Review

Story

Tips

Forced to be Strong - Part 8

by - 1/01/2018 05:00:00 PM

(Sebelumnya gue mau ngucapin Selamat Tahun Baru 2018 untuk para pembaca, gue baru sempat posting part 8 nya sekarang karena semalam gue begadang, tadinya mau posting sekitar jam 3 pagi tapi gue udah cape ama ngantuk banget, mari kita simak kelanjutan cerita dari part 7 di postingan ini yang merupakan postingan pertama gue di tahun 2018 😏)

Sera sangat panik melihat darah yang masih keluar, akhirnya Sera membuka Google Maps untuk mencari rumah sakit terdekat dari lokasi ia berhenti. Setelah ketemu, Sera langsung tancap gas membawa Cevreza ke rumah sakit. Begitu tiba di rumah sakit Sera langsung meminta satpam cepat memanggil perawat agar ayahnya langsung ditangani di UGD, selama ayahnya di UGD Sera gelisah mondar mandir kesana kemari. Ia benar-benar kalut, ibunya beberapa hari tidak kabar dan saat ia mencoba menghubungi lagi untuk memberitahu soal ayahnya ternyata hp ibunya masih tidak aktif juga, sedangkan ayahnya terluka tak sadarkan diri, ia merasa seorang diri menghadapi semua ini di negeri orang. Ingin rasanya Sera menangis, tapi Sera teringat nasihat ayahnya bahwa ia harus lebih kuat menghadapi semua masalah yang menimpanya, jika ujian kali ini saja ia tak mampu apalagi ujian di kemudian hari. Sera berusaha untuk tegar, memang semua ini cukup berat untuk dihadapi gadis yang baru berusia 18 tahun tapi mau tidak mau Sera harus kuat menghadapinya. Waktu tepat menunjukkan jam 3 pagi, tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri Sera.

Pria: “Kamu kenapa kok gelisah sekali?”

Sera: “Ayahku berada di UGD, dia terluka di bagian belakang kepalanya dan pingsan”

Pria: “Bagaimana ceritanya bisa terjadi seperti itu?”
Sera: “Ia diserang orang, panjang ceritanya”
Pria: “Oh begitu, eh iya kita belum kenalan..namaku Billy kalau kamu?”
Sera: “Aku Seravina, kamu bisa panggil aku Sera, oh ya kayaknya kamu lebih tua dari aku ya?”
Billy: “Seravina hmm nama yang bagus, Iya kayaknya soalnya aku udah 22”
Sera: “Aku baru aja ulang tahun ke 18 tahun kemarin hehe”
Billy: “Wah selamat ulang tahun kalo gitu, semoga kamu panjang umur dan selalu diberi jalan keluar dalam menyelesaikan semua masalahmu, maaf ya kalau aku telat ngucapinnya”
Sera: “Amin aminnn makasih ya haha wajar kalau telat kan kita baru ketemu hari ini, ngomong-ngomong kak Billy lagi nunggu siapa disini?”
Billy: “Aku tadi abis nungguin temanku yang dirawat, orang tuanya kan selama beberapa hari ini dinas keluar kota dan baru tiba di rumah sakit setengah jam lalu makanya aku sekarang udah bisa pulang”
Sera: “Kakak udah mau pulang?”
Billy: “Iya, emang kenapa?”
Sera: “Hmm gimana ya..aku….aku boleh minta ditemenin ngga? Ya kakak taulah jam segini rumah sakit sepi banget paling sekali sekali aja perawat sama dokter jaga lewat, mana tadi sepintas aku liat kamar mayat juga ada di lantai ini, lagipula aku lagi merasa sendirian banget sekarang”
Billy: “Oke okee aku juga belum cape sekali sih, Kamu takut ya sama kamar mayat?”
Sera: “Yaa mana ada wanita seusiaku yang ngga ada rasa takut berada di lantai yang ada kamar mayatnya jam segini”
Billy: “Iya aku ngerti kok, ibumu kemana?”
Sera: “Ibuku sedang di kota Seleznyovo, Rusia. 3 hari lalu aku dan ayahku tiba di Wina”
Billy: “Jadi kamu ini orang Rusia ya?”
Sera: “Iya kak, domisili aku di St. Petersburg”
Billy: “Aku juga orang Rusia, domisili di Moscow”
Sera: “Haha tahu begitu aku tidak perlu berbicara bahasa Inggris tadi”
Tidak lama kemudian dokter keluar ruangan.
Sera: “Dokter bagaimana keadaan ayah saya?”
Dokter: “Bagian belakang kepalanya sudah saya perban tadi, benturannya memang menyebabkan ia tidak sadarkan diri tapi kamu tidak perlu khawatir, setelah saya periksa benturannya tidak sampai membuatnya mengalami hal yang fatal, Ayahmu kini sudah sadar dan membaik dan boleh kamu jenguk, pesan saya bicara seperlunya karena beliau harus banyak istirahat”
Sera: “Baik terima kasih banyak dokter, ayo kak Billy kita masuk”
Billy: “Ayo”
Sera: “Ayah apa yang ayah rasakan sekarang?”
Cevreza: “Kepala Ayah masih sedikit pusing tapi tidak sepusing tadi”
Sera: “Aku panik tau, di tengah jalan aku panggil-panggil tapi ayah tidak merespon taunya bagian yang dipukul tadi berdarah”
Billy: “Apa? Jadi ada yang memukul?”
Cevreza: “Ti..tidak tadi saya ceroboh terkena benda tumpul yang jatuh diatas lemari”
Sera heran mengapa ayahnya berbohong.
Billy: “Ohh gitu saya kira ada yang berbuat jahat”
Sera: “Ayah ini kak Billy, daritadi dia nemenin aku selama ayah ditangani sama dokter”
Cevreza: “Terima kasih ya kamu sudah menemani anak saya”
Billy: “Sama-sama Om”
Sera: “Kak Billy pulang aja, aku sekarang kan udah sama ayah”
Billy: “Oke nanti kalau kamu butuh apa-apa kamu telepon aku di nomor ini ya”
Sera: “Siap kak”
Billy: “Saya pamit pulang dulu ya Om..Sera”
Cevreza: “Iya sekali lagi terima kasih ya”
Sera: “Dadah hati-hati dijalan”
Billy keluar dari ruangan dan Sera langsung bertanya pada ayahnya.

*bersambung*

You May Also Like

0 comments