan itu dan mengajaknya berkenalan, responnya cukup baik..aku bertanya sedang apa ia di panti asuhan tersebut, ia menjawab kalau dia tinggal di panti asuhan itu. Ia dahulu pernah diadopsi oleh orang lain saat usia 9 tahun namun karena hanya dijadikan pembantu dan tidak disayang selayaknya seorang anak maka ia memilih kabur dan kembali ke panti, saat usia 13 tahun ada lagi yang ingin mengadopsinya tapi Sovia trauma dan menolak diadopsi.. Sovia memilih tetap tinggal di panti sampai dewasa. Kami berbincang-bincang hingga sore, sebelum pulang aku berkata bahwa agar besok ketemuan di dekat pantai agar bisa mengobrol sambil melihat pemandangan pantai, Sovia mengiyakan. Esoknya aku berjalan ke arah pantai, dari kejauhan aku mendengar suara teriakan Sovia..kemudian aku melihat Sovia tengah diganggu oleh 2 orang pria. Salah seorang pria membekap mulut Sovia agar tidak bisa berteriak”
Richard: “Lalu apa yang kau lakukan?”
George: “Aku bingung, aku ingin membantu tapi aku tidak berani melawan 2 orang itu..aku terdiam. Sovia dipaksa masuk ke dalam mobil, Sovia melawan dengan menginjak kaki orang yang membekapnya dan menendang orang yang satunya lagi kemudian Sovia kabur. Kedua penjahat itu mengambil tali dan kain di mobil lalu mengejar Sovia. Sovia berlari sambil berteriak minta tolong, teriakkan Sovia rupanya terdengar oleh Cevreza yang kebetulan juga sedang berjalan-jalan dekat pantai. Dalam pengejaran, Sovia tertangkap.. Sovia mencoba melawan namun tidak bisa, ia diikat ditempat dan mulutnya ditutup kain. Sovia diseret paksa oleh mereka dan kau tahu apa yang berikutnya terjadi??
Richard: “Apa?”
George: “Lagi-lagi Cevreza yang sok pahlawan mendadak muncul, Cevreza meminta agar mereka melepaskan Sovia. Tentu saja penjahat itu tidak mau, akhirnya salah satu dari mereka berkelahi dengan Reza sedangkan yang satunya lagi memegangi Sovia. Perkelahian itu dimenangkan oleh Reza, pria yang tadi memegangi Sovia ikut melawan Cevreza tapi kalah juga. Cevreza menghampiri Sovia lalu membuka ikatan dan penutup mulutnya, Sovia menangis dan refleks memeluk Reza. Aku benar-benar kesal melihat semua ini”
Richard: “Wajar saja kalau wanita bertingkah seperti itu, namanya juga sedang ketakutan dan tiba-tiba ada seorang lelaki sejati yang menyelamatkannya”
George: “Maksudmu aku bukan lelaki sejati?”
Richard: “Aku tidak bilang begitu, lagipula kau tidak menyelamatkannya kan”
George: “Aku kan tidak punya kemampuan bela diri sama sekali, sedangkan Cevreza memang sudah belajar bela diri sejak masih sekolah, wajar kan kalau aku tidak berani?”
Richard: “Terserah kau sajalah”
George: “Sehabis menyelamatkan Sovia, Reza mengantar Sovia pulang ke panti..dan aku? Terdiam seorang diri, akhirnya aku putuskan besok saja aku hampiri Sovia ke panti. Keesokkan harinya saat aku bersiap-siap pergi menemui Sovia tiba-tiba ayah meminta aku untuk membantu dirinya dan Reza dalam menangani proyek pembangunan perumahan, alhasil aku sibuk bekerja dan baru bisa bertemu Sovia satu minggu kemudian. Karena aku takut keduluan dengan Cevreza makanya aku langsung menyatakan perasaanku pada Sovia, tapi Sovia berkata bahwa dia tidak bisa menerima cintaku karena jatuh cinta pada pria lain. Sovia jatuh cinta pada pria yang menyelamatkannya satu minggu lalu di dekat pantai. Untuk kesekian kalinya aku dikalahkan Cevreza. Kata Sovia, Cevreza begitu jantan..berkelahi demi menyelamatkan wanita..dan dia juga berkata Cevreza sangat tampan…….YA TUHAN MENGAPA KAU TIDAK MEMBERI KEADILAN PADAKU?? MENGAPA SELALU CEVREZA YANG MENDAPATKAN APA YANG AKU MAU?? MULAI DARI PERHATIAN ORANG TUA, PRESTASI BAGUS HINGGA CINTA DARI WANITA SECANTIK SOVIA.”
