Timothy Dalton always be my crush since I'm in junior high school. He is very charismatic, cool, handsome, and manly. I never get bored looking at his photos. My favorite movie is The Living Daylights so now I'm going to post his scenes in The Living Daylights. Source: Screenmusings
Saratov, Russia (Source: Google) |
Setelah pamit, Sera dan Adrian bertolak ke Saratov dengan mobil. Sesuai perkiraan Adrian kalau mereka akan tiba di Saratov saat tengah malam. Adrian memberi usul kalau sebaiknya mereka menginap dahulu di hotel karena hari sudah sangat larut, namun Sera memiliki pendapat lain. Sera penasaran ingin melihat kantor cabang yang berada di kota itu.
Adrian: "Kamu yakin ingin kesana? Ini sudah sangat larut, pasti tidak ada aktivitas disana"
Sera: "Aku penasaran sekali dengan cabang itu kak, kita kesana ya sekalian mencari penginapan"
Adrian: "Kamu tahu lokasinya?"
Sera: "Kita akan kesana menggunakan google maps"
Adrian: "Ok"
Setelah 40 menit Adrian dan Sera berhasil menemukan kantor cabang perusahaan Rudolvsky, mereka melihat ada beberapa orang yang keluar dari kantor itu. Adrian dan Sera heran memangnya ada aktivitas apa di kantor cabang di tengah malam seperti ini, ternyata ada orang yang terlihat lemas dengan kepala ditutup kain dan tangan diikat yang tengah dibawa paksa oleh orang-orang itu untuk masuk ke mobil. Sera mengambil handphonenya dan merekam apa yang dilihatnya. Mobil mereka pergi meninggalkan kantor, Adrian memutuskan untuk membuntuti mobil tersebut dengan berhati-hati.
Sera: "Siapa ya orang yang mereka bawa itu?"
Adrian: "Entahlah aku juga penasaran, yang aku heran kok bisa mereka menyekap orang di dalam kantor itu, kakekmu harus tau"
Sera: "Iya ini aku kirim ke whatsapp beliau tapi mungkin beliau sudah tidur, apa aku perlu telepon polisi?"
Adrian: "Yaudah kamu telepon kepolisian Saratov"
Sera menelepon polisi dan mengabarkan apa yang ia lihat, ia juga mengirim video ke nomor whatsapp yang diberikan oleh polisi. Polisi berkata kalau mereka akan segera tiba dan meminta agar Sera berhati-hati. Adrian masih terus fokus mengikuti mobil tersebut, Adrian meminta Sera untuk mengecek google maps kalau sebenarnya jalan mereka ini mengarah kemana. Sera melihat di peta kalau mereka semakin dekat dengan sungai Volga yang merupakan sungai terpanjang di Eropa dan benar saja mobil orang itu berhenti di dekat sungai. Mereka keluar dari mobil sembari membawa orang yang terikat itu.
Adrian: "Kamu telpon polisi beritahu lokasi kita sekarang"
Sera: "Iya"
Adrian: "Kamu tetap disini ya"
Sera: "Kamu mau mengikuti mereka? Mereka ada 4 orang loh kalau mereka juga membawa pistol bagaimana?"
