Review

Story

Tips

Forced to be Strong - Part 1

by - 12/25/2017 12:57:00 AM

Alkisah ada seorang gadis bernama Seravina. Sera berdomisili di kota St. Petersburg (Rusia). Sera adalah sosok gadis yang ceria, manja, kekanak-kanakkan, namun memiliki sifat yang baik. Sera memiliki kedua orang tua kandung yang masih lengkap, ibunya bernama Sovia berprofesi sebagai guru sekolah dasar dan ayahnya berprofesi sebagai agen rahasia berpangkat komandan. Ayah Seravina bernama Cevreza, selama bertahun-tahun Cevreza menyembunyikan profesi yg digelutinya itu dari Sera demi keamanan dan tidak membuat Sera khawatir, ayahnya selalu bilang bahwa profesinya adalah detektif padahal lebih dari itu. Sera merupakan anak tunggal, 13 tahun lalu ibunya pernah hamil namun keguguran saat usia janinnya 4 bulan. Ibunya saat itu sangat terpukul, apalagi hingga belasan tahun kemudian tidak kunjung hamil lagi. Kini Cevreza dan Sovia sudah pasrah dan menerima takdir bahwa mereka hanya memiliki satu orang anak yakni Seravina, mereka sudah cukup bahagia dengan kehadiran Sera di sisi mereka dan mereka patut mensyukuri itu. Suatu hari Sovia harus pergi ke luar kota untuk menemani murid-muridnya yg akan berwisata ke kota Vyborg, Sovia berkata bahwa ia akan ke luar kota selama 7 hari, Sovia juga menasehati Sera agar tidak menyusahkan ayahnya selama ditinggal pergi. Cevreza dan Sera mengantar Sovia ke sekolah dan menunggu hingga bis wisata pergi, setelah semua anak dan orang tuanya lengkap maka tibalah saatnya Sovia untuk berangkat menuju Vyborg. Sebelum berangkat, Sovia berpelukkan terlebih dahulu dengan Sera dan Cevreza. Sera sempat terharu padahal cuma ditinggal 7 hari saja, maklum Sera belum pernah ditinggal lebih dari 3 hari oleh ibunya. Tak lama kemudian bis pun berangkat, Sera mengajak Cevreza untuk berjalan-jalan di mall. Cevreza mengiyakan karena kebetulan di hari itu ia juga sedang tidak ada tugas.

Sera sangat senang bisa mencuci mata di mall, namun matanya tertuju pada suatu dress berwarna merah yang sangat cantik. Sera memandangi dress itu berulang kali hingga Cevreza bertanya padanya “kamu suka?” lalu Sera berujar “suka banget sih tapi harganya….ah ngga deh yah, cukup aku kagumi aja haha”. Sera akhirnya keluar dari toko tempat dress itu dan berjalan ke toko minuman untuk membeli hot coffee. Cevreza sebenarnya daritadi sedang memikirkan kado untuk putri semata wayangnya yang baru saja lulus dari SMA dengan nilai yang memuaskan dan akan berulang tahun ke 18 dalam 10 hari lagi, Cevreza akhirnya memutuskan untuk membelikan dress yang Sera sukai itu secara diam-diam untuk kejutan Sera di hari ulang tahunnya. Hari demi hari berlalu, tibalah hari dimana semestinya Sovia pulang dari ke luar kota tapi di hari itu Sovia ternyata belum bisa pulang. Sovia menelepon Sera, Sovia berkata bahwa dirinya harus pergi ke Seleznyovo untuk menjenguk teman baiknya yang sedang sakit keras. Sovia juga berujar kalau dirinya belum bisa bilang kapan pulang karena ia ingin merawat temannya yang bernama Bianca itu, temannya sebatang kara dan suaminya sudah meninggal 8 bulan lalu. Sera sedikit kecewa dengan perkataan ibunya itu, Sera ingin ibunya bisa mendampinginya saat ia berulang tahun ke 18. Tapi akhirnya Sera berusaha menampik kekecewaannya dengan berpikir bahwa teman ibunya lebih membutuhkan ibunya karena kasihan sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Sera memberitahu ayahnya perihal alasan Sovia yang belum bisa pulang, sebenarnya Cevreza sedikit heran mengapa Sovia merawat temannya hingga waktu yang tidak dapat ditentukan, Cevreza juga tahu kalau suami Bianca memang meninggal 8 bulan lalu. Sebenarnya kalau tidak ada misi penting di kota Wina (Austria), Cevreza ingin berkunjung ke tempat Bianca bersama Sera, apa boleh buat karena misi ini penting sekali dan merupakan perintah langsung dari atasan Cevreza. Tadinya bila Sovia pulang, Cevreza bisa meninggalkan Sera dengan tenang, namun karena kepulangannya ditunda maka Cevreza terpaksa mengajak serta Sera ke Austria dengan dalih liburan sebagai hadiah kelulusan dan ulang tahun Sera. Sera yang tadinya kecewa karena ibunya tidak jadi pulang langsung kembali ceria karena ajakkan ayahnya itu. Sera langsung packing barang-barang yang akan dibawa ke Austria, Cevreza berpesan agar Sera membawa barang-barang yang penting saja agar tidak kerepotan disana nanti.