Richard: “Sabar George sabar…lagipula kejadian itu sudah lama sekali kan”
George: “Tetap saja aku tidak akan pernah melupakan seluruh peristiwa pahit itu, karena Sovia berkata demikian maka aku tidak bisa memaksa. Bulan depannya aku lihat Cevreza dan Sovia sudah menjadi sepasang kekasih..Cevreza berhasil merebut wanita yang aku cintai. Namun situasi yang selalu tidak mendukungku mulai berubah sekitar satu tahun setelahnya yakni sejak Sovia mengandung anak Cevreza, ayah sangat murka karena sudah melarang Cevreza menjalin hubungan dengan Sovia tapi hubungan mereka justru malah semakin dekat hingga Sovia hamil. Cevreza memilih tetap bersama Sovia dan anak mereka lalu Ayah mengusir Cevreza, situasi ini otomatis membuatku berada di posisi layaknya anak tunggal Dimitri Rudolvsky bertahun-tahun setelahnya”
Richard: “Hahahaha akhirnya kesabaranmu membuahkan hasil ya”
George: “Benar, hari dimana Cevreza keluar dari rumah adalah hari paling membahagiakan dalam hidupku. Tanpa aku berbuat apa-apa keadaan berubah dengan sendirinya, dengan menjadi anak tunggal maka perhatian orang tua otomatis ke aku semua, bahkan aku banyak terlibat dalam pengerjaan proyek hingga sekarang. Yaa meski dahulu sekitar 3 bulan setelah Sera lahir, Cevreza membawa Sera yang masih menjadi bayi mungil itu ke rumah ayah. Reza bilang dia hanya ingin ayah dan ibu melihat cucu pertamanya, kalau menurutku itu hanya omong kosong saja, pasti dia membawa bayi itu agar ayah & ibu merasa iba dan bisa diterima lagi supaya tidak perlu susah payah untuk hidup mandiri.”
Richard: “Apa iya Reza seperti yang kau bicarakan? Ia adalah salah satu agen terbaik yang terkadang membuatku merasa was-was saat beraksi”
George: “Ah paling juga dia seperti itu, kalau soal dia bisa menjadi agen terbaik mungkin karena ia banyak mendapatkan pengalaman dari kehidupan keras yang ia lalui selama belasan tahun”
Richard: “Lalu bagaimana rekasi Dimitri dan Viviane melihat baby Sera?”
George: “Ibu sudah pasti iba dan langsung menggendong Sera, sedangkan ayah sempat terdiam di awal seperti sedang berpikir..tapi akhirnya ayah menyuruh Cevreza untuk pergi membawa Sera. Ibu meminta ayah agar jangan mengusir Reza lagi karena kasian Cevreza baru memiliki seorang bayi jadi pasti membutuhkan perawatan yang tidak murah namun ayah tetap pada keputusannya, menurut ayah..Reza sudah memilih Sovia dan sudah tahu konsekuensi dari keputusannya itu. Cevreza berkata bahwa ia akan berusaha sekeras mungkin untuk menghidupi Sera hingga bisa hidup berkecukupan agar anaknya tidak terus-menerus hidup dalam keterbatasan ekonomi, setelah itu Reza pamit pulang dan ibu menangisi kepergian Reza.”
Richard: “Dan Cevreza berhasil membuktikan ucapannya, ia kini hidup berkecukupan dan mampu membeli kebutuhan tersier untuk keluarga kecilnya”
George: “Huh meski belum sekaya ayah, harus kuakui Cevreza memiliki tekad yang gigih untuk mewujudkan keinginannya. Tadinya aku pikir Reza tidak akan lagi menjadi saingan dalam hidupku karena sudah tidak ada lagi tempat buat dia di hati ayah, apalagi ia hidup berkecukupan namun aku mulai merasakan persaingan lagi dengan Reza saat ajang Nona Sekolah yang diselenggarakan 2016 lalu, saat tersisa 2 kontestan yakni anakku dan anak Cevreza itulah aku merasakannya.”