Adrian: "Aku harus tau siapa yang mereka bawa dan apa sebenarnya tujuan mereka, apalagi ini berkaitan dengan kantor milik kakek kamu jadi aku harus selidiki, pokoknya kalau kamu lihat aku tidak selamat atau mereka bergerak ke arah kamu..kamu harus segera pergi dari sini ke kantor polisi"
Sera: "Adrian aku takut"
Adrian: "Jangan takut dan juga jangan panik bila terjadi sesuatu, kamu harus tenang agar bisa berpikir jernih"
Sera: "Baik"
Volga river (Source: Google) |
Adrian turun dari mobil dan mengikuti mereka perlahan, Adrian mengeluarkan pistol miliknya lalu terus mengikuti sampai tiba di pinggir sungai persis. Dua dari penjahat itu berupaya menceburkan korban ke sungai yang sangat dingin itu. Adrian yang daritadi mengamati diam-diam lantas menembak salah satu dari orang yang ingin menceburkan itu. Sera yang berada di dalam mobil mendengar suara tembakan Adrian. 3 penjahat yang tersisa panik kemudian melihat ke sekeliling untuk mencari asal muasal tembakan barusan. Salah satu dari mereka berjalan mendekati Adrian, Adrian bergerak cepat menembak orang itu..2 penjahat mencoba menembak Adrian tapi Adrian berhasil lari ke sisi lain dan bersembunyi dibalik tembok. Polisi tiba di lokasi, Sera menghampiri polisi dan berkata kalau Adrian adalah agen rahasia, Sera juga berkata kalau Adrian mengikuti ke arah sana. Polisi meminta Sera untuk tetap ditempat dan membiarkan polisi menjalankan tugasnya. 2 penjahat yang tersisa kebingungan menghadapi Adrian sedangkan mereka harus secepatnya menceburkan korban ke sungai. Polisi tiba di tempat Adrian dan penjahat berada dan meminta penjahat untuk menyerah. Setelah terdiam selama 5 menit akhirnya satu dari mereka melempar senjata dan menyerahkan diri ke polisi. Namun yang satunya lagi nekat mendorong korban ke sungai lalu Adrian refleks menembak kaki pelaku pendorongan. Adrian berlari kemudian melompat ke sungai untuk menyelamatkan korban. Adrian menyelami sungai itu, untungnya Adrian memiliki senter bawah air pemberian professor Moof jadi ia bisa melihat posisi korban. Polisi segera menelepon ambulans untuk perawatan pada pelaku yang ditembak Adrian. 2 orang polisi lain mencoba menyelam namun mereka kesulitan karena saat itu kondisi air begitu gelap, tidak lama kemudian mereka melihat dari bawah ada sorotan senter dari Adrian yang tengah membawa korban keatas. Adrian dibantu polisi untuk ke permukan air. Akhirnya mereka berhasil naik ke sisi sungai, korban penculikan tidak sadarkan diri karena tenggelam. Adrian lalu membuka ikatan korban dan membuka penutup wajah yang sedaritadi masih menutup wajah korban. Alangkah terkejutnya Adrian saat melihat siapa orang yang baru saja ia selamatkan.
*bersambung*
1/30/2019 02:39:00 AM
1 comments
(Maaf ya baru bisa posting lagi setelah hampir 3 bulan lamanya, FYI gue sibuk mempersiapkan pernikahan gue, alhamdulillah pada tanggal 18 Agustus 2018 kemarin gue resmi dipersunting oleh Riki Subagja. Setelah menikah sibuk bulan madu ke suatu pulau dan setelahnya jalan2 lagi di Bandung makanya baru sempat posting sekarang)
Sera terkejut melihat bingkai foto dia dan ayahnya pecah berhamburan, Sera menengok ke atas dan ia melihat Veli yang tengah berada di jendela kamar Sera.
Veli: “Kau dan ayahmu akan hancur seperti bingkai foto itu‼”
Sera: “Kenapa tidak kau saja yang jatuh dari atas sana?”
Veli: “Apa katamu??”
Sera merebut senter dari tangan Adrian dan berlari menuju ke dalam rumah.
Adrian: “Apa maksud Nona melempar foto ini?”
Veli: “Aku hanya memperingatkannya agar jangan mengusik kehidupanku atau ia akan bernasib seperti foto itu, hancur sehancurnya”
Adrian: “Sera bukan ingin mengusik, ia kesini hanya ingin mencari orang tuanya..tapi anda malah mempermalukannya dan membuat ia terpaksa berkata pada semua orang kalau ia cucu kandung satu-satunya”
Veli: “Persetan!”
Veli mendengar suara pecahan kaca dari ruangan bawah, mendengar itu Veli langsung turun kebawah memakai senter. Listrik kembali menyala, Veli melihat Sera yang tengah menjatuhkan bingkai-bingkai foto ke lantai, tak sembarang foto..Sera menjatuhkan foto Veli dan George.
Veli: “Apa-apaan kau???”
Sera lalu menjatuhkan foto George tepat di hadapan Veli. Para pelayan pergi ke tempat Veli dan Sera, mereka meminta Sera dan Veli untuk menghentikan pertengkaran di antara mereka.
Veli: “Diam kalian! Ini urusan saya dengan perempuan barbar ini”
Sera: “Yang memulai duluan lah yang barbar”
Veli: “Keluar kau dari rumahku‼”
Sera: “Apa hak kamu mengusir aku dari sini? Aku cucu kandung kakek dan nenek, kalaupun ada yang harus keluar itu kamu dan ayahmu yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan pemilik rumah ini ‼”
Veli: “Keluar‼”
Veli memaksa Sera keluar dari rumah dengan terus mendorongnya, kekesalan Sera sudah tidak dapat dibendung lagi..Sera mendorong Veli dengan kencang ke sofa tamu, Veli kesakitan.
