Review

Story

Tips

Forced to be Strong - Part 7

by - 12/31/2017 01:31:00 AM

Sera: “Ayah ini foto usg siapa??”
Cevreza: “Ayah juga tidak tahu, tapi kalau kado ini salah ngasih tidak mungkin karena ada nama kita diatasnya”
Sera: “Berarti usia janin ini hampir 2 bulan ya, udah mulai kelihatan tangannya dan kepalanya masih lebih besar dari badannya”
Cevreza: “Iya, yasudahlah biar ayah simpan saja foto ini, ayo kita masuk”
Sera: “Tadi kan aku upload foto-foto aku saat rayain ultah kita dibawah, ternyata Bapak Dimitri Rudolvsky ngelike sama comment loh pas di foto kita berdua megang kue”
Cevreza: “Dia bilang apa??”
Sera: “Dia bilang selamat ulang tahun Sera, semoga selalu bisa menjadi anak yang membanggakan orang tuamu ya, salam untuk ayahmu”

Cevreza: “Ohh yasudah kamu balas saja terima kasih dan salam balik dari ayah”

Sera: “Okee”
Cevreza jadi semakin yakin kalau ayahnya sudah memaafkannya.
Sera: “Ngomong-ngomong kok ibu belum mengucapkan selamat ultah ya sama aku??”
Cevreza: “Iya ayah juga kirim pesan ke whatsappnya cuma ceklis satu saja padahal ayah chat sejak kita baru tiba di Wina”
Sera: “Sama! Aku juga cuma ceklis satu, kenapa ya? Ngga biasanya dia begini”
Cevreza: “Entahlah, kalau paket internetnya habis kan dia bisa pinjam telepon milik temannya untuk mengabari kita”
Sera: “Aku jadi khawatir, secara rumah kita di Rusia aja diobrak-abrik, bukan tidak mungkin kan kalau terjadi sesuatu pada ibu?”
Cevreza: “Benar, ayah sebenarnya ingin kembali ke Rusia tapi misi ayah disini belum selesai, apalagi misi ini berhubungan juga dengan keluarga kita karena adik ayah yang merupakan pamanmu ikut terlibat”
Sera: “Serius?? Ayah tidak pernah cerita soal saudara ayah sama aku”
Cevreza: “Panjang ceritanya Sera, masalahnya rekan kerja ayah bilang kalau dia melihat pamanmu berbicara dengan Richard seperti sedang merencanakan sesuatu”
Sera: “Jangan bilang pamanku juga yang merencanakan pembunuhan padaku tempo lalu??”
Cevreza: “Bisa jadi meski ayah belum 100% yakin”
Sera: “Lalu apa rencana ayah sekarang?”
Cevreza: “Malam ini ayah akan ke villa tempat mereka bertemu waktu itu di dekat musium Sejarah Alam Wina”
Sera: “Sendirian?”
Cevreza: “Ya, kamu disini saja ya”
Sera: “Baiklah”
Cevreza: “Sera kita istirahat dulu setengah jam lalu olahraga dan dilanjutkan latihan bela diri ya”
Sera: *dengan nada malas* “Iya…”

Malamnya Cevreza berangkat menuju villa milik ayahnya menggunakan mobil pemberian Frank. Sesampainya di villa, Cevreza tidak menemukan adanya penjaga di villa besar itu makanya ia langsung melompat pagar dan masuk perlahan sambil waspada dengan keadaan sekeliling. Kini Cevreza berhasil masuk kedalam villa menggunakan kunci serbaguna dan mencari petunjuk apapun yang bisa membuktikan kejahatan George. Cevreza sudah berkeliling ke seluruh bangunan namun tidak menemukan petunjuk apapun. Saat Cevreza memeriksa laci di suatu ruangan yang gelap tiba-tiba ada yang menyerangnya dari belakang dengan memukul bagian belakangnya, Cevreza jatuh dengan kondisi setengah sadar akibat pukulan. Pemukul itu berupaya memukul Cevreza lagi dan Sera mendadak muncul menyerang pemukul yang menggunakan penutup wajah itu, Sera berkelahi dengan cukup berani dan lebih baik ketimbang waktu itu karena kondisi bangun tidur. Beberapa kali pemukul itu mencoba memukul Sera tapi Sera berhasil menghindar, Sera berhasil memukul penjahat itu hingga terjatuh tak sadarkan diri. Muncul lah teman penjahat itu lalu menyerang Sera, Sera agak kewalahan karena temannya ini lebih lihai bela dirinya ketimbang penjahat sebelumnya. Sera tergelincir karena tidak sengaja menginjak benda bulat yang terjatuh saat ia berkelahi tadi dan jatuh ke belakang saat berupaya menghindar dari serangan pisau yang coba dilayangkan padanya, penjahat itu langsung menusuk Sera tapi gagal karena ia ditembak. Sera kaget mendengar suara tembakan yang tepat terjadi di hadapannya itu, rupanya Cevreza yang menembak meski kesadarannya berkurang. Sera langsung membawa Cevreza keluar dari villa, Sera juga meminta kunci mobil karena kondisi Cevreza tidak memungkinkan untuk mengemudi. Saat Sera tengah mengemudi Cevreza bertanya pada Sera.
Cevreza: “Mengapa kamu mengikuti ayah?? Padahal ayah sudah menyuruh kamu agar tetap di hotel”
Sera: “Jika aku tidak ada disana tadi sesuatu yang buruk sudah pasti menimpa ayah”
Cevreza: “Ayah berterima kasih karena kamu sudah menolong ayah tapi itu berbahaya bagi diri kamu sendiri”
Sera: “Aku tidak rela melihat ayah mengatasi semua itu sendirian, karena aku khawatir makanya aku mengikuti, semua itu aku lakukan demi keselamatan ayah, aku rela berkorban untuk ayah yang selama ini sudah mati-matian menghidupi aku”

Cevreza terdiam mendengar ucapan Sera, 10 menit kemudian Sera memanggil Cevreza namun Cevreza tidak merespon. Sera sampai menepuk-nepuk badan ayahnya dan tidak direspon juga. Sera memberhentikan mobil di pinggir jalan, ia berkali-kali memanggil ayahnya. Sera memeriksa bagian belakang ayahnya dan ternyata bagian yang tadi dipukul menyebabkan ayahnya mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri.


*bersambung*

You May Also Like

0 comments