*bersambung*
5/06/2018 01:36:00 AM
No comments
(Maaf banget ya guys baru sempet ngepost, kemaren sempet ada musibah yang cukup berat dan gue juga lagi sibuk urus pernikahan dan juga pergi ke rumah om tante gue minta nasihat gitu karena gue ga berpengalaman dalam urusan ini, kalian siap2 yak karena akan ada sesuatu yang tidak terduga di part 17 ini..mau tahu? baca aja ☺)
Sera: “Masalahnya 2 minggu lalu ayah pergi ke rumah ini untuk bertemu langsung dengan Paman George menanyakan soal ibu dan Richard”
Dimitri: “Ayahmu sama sekali belum kesini loh”
Dimitri: “Ayahmu sama sekali belum kesini loh”
Viviane: “Ya Tuhan hanya dirimu yang tahu dimana putra dan menantuku sekarang”
Sera: “Dimanapun mereka aku harap mereka baik-baik saja”
Dimitri: “Yaa ku harap demikian, oh ya tadi sore George pergi ke Saratov”
Sera: “Ada keperluan apa? Padahal aku ingin menanyakan soal orang tuaku padanya”
Dimitri: “Perusahaanku juga memiliki cabang di Saratov, kebetulan baru-baru ini bekerja sama dengan perusahaan besar lain dalam proyek pembangunan gedung kantor disana, maka George aku minta untuk melakukan pengawasan demi kelancaran proyek”
Sera: “Aku baru ingat kalau perusahaan kakek bergerak di bidang konstruksi”
Dimitri: “Iya..hmm ada hal penting yg aku ingin bicarakan padamu”
Sera: “Apa itu?”
Di lain tempat ada George yang tengah bersama Richard.
Richard: “Enak yah jadi dirimu, semenjak Cevreza meninggalkan rumah orang tuamu belasan tahun lalu kau menjadi anak emas”
Richard: “Enak yah jadi dirimu, semenjak Cevreza meninggalkan rumah orang tuamu belasan tahun lalu kau menjadi anak emas”
George: “Enak katamu?”
Richard: “Jelas enak, Cevreza yang notabenenya anak sulung malah tidak terjun langsung di perusahaan keluarga kalian, alhasil kau yang banyak yang memegang kendali, sudah pasti seluruh perusahaan itu nantinya akan jatuh kepadamu karena Cevreza sudah tidak dianggap anak lagi oleh Dimitri”
George: “Kalau memang seenak itu aku tidak akan meminta bantuanmu”
Richard: “Nah sebenarnya aku masih bingung, kenapa kau begitu ingin menyingkirkan Cevreza dan putrinya padahal selama belasan tahun ini kau bagaikan anak tunggal Dimitri? Bukankah Cevreza sudah bukan lagi ancaman bagimu”
George: “Selama ini semua orang termasuk dirimu mengetahui kalau aku dan Cevreza adalah dua bersaudara, padahal kenyataannya tidak seperti itu”
Richard: “Maksudmu?”
George: “Aku dan Cevreza bukanlah saudara kandung, salah satu dari kami adalah anak adopsi”
Richard: “Kau tidak bercanda kan???”
George: “Buat apa aku bercanda”
Richard: “Lantas siapa yang anak adopsi? Apakah Cevreza? Soalnya kan ayahmu begitu mudahnya mengusir dia dan tidak tinggal bersama hingga sekarang”
George: “Andai demikian aku tidak akan sepanik sekarang”
Richard: “Jadi..kau yang anak angkat??”
George: “Benar sekali, anak kandung Dimitri Rudolvsky hanya satu yaitu Cevreza, sedangkan aku hanyalah anak yang dipungut dari seorang wanita miskin di jalanan”
Richard: “Dari mana kau tahu semua itu?”
George: “6 bulan lalu, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan ayah dan ibu soal statusku”
Richard: “Dan kau kecewa?”
George: “Pasti, sakit rasanya aku mengetahui hal ini, selama 41 tahun aku hidup di dunia ini aku baru tahu kalau aku bukan anak kandung mereka”
Richard: “Terus kau langsung menanyakan soal ini ke Dimitri??”