Sera: “Kamu ini benar-benar tidak tahu diri ya, seharusnya kamu sadar posisi kamu sebagai anak dari anak angkat”
Sera meminta pelayan untuk membersihkan semua pecahan kaca di lantai kemudian Sera beranjak ke kamarnya. Tidak lama kemudian Adrian masuk ke dalam rumah lalu melihat para pelayan yang sibuk membersihkan pecahan kaca dan Veli yang sedang meringis di sofa, Adrian bertanya pada pelayan dimana Sera..pelayan berkata kalau Sera ke kamarnya, Adrian langsung bergegas ke kamar Sera. Adrian mengetuk pintu kamar Sera, Sera keluar dari kamarnya.
Sera: “Ada apa?”
Adrian: “Kamu memecahkan foto-foto Pak George dan Veli?”
Sera: “Iya, memangnya kenapa?”
Adrian: “Tidak, aku cuma mau kasih ini” *Adrian memberikan foto Sera dan Cevreza yang bingkainya dipecahkan Veli tadi*
Sera: “Ya ampun”
Adrian: “Maaf ya..hanya fotonya saja, bingkainya sudah rusak”
Sera: “Tidak apa-apa, untung fotonya tidak cacat..nanti aku pasang di bingkai yang baru, terima kasih ya”
Adrian: “Sama-sama Sera, tadi aku sudah cek breaker ternyata memang jatuh..aku tidak tahu mengapa padahal pemakaian listrik sedang tidak banyak”
Sera: “Yasudahlah biarkan saja yang penting sekarang sudah menyala, hmm ini sudah jam 12 malam sebaiknya kakak istirahat..tadi pagi kan aku sudah ngomong sama nenek dan kakek kalau akan ada anak buah ayah yang menjaga aku jadi mereka sudah siapkan kamar, kamarmu di sebelah sana”
Adrian: “Iya terima kasih, aku istirahat dulu..kalau ada apa-apa kamu langsung panggil aku ya”
Sera: “Oke, selamat beristirahat kak Adrian”
Adrian: “Selamat istirahat juga Sera, jangan lupa kunci pintu kamar”
Sera: “Sip”
Sera kembali masuk ke kamarnya dan mengunci pintu, di balik pintu kamar ia menyender ke pintu dan menghela nafas sejenak atas segala kepenatan yang ada. Sera memandangi foto dirinya dan Cevreza.
Sera: “Ayah..ayah ada dimana sekarang? Aku kangen, Aku butuh ayah..anaknya paman George begitu menentang kehadiranku disini, sebenarnya aku tidak suka melakukan hal seperti tadi tapi bagaimana? Aku tidak mau diinjak-injak oleh Veli, ia harus tahu diri dan menerima kehadiran kita sebagai anak dan cucu kandung Dimitri Rudolvsky”
Sera tidak bisa menahan tangis, ia begitu merindukan kehadiran ayahnya yang selalu menyayanginya dan menjadi tempat ia mencurahkan segala isi hatinya..Sera kemudian duduk di balik pintu kamar sambil menangis dan mendekap foto ayahnya.
Sera: “Mengapa keluarga kecil kita harus terpisah-pisah seperti ini?? Mengapa kita harus mengalami semua ini ayah?? Mengapa kita tidak bisa hidup tenang seperti dulu??”
Ternyata Adrian belum pergi ke kamarnya, ia mengkhawatirkan Sera dan mendengar semua keluh kesahnya dari balik pintu kamar. Adrian merasa kasihan dengan Sera, gadis yang baru saja berusia 18 tahun sudah mengalami cobaan hidup yang berat. Esok paginya Sera terbangun di tempat tidurnya dengan kondisi masih memeluk foto dia dan Cevreza. Sera lagi-lagi teringat dengan Cevreza, Sera berusaha mengingatkankan dirinya sendiri bahwa ia harus kuat dan tegar..jika ia lemah maka ia akan dengan mudah disingkirkan oleh George dan Veli. Sera membuka pintu kamarnya dan kaget melihat Adrian yang tertidur di depan kamarnya, Adrian yang tadinya bersender di pintu kamar jadi terbangun karena Sera membuka pintu.
Sera: “Kakak kenapa tidur di depan pintu kamarku??”
Adrian: “Aku..aku ketiduran”
Sera: “Kok bisa ketiduran disini? Kan semalam kakak udah berjalan ke kamar kakak”
Adrian: “Sera maaf ya kalau semalam aku mendengar semua keluh kesahmu di balik pintu, aku jadi tidak bisa meninggalkanmu sendiri sampai akhirnya aku ketiduran di depan pintu kamarmu”
Sera: “Jadi kakak dengar semuanya?”
