Review

Story

Tips

Forced to be Strong - Part 3

by - 12/27/2017 12:07:00 AM

Penjahat itu senang misinya membunuh putri Cevreza berhasil namun senyum licik di wajahnya mendadak berubah menjadi keheranan karena ternyata ada yang berhasil menyelamatkan Sera dengan menangkap Sera saat jatuh di bawah. Sera kini berada digendongan seorang ninja berpakaian serba putih, entah darimana datangnya ninja itu tapi yang pasti ia tepat waktu menolong Sera. Penjahat itu panik lalu berupaya kabur. Kemudian ninja itu menurunkan Sera dari gendongannya, Sera sampai tidak bisa berkata apa-apa dibuatnya. Lalu ninja itu langsung melempar tali ke lantai 2 dan mengejar penjahat yang hampir membunuh Sera itu. Terjadi kejar-kejaran di dalam hotel antara penjahat dan ninja putih, karena menemui jalan buntu penjahat terpaksa berkelahi dengan ninja dengan pisau seadanya. Penjahat itu mati-matian menyerang ninja namun ninja itu dengan mulus menghindar dari serangan, sampai suatu ketika sang ninja menarik pedang miliknya dan menusukkannya ke penjahat itu, penjahat itu mati di tempat. Sera yang mendengar jeritan para penghuni hotel langsung bergegas menuju ke tempat jeritan itu berasal, Sera shock melihat mayat bersimpah darah karena Sera sebelumnya tidak pernah secara langsung melihat mayat yang berdarah-darah seperti itu. Setelah bertanya sama penghuni lain Sera tau bahwa yang membunuh adalah ninja putih yang tadi menyelamatkannya, Sera galau..di sisi lain ia merasa kagum dengan ninja itu, namun di sisi lain ia kaget..kenapa harus membunuh? Apa tidak cukup dengan membuatnya tidak sadarkan diri saja lalu menyerahkannya pada polisi? Meski penjahat itu hampir membunuhnya, Sera masih tidak tegaan melihatnya mati tragis dengan cara seperti itu.

Tidak lama kemudian Cevreza tiba di jalan menuju hotel yang jaraknya sekitar 50 meter dari hotel, ia dibuat heran dengan banyaknya orang yang berkumpul depan hotel. Cevreza turun dari mobil dan bertanya apa yang terjadi, mereka bilang ada orang yang dibunuh ninja, orang yang dibunuh itu hampir membunuh seorang wanita tamu hotel ini. Cevreza bertanya seperti apakah ciri wanita yang hampir dibunuh itu lalu orang-orang menjawab bahwa wanita itu berambut panjang bergelombang dan berwarna hitam kecoklatan, memakai baju piyama berwarna pink motif boneka, dan berusia sekitar 17 atau 18 tahun. Cevreza yakin sekali itu Sera karena ia ingat bahwa saat Sera tidur ia memakai piyama pink motif boneka itu, Cevreza sangat cemas dan bergegas masuk ke hotel. Cevreza akhirnya bertemu dengan Sera, Sera langsung berlari memeluk ayahnya. 
Sera: “Ayah aku takut, aku tiba-tiba diserang oleh cleaning service gadungan saat baru bangun tidur, ia berupaya membunuhku dengan sebilah pisau, aku berkelahi dengannya bahkan aku juga didorong di teras agar jatuh kebawah”
Cevreza: “Astaga wajahmu lebam dan berdarah karena dipukul olehnya, keterlaluan sekali”
Sera: “Iya nih sakit banget yahh, nyebelin banget deh itu orang pura-pura jadi cleaning service segala terus nyerang aku yang matanya masih sepet gini”
Cevreza: “Terus apakah benar ninja itu yang membunuhnya?”
Sera: “Iya‼ Aku ngga liat langsung sih tapi beberapa penghuni hotel melihatnya secara langsung, ada CCTV juga kok bisa dicek, jadi saat aku didorong itu kan aku jatuh kebawah lalu ninja itu berhasil menangkap badanku saat jiwa masih nyangkut diatas sana hahaha”
Cevreza: “Apa-apaan sih kamu masih bercanda aja dalam situasi seperti ini”
Sera: “Serius yah, rasanya itu jiwa aku masih nyangkut sedangkan badanku dibawah karena aku kaget sekali pas jatuh”

Cevreza kemudian melihat mayat pria itu namun ia tidak mengenalinya, lalu polisi datang dan meminta Sera ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Sera sedikit merasa asing saja harus ke kantor polisi karena tidak pernah berurusan dengan polisi sebelumnya, apalagi ini polisi di Austria. Cevreza meminta Sera untuk mengikuti apa perintah polisi itu, Cevreza juga akan menemani. Di kantor polisi, Sera memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya, ia juga heran kenapa ia bisa menjadi target pembunuhan di negara itu padahal Sera baru pertama kali ke Austria dan merasa tidak memiliki musuh. Setelah sekian lama ditanya ini dan itu hingga sore hari, Sera diperbolehkan pulang namun Cevreza berkata bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengan pihak kepolisian, Sera akhirnya keluar dari ruangan lebih dahulu. Cevreza mengungkapkan di hadapan polisi bahwa dirinya adalah agen rahasia inteligen Rusia dengan menunjukkan kartu identitas resmi agen inteligen Rusia, ia selama ini menyembunyikan pekerjaan dari anaknya, ia ke Wina karena ada sesuatu yang harus ia selidiki, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya curiga kalau orang yang menjadi target penyelidikkannya lah yang mencoba membunuh anaknya. Polisi lalu bertanya siapa target Cevreza. Cevreza menjelaskan bahwa targetnya adalah Richard si kriminalis bayaran dan adiknya sendiri yang dicurigai bekerja sama dengan Richard. Polisi mengatakan bahwa Richard memang buronan polisi di berbagai negara, Richard sangat lihai maka dari itu ia belum juga tertangkap hingga kini, sekalinya hampir tertangkap ehh anak buahnya memborbardir polisi habis-habisan dengan pistol dan bom lalu berhasil kabur lagi. Polisi juga berkata bahwa ia akan berusaha menyelidiki adik Cevreza, George.

Usai berbicara, Cevreza keluar ruangan. Sera heran dan bertanya apa saja yang dibicarakan ayahnya di dalam. Cevreza berkata bahwa dirinya meminta agar polisi segera mengetahui motif membunuh Sera. Sera lalu berkata apakah ayahnya memiliki musuh atau tidak, ayahnya menjawab bahwa ia tidak punya musuh (meski sebenarnya ada). Sera sedikit curiga sebenarnya karena bagaimana mungkin ada orang yang tiba-tiba mau membunuh sampai menyamar segala tapi tidak ada penyebabnya. Cevreza mengajak Sera kembali ke hotel. Kamar Sera masih diselidiki polisi, beberapa jam kemudian mereka pulang dan Sera bisa menempati kamarnya lagi namun kamar itu sangat berantakan karena perkelahian sengit tadi siang. Sera merasa mumet sekali hari ini, menjelang usianya yang ke 18..perjuangan agar dirinya panjang umur cukup berat. Disaat Sera mulai merapikan barang-barang, Cevreza ingin mengompres dan mengobati luka di wajah Sera yang membengkak, Sera menurutinya. Pelan-pelan ayahnya mengompres, Sera meringis kesakitan, kemudian ayahnya memberi obat merah di lukanya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Cevreza.

*bersambung*

You May Also Like

0 comments