George: “Tidak, aku berusahan menahan diri seakan-akan aku tidak tahu apa-apa, pantas saja sejak masih anak-anak dahulu ayah dan ibu terlihat lebih perhatian pada Cevreza ketimbang aku, misalnya saat Reza sakit..ayah dan ibu pasti begitu cemas dan selalu menemani Reza di tempat tidur, tapi saat aku yang sakit mereka tetap merawat tapi tidak selalu menemani aku di kamar, paling ke kamarku kalau memberi makan dan obat saja, perhatian yang diberikan padaku berbeda dengan perhatian pada Cevreza”
Richard: “Astaga, aku baru tau kalau kau pernah mengalami masa-masa seperti itu”
George: “Itu belum seberapa, saat remaja semakin kelihatan perbedaannya, ayah sering memuji prestasi Cevreza di sekolah, sedangkan setiap habis pembagian raportku ayah selalu berkata bahwa aku semestinya meniru Reza yang rajin belajar agar mendapat hasil raport yang sama bagusnya seperti anak kesayangannya itu, yaa memang prestasiku biasa-biasa saja tapi kan semestinya dia menyemangatiku meningkatkan prestasi tidak dengan cara membandingkan seperti itu, sungguh menyakitkan. Kemudian Cevreza berkata bahwa ia mau mengajariku, aku menolaknya..dia seakan lebih hebat dariku makanya dia mau mengajari, sejak saat itu aku mulai membencinya. Saat aku lulus SMA aku merayakan kelulusanku di club bersama teman-teman tengah malam, aku tidak sengaja bersenggolan dengan seorang wanita namun pacar wanita itu tidak terima dan mengajak ribut. Cevreza yang tahu tempat dimana biasa aku nongkrong menyusulku karena khawatir aku belum pulang lalu melihat situasiku yang terjepit. Cevreza sok pahlawan menghampiriku kemudian berbicara secara baik-baik pada pria itu namun pria itu tetap tidak terima dan ingin memukulku tapi berhasil dicegah oleh Reza, jadilah Reza yang berkelahi dengannya”
Richard: “Kau nakal juga main di club hingga tengah malam”
George: “Habisnya aku stress, ayah dan ibu kurang perhatian..lebih baik aku mencari hiburan bersama teman. Dalam perkelahian tadi bila satu lawan satu Reza lah yang harusnya menang tapi teman-teman pria itu juga ikut berkelahi, Reza sangat kewalahan melawan 5 orang sekaligus. Aku dan temanku tidak ada yang berani membantu Reza, akhirnya para petugas keamanan datang melerai dan menelepon polisi. Kondisi Cevreza saat itu sudah babak belur, aku langsung membawanya ke rumah sakit dibantu temanku. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Cevreza pingsan..aku semakin panik membayangkan bagaimana marahnya ayah dan ibu jika melihat kondisi Reza yang demikian. Sesampainya di rumah sakit, Cevreza langsung dibawa ke UGD dan ditangani oleh tim dokter. Aku menelepon ibu dan mengatakan kalau Reza masuk rumah sakit, ibuku panik sekali lalu mengajak ayah ke rs. 30 menit kemudian mereka sampai di UGD dan melihat Cevreza yang masih belum sadar juga. Ayah dan ibu bertanya mengapa bisa terjadi seperti itu dan aku menjelaskan apa adanya, ibu menangis dan ayah membawaku keluar ruangan, ayah menyalahkan aku habis-habisan. Kata ayah aku lulus dengan hasil pas-pasan saja bertingkah di club hingga tengah malam, bahkan ayah sampai hati menamparku..ya..dia menyayangi Reza sampai sebegitunya. Kemudian ibu datang menghentikan perlakuan kasar ayah, ibu berkata bahwa Cevreza sudah sadar dan mengajak aku dan ayah masuk ke ruangan. Aku menolak, aku sangat sakit hati dengan perlakuan ayah, aku langsung pergi meninggalkan mereka. Ayah meneriaki aku tapi aku tidak perduli, aku tidak sanggup bertemu dengan Reza saat itu”
Richard: “Kau tidak minta maaf dengan Cevreza?”
George: “Minta maaf? Aku sudah terlalu sakit hati, aku tidak meminta dia menolongku di club tapi dia sendiri kan yang sok pahlawan, gara-gara dia habis aku dimarahi ayah”
Richard: “Lalu apalagi yang kau alami karna Cevreza?”
George: “Ada yang lebih pahit, ini berkaitan dengan Sovia”
*bersambung*
4/29/2018 04:49:00 AM
No comments