Adrian: “Iya, kamu sangat merindukan Komandan Cevreza..kamu yang kuat ya, aku akan bantu kamu untuk menemukan ayah dan ibumu”
Sera: “Terima kasih, sebaiknya kita sarapan dahulu”
Adrian: “Oke”
Saat sedang sarapan, Sera tiba-tiba mengejutkan Adrian dengan pertanyaannya.
Sera: “Bagaimana kalau kita ke Saratov?”
Adrian: “Untuk?”
Sera: “Kata kakek, paman George ditugaskan ke Saratov untuk mengontrol proyek pembangunan, ia disana selama 5 hari..siapa tahu kita mendapat petunjuk disana”
Adrian: “Saratov sangat jauh dari Moscow, kalau tidak salah jaraknya lebih dari 800 kilometer”
Sera: “Tidak masalah, kita naik pesawat saja kesana”
Adrian: “Tidak mungkin, aku tentunya harus membawa beberapa senjata untuk mengantisipasi situasi disana dan kita tidak akan lolos saat pemeriksaan”
Sera: “Benar juga, aku juga dikasih beberapa senjata..berarti harus pakai mobil dong”
Adrian: “Dan perjalanan itu akan memakan waktu seharian, kamu siap?”
Sera: “Demi orang tuaku tentu saja aku siap”
Adrian: “Sekarang sudah jam 10 pagi kalau jalan sekarang pasti kita sudah lewat tengah malam, mau jalan sekarang?”
Sera: “Iya tapi aku pamit dahulu dengan nenek dan kakek via telepon”
Adrian: "Oke"
*bersambung*
9/20/2018 03:50:00 PM
No comments
George turun ke bawah mendatangi Anne.
George: “Kau datang tanpa memberitahuku terlebih dahulu”
Anne: “Dimana perempuan itu??”
George: “Perempuan apa?”
Anne: “Ya perempuan simpanan kamu”
George: “Kamu ini bicara apa? Baru datang sudah marah-marah dan menuduh macam-macam”
Anne: “Sudahlah kamu jangan mengeles, aku tahu kalau selama ini kamu punya selingkuhan”
George: “Memangnya kamu punya bukti kalau aku berselingkuh?”
Anne: “Ada yang bilang padaku kalau kamu disini bersama perempuan itu”
George: “Siapa yang berkata seperti itu?? Aku tidak berselingkuh”
Anne: “Tidak penting siapa yang bilang”
Anne yang penasaran mengecek satu-persatu ruangan dalam Villa milik keluarga Rudolvsky di Saratov tersebut.
George: “Hentikan kecurigaanmu itu”
Anne: “Aku sudah cek semua ruangan tapi dia tidak ada, dimana dia sebenarnya?”
George: “Sudah aku bilang kan aku tidak berselingkuh”
Anne: “Kali ini aku tidak berhasil menemukannya, tapi nanti cepat atau lambat semuanya akan terbongkar”
George: “Kamu ini baru sekali dibilang ada selingkuhanku disini langsung percaya saja”
Anne: “Sekali? Ini sudah ketiga kalinya ada yang memberitahuku kalau kamu punya selingkuhan..yang pertama saat kau kunjungan ke cabang perusahaan di St. Petersburg, yang kedua di Seleznyovo, yang ketiga ya sekarang ini”
George: “Siapa sih yang berani berkata seperti itu padamu??”
Anne: “Yang pasti 3 orang yang berbeda, ini bukti foto kamu bersama seorang wanita di St. Petersburg..disitu terlihat kamu sedang merangkul seorang wanita, sayangnya posisi wanita itu membelakangi jadi aku tidak tahu wajah wanita itu”
George: “I..ini klienku, itu hanya sebagai tanda keakrabanku saja..kan kita harus akrab dengan klien”
Anne: “Alasan! Apa sih kelebihan dia daripada aku? Apa karena rambutnya yang hitam panjang bergelombang? Apakah dia lebih cantik? Atau dia lebih memberimu kenyamanan??”
George: “Sudahlah Anne, aku tidak ada hubungan lebih dengan wanita itu..kamu tidak tahu kan kalau tadi baru saja Veli meneleponku”
Anne: “Jangan mengalihkan pembicaraan”
George: “Tidak aku serius, tadi Veli meneleponku sambil menangis..pestanya berantakan karena ulah anaknya Cevreza”
Anne: “Anaknya Cevreza? Dia dirumah ayah? Bersama Reza?”