Tengah malam Sera dan Cevreza terbang menggunakan pesawat dari bandar udara Pulkovo dan sampai di Austria esok paginya. Sesampainya di bandar udara internasional Wina, Cevreza langsung memesan taksi menuju hotel tempa ia dan putrinya menginap nanti. Di taksi, Sera sibuk memperhatikan gedung-gedung dan pemandangan di Wina. Sera juga tidak lupa update di social medianya bahwa dirinya sedang berada di Austria. Cevreza juga sibuk dengan gadget, bedanya Cevreza sibuk mengirim pesan ke temannya sesama agen rahasia yang sudah lebih dahulu tiba di Wina sejak kemarin. Cevreza memberitahu temannya yang bernama Frank itu bahwa ia ke Austria tidak sendiri melainkan bersama putrinya, temannya kaget dan menyayangkan sikap Cevreza, mengapa Cevreza melibatkan anaknya dalam misi kali ini. Cevreza berujar bahwa dirinya tidak punya pilihan lain selain membawa anaknya karena ia memiliki firasat tidak enak bila Sera ditinggal sendirian di St. Petersburg, lagipula Cevreza juga tidak akan melibatkan anaknya dalam misi itu, Sera cukup berlibur dan menikmatinya saja. 30 menit kemudian mereka sampai di hotel tujuan, setelah memesan kamar Cevreza menyuruh Sera untuk beristirahat karena kurang tidur. Sera tiduran sebentar dan ketiduran, Cevreza memanfaatkan situasi ini untuk bertemu Frank di luar hotel. Di sebuah restoran Cevreza berbincang dengan Frank.
Cevreza: “Bagaimana 1 hari di Wina? Enak?”
Frank: “Enak kalau tidak punya misi hahahaha kau serius membawa anakmu?”
Cevreza: “Ya sekarang ia sedang tidur lelap di hotel, habisnya perasaanku tidak enak jika meninggalkannya sendirian, terlebih lagi istriku juga sedang jauh di luar kota karena merawat temannya, ya biarlah lusa Sera ulang tahun ini biarlah ia bersenang-senang”
Frank: “Kau yakin bisa mengajaknya bersenang-senang? Kita disini untuk misi loh”
Cevreza: “Akan kuusahakan semampuku untuk membuatnya bahagia karena ia anakku satu-satunya, aku juga akan menyelesaikan misiku di kota ini hingga tuntas”
Frank: “Kau sayang sekali ya padanya”
Cevreza: “Tentu saja, meski dahulu aku berkorban meninggalkan orang tuaku di Moscow agar aku bisa menikahi Sovia yang tengah mengandung dirinya, ah sudahlah”

*bersambung*

You May Also Like

0 comments