George: “Dia datang sendiri ke rumah ayah, katanya mencari ayah dan ibunya yang hilang..kalau menurtku itu modusnya saja karena ingin diakui cucu kandung”
Anne: “Masa anaknya Reza seperti itu? Lalu tadi maksudnya bagaimana dia membuat pesta Veli berantakan?”
George: “Dia berkata pada semua tamu kalau dia satu-satunya cucu kandung ayah, dan ibu juga berkata kalau Sera memang satu-satunya cucu kandung”
Anne: “Apa?? Kok bisa?”
George: “Aku pun baru tau belum lama ini kalau aku bukan anak kandung ayah dan ibu, dan Sera dengan lancangnya mengatakan hal itu ke banyak orang..bagaimana Veli tidak sedih?”
Anne: “Jadi Cevreza satu-satunya anak kandung ayah dan ibu?”
George: “Ya..dan setelah sekian lama diusir tiba-tiba puterinya datang dan mengacaukan semuanya”
Anne: “Mungkin ia merasa apa yang dialami ayahnya tidak adil, ayahnya anak kandung tapi diusir..sedangkan kamu anak angkat bisa tinggal bagaikan anak tunggal dirumah ayah”
George: “Itu sudah menjadi takdir Cevreza, ngomong-ngomong kau dari Paris langsung kesini?”
Anne: “Iya, liburanku bersama teman-teman sudah selesai..aku mendapat kabar kau bersama wanita lain di Saratov makanya aku langsung kesini”
George: “Itu fitnah sayang, sudahlah jangan dipikirkan lagi..lebih baik kau istirahat, pasti kamu cape sekali”
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, Sera dan Adrian masih mengobrol di ruang makan. Tak diduga listrik tetiba padam..seketika rumah dan halaman di rumah itu menjadi gelap gulita.
Adrian: “Rumah semewah ini masih bisa mati lampu?”
Sera: “Ya listrik kan tidak pilah pilih mau padam dirumah seperti apa”
Adrian: “Tapi semestinya ada genset kan dirumah ini”
Sera: “Harusnya, kenapa harus jam segini sih matinya”
Adrian yang selalu membawa senter kemana-mana langsung mengambil senter kecil kantong jasnya. Adrian penasaran apakah rumah lain mati listrik atau hanya rumah Dimitri.
Adrian: “Sera kita ke depan sebentar, kamu jangan jauh-jauh dari aku ya”
Sera: “I..iya”
Adrian memegang tangan Sera dengan erat dan berjalan perlahan ke depan rumah. Sera sedikit merasa deg-degan karena bergandengan tangan dengan Adrian, Sera berpikir mungkin Adrian hanya ingin berjaga-jaga saja jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu sampai di depan rumah, mereka melihat rumah di sekeliling tidak ada yang mati listrik. Adrian curiga kalau misalkan listrik jatuh karena beban pemakaian yang berlebihan itu tidak mungkin, pesta sudah berakhir 2 jam lalu..sound system semua telah dimatikan..lalu sebagian orang sedang tidak dirumah, semestinya beban pemakaian berkurang dari biasanya..lebih anehnya lagi genset tidak otomatis menyala. Adrian dan Sera pergi untuk mengecek breaker tiba-tiba ada bingkai foto yang jatuh dari atas tepat di hadapan mereka. Adrian menyorotkan senter ke arah bingkai tersebut, rupanya itu foto Sera dengan Cevreza.
*bersambung*
6/28/2018 11:06:00 AM
No comments
Viviane: “Hallo Veli kamu masih disitu?”
Veli mematikan teleponnya dan menatap ke arah Sera.
Veli: “Kau menang sekarang, puas?”
Veli lalu pergi meninggalkan pestanya dan masuk ke kamarnya. Karena yang punya acara pergi maka para tamu pun bubar dengan sendirinya dan masih berbisik-bisik soal status Veli yang ternyata bukan cucu kandung. Sera sebenarnya tidak ingin pesta berakhir dengan cara seperti ini, ia tidak bermaksud mengacaukan hanya saja ia sesalkan kenapa Veli segitu dengki dengannya hingga menyebut Sera sebagai pelayan..karena Veli semakin angkuh maka Sera tidak bisa tinggal diam, ia terpaksa membongkar status Veli di hadapan tamu. Jam menunjukkan pukul 9 malam, Adrian yang baru sampai halaman rumah Dimitri melihat banyak tamu yang pulang dengan ekspresi heran sambil berbisik. Adrian langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat Sera yang sedang melamun di kursi ruang tamu.
Adrian: “Pestanya sudah selesai?”
Sera: “Sebenarnya belum”
Adrian: “Lalu kenapa bubar?”
Sera: “Aku membongkar semuanya”
Adrian: “Membongkar apa?”
Sera: “Soal status Veli yang bukan cucu kandung karena paman George adalah anak angkat kakek dan nenek, aku berkata kalau aku cucu kandung satu-satunya karena ayahku satu-satunya anak kandung Pak Dimitri”
Adrian: “Jadi Pak Cevreza satu-satunya anak kandung Pak Dimitri?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Kenapa kamu membongkarnya di depan orang banyak?”
Sera: “Veli menyebutku pelayan di hadapan teman-temannya, bahkan tadi temannya sampai menyuruhku mengambil minuman, aku merasa aku ini cucu kandung..aku tidak terima, Veli yang tidak percaya menelepon nenek dan itu di loudspeaker..nenek berkata yang sejujurnya..para tamu mendengar faktanya dan Veli sangat malu lalu pergi ke kamarnya”
Adrian: “Salahnya dia juga menyebutmu pelayan”
Sera: “Mungkin itu pelampiasan rasa kesalnya tidak bisa menjadi pemenang, kesal karena tiba-tiba aku masuk ke rumah ini dan kesal karena tadi pagi kau bilang aku lebih cantik darinya”
Adrian: “Ya tapi tidak seperti itu juga harusnya, oh ya kamu sudah makan?”
Sera: “Belum, tadi itu aku turun ke bawah karena lapar eh malah jadi bertengkar dengan Veli dan membubarkan acara, aku jadi tidak nafsu makan”
Adrian: “Jangan begitu, nanti kamu sakit..aku minta pelayan menyiapkan makanan untukmu ya”
Sera: “Tapi kamu juga ikut makan”
Adrian: “Iya”
Adrian dan Sera makan malam bersama sembari membicarakan George.
Sera: “Soal paman George, menurutku kemungkinan besar paman George itu panik saat tahu hanya ayahku saja yang merupakan anak kandung, terlebih lagi kakek ingin ayah kembali pulang ke rumah kakek”
Adrian: “Hmm berarti motifnya ia takut kehadiran Pak Cevreza menjadi ancaman bagi dirinya dalam soal perusahaan, ia tidak ingin berbagi dan ingin semua kekayaan Pak Dimitri jatuh ke dirinya seorang”
Sera: “Bagaimana kakak bisa berpikir sejauh itu?”
Adrian: “Di Wina ada salah seorang agen yang melihat dirinya tengah berbicara dengan Richard sang kriminalis bayaran yang berbahaya, lalu tahu-tahu ada yang berusaha menyingkirkanmu dan berlanjut ingin menyingkirkan Pak Cevreza juga, ada agen lain yang melihat Richard terakhir di Seleznyovo yang dimana menjadi tempat Ibu Sovia menghilang”
Sera: “Kakak tahu banyak ya”
Adrian: “Pak Gavril sudah memberitahuku semuanya”
Sera: “Kalau benar demikian paman George serakah sekali ya, padahal ia hanya anak angkat namun ia ingin menguasai seluruhnya”
Adrian: “Mungkin karena ia merasa sudah lama tinggal di rumah ini bagaikan anak tunggal, ikut berkontribusi di perusahaan ayah angkatnya dan tiba-tiba Pak Dimitri ingin ayahmu yang merupakan anak kandung itu kembali ke rumah, ya meski aku tahu Pak Cevreza pasti tidak ingin menguasai semuanya sekalipun ia tahu ia anak kandung satu-satunya tapi Pak George sama sekali tidak ingin berbagi dengannya”
Sera: “Padahal status ayahku sebagai anak kandung semestinya lebih kuat dari paman George, tak adakah sedikitpun rasa tahu diri dalam dirinya hingga tidak malu ingin menguasai seluruhnya dengan menyingkirkan aku dan ayah?”
Adrian: “Nuraninya sudah terkikis karena keserakahan, kamu dan ayahmu benar-benar dalam bahaya yang cukup besar, terlebih lagi ia bekerja sama dengan orang seperti Richard”
Sera: “Dia sudah dibutakan oleh keserakahan”
Di kamarnya, Veli menangis terisak-isak mengetahui fakta yang ada. Ia masih belum bisa menerima kalau ia bukan cucu kandung, Veli kemudian menelepon George.
George: “Hallo sayang bagaimana pestanya? Hallo..kok kamu menangis? Ada apa?”
Veli: “Pestanya hancur berantakan”
George: “Bagaimana bisa?”
Veli: “Pe..perempuan itu…perempuan itu berkata pada semua tamu kalau dirinya satu-satunya cucu kandung sedangkan aku bukann”
George: “Siapa yang berani berkata seperti itu??”
Veli: “Ya siapa lagi..anaknya paman Cevreza”
George: “Seravina?? Memangnya dia ada disana??”
Veli: “Dari kemarin sore dia ada disini dan disuruh tinggal disini sama kakek dan nenek, bahkan ia hampir membuat kakek berlutut dihadapnnya karena kesalahan kakek mengusir paman Cevreza”
George: “Beraninya anak itu, dia datang sendiri atau sama siapa?”
Veli: “Dia datang sendiri, kalau aku tidak salah dengar ayah dan ibunya hilang makanya ia kemari. Tadi nenek juga bilang kalau ayah bukan anak kandung kakek dan nenek, mana aku loudspeaker jadinya tamu mendengar semua ucapan nenek…aku tidak punya muka lagi ayahhh”
George: “Anak itu benar-benar keterlaluan!”
Veli: “Jadi benar kan kalau kita bukan anak dan cucu kandung dirumah ini?”
George: “Benar, ayah sebenarnya juga tahu masalah ini belum lama karena kakek dan nenek menyembunyikannya selama berpuluh-puluh tahun. Tapi meski ayah bukan anak kandung, secara hukum ayah adalah anak kandung kedua Dimitri dan ayah juga sudah lama tinggal dirumah itu yakni 41 tahun, sedangkan Cevreza hanya 25 tahun..terlebih lagi kontribusi ayah di perusahaan Dimitri sudah cukup banyak, kita tidak kalah kuat dengan mereka..kita juga punya HAK dirumah itu”
Veli: “Tapi tetap saja kita tidak ada hubungan darah dengan mereka ayahhh”
George: “Biar saja, ayah akan berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkan hak kita..kamu tidak usah khawatir”
Veli: “Bagaimana kalau suatu hari nanti paman Cevreza menuntut haknya? Bukankah hak anak kandung itu jauh lebih kuat dari anak angkat? Bahkan aku pernah dengar di ajaran agama lain kalau anak angkat tidak berhak satu peser pun menerima warisan”
George: “Kamu jangan pesimis seperti itu, sudah..biar itu semua menjadi urusan ayah, kamu terima beres saja..fokus dengan pendidikanmu, jika anak Cevreza memperlakukan kamu secara semena-mena kamu harus melawannya..kamu harus tahu kalau kamu juga membawa nama ayah, kalau kamu diam saja saat disemena-menakan dia maka harga diri ayah juga ikut diinjak-injak olehnya”
Veli: “Iya..”
George sangat marah dengan apa yang diperbuat Seravina, pikirnya Sera segitu inginnya diakui sebagai satu-satunya cucu kandung Dimitri dan Viviane. Situasi ini membuat George semakin yakin untuk menyingkirkan Cevreza dan Seravina. Tiba-tiba ada pelayan yang mengetuk kamar George dan berkata bahwa Anne (istri George) baru saja tiba di Saratov.
*bersambung*
6/17/2018 11:39:00 PM
No comments
Mendengar ini Sera menyuruh Adrian agar kerumahnya dahulu, Sera berkata bahwa dirinya akan baik-baik saja karena ia tidak keluar rumah malam itu. Adrian khawatir pada Sera tapi karena Sera terus mendesaknya maka Adrian memutuskan untuk pulang dahulu ke rumahnya, Adrian berjanji kalau urusannya sudah selesai ia akan segera kembali. Jam menunjukkan pukul 7 malam, pesta Veli dan teman-temannya pun dimulai. Suasana pesta di rumah itu ramai sekali ditambah dengan musik disko yang suaranya terdengar hingga ke kamar Sera, Sera risih dengan situasi ini tapi tidak mungkin menyuruh Veli menghentikan pestanya. Karena lapar, Sera akhirnya turun ke bawah dan mau tidak mau melewati tempat diadakannya pesta. Tiba-tiba saja ada beberapa teman Veli yang memanggil Sera.
Teman 1: “Hey tolong ambilkan wine buat saya”
Teman 2: “Kalau saya coca cola”
Teman 3: “Ambilkan aku segelas anggur”
Sera: “Ambilkan? Maksudnya?”
Teman 2: “Ya kata Veli kamu itu pelayan disini jadi tugasnya melayani tamu dong”
Sera: “Aku bukan pelayan! Kalau kalian mau minum ambil saja sendiri”
Teman 1: “Sombong sekali pelayan ini, kalau kamu tidak mau melayani kami akan aku adukan pada Veli”
Sera: “Adukan saja, memang aku bukan pelayan kok, aku cucu Bapak Dimitri Rudolvsky”
Teman 3: “Cucu?? Cucu Pak Dimitri cuma Veli loh, eh ini pelayan mengaku sebagai cucunya hahaha”
Teman 2: “Hey pelayan, mengkhayal boleh-boleh saja tapi jangan sampai mengaku-ngaku seperti ini”
Sera: “Aku puteri kandung Cevreza Rudolvsky, putera pertama Bapak Dimitri..kalau kalian tidak percaya terserah yang pasti aku bukan pelayan!”
Sera langsung pergi meninggalkan teman-teman Veli dan mematikan musik disko yang sedang dinyalakan. Melihat itu Veli langsung memarahi Sera.
Veli: “Siapa yang menyuruhmu mematikan itu?”
Sera: “Apa maksudmu mengatakan pada teman-temanmu kalau aku adalah pelayan?”
Veli: “Terus mau dibilang apa? Tuan Rumah?”
Sera: “Aku ini anak dari kakak ayahmu Veli!”
Veli: *menoleh ke hadapan teman-temannya* “Apakah kalian percaya dengan ucapannya?”
Teman-teman: “Tidaakkk”
Veli: “Dari dulu hingga sekarang hanya aku cucu dirumah ini, hanya aku yang diakui..kamu lebih pantas menjadi pelayan”
Sera: “Kamu jangan asal bicara! Faktanya..akulah satu-satunya cucu kandung kakek dan nenek”
Veli: “Makin lama makin ngaco ya omonganmu, mungkin wajahmu perlu dicuci biar tidak ngaco lagi”
Veli kemudian melempar air minumannya ke wajah Sera. Seluruh teman-teman Veli mentertawakan Sera, termasuk Veli. Tak sampai disitu mereka juga meledek kalau Sera sakit jiwa karena mengaku sebagai cucu kandung satu-satunya, padahal memang itu faktanya. Sera yang tidak terima dipermalukan oleh Veli membalas dengan mengambil paksa gelas milik tamu lain lalu melempar airnya ke wajah Veli.
Veli: “Beraninya kau”
Sera: “Harusnya kamu berpikir panjang dahulu sebelum bertindak agar kamu tidak malu sendiri nantinya”
Veli: “Oh yaa???”
Veli menelepon Viviane dan mengadukan apa yang diperbuat Sera, Veli juga menloudspeaker suara teleponnya agar para tamu mendengar.
Veli: “Hallo nenek”
Viviane: “Iya Veli ada apa?”
Veli: “Sera mengacaukan pestaku!”
Viviane: “Mengacaukan bagaimana?”
Veli: “Dia mengaku-ngaku ke semua orang kalau dia satu-satunya cucu kandung kakek dan nenek, padahal selama ini kan hanya aku, hanya aku cucu yang diakui selama ini”
Viviane: “Maaf sebelumnya Veli, nenek sudah bilang kalau Sera itu cucu kami karena dia anak kandung pamanmu Cevreza, namun nenek belum bilang kalau sebenarnya ayahmu anak angkat kami..anak kandung kami hanya Cevreza dan otomatis cucu kandung kami memang hanya Sera, nenek dan kakek belum bicara padamu karena masih khawatir kamu tidak akan bisa menerima semua ini tapi kami tidak menyangka kalau Sera yang pada akhirnya yang mengatakan sendiri padamu”
Veli: “Tidak..itu tidak mungkin!”
Viviane: “Tapi memang kenyataannya demikian sayang”
Veli terdiam dan sangat shock mendengar pernyataan neneknya. Ia sangat malu dengan para tamu karena tadi ia begitu angkuh serasa satu-satunya cucu kandung, terlebih lagi ia juga berkata pada teman-temannya kalau Sera adalah pelayan padahal Sera adalah cucu kandung Dimitri yang statusnya jauh lebih kuat ketimbang dirinya yang hanya anak dari anak angkat. Teman-teman Veli juga keheranan dan saling berbisik-bisik.
*bersambung*
6/08/2018 07:49:00 PM
No comments