Timothy Dalton always be my crush since I'm in junior high school. He is very charismatic, cool, handsome, and manly. I never get bored looking at his photos. My favorite movie is The Living Daylights so now I'm going to post his scenes in The Living Daylights. Source: Screenmusings
Saratov, Russia (Source: Google) |
Setelah pamit, Sera dan Adrian bertolak ke Saratov dengan mobil. Sesuai perkiraan Adrian kalau mereka akan tiba di Saratov saat tengah malam. Adrian memberi usul kalau sebaiknya mereka menginap dahulu di hotel karena hari sudah sangat larut, namun Sera memiliki pendapat lain. Sera penasaran ingin melihat kantor cabang yang berada di kota itu.
Adrian: "Kamu yakin ingin kesana? Ini sudah sangat larut, pasti tidak ada aktivitas disana"
Sera: "Aku penasaran sekali dengan cabang itu kak, kita kesana ya sekalian mencari penginapan"
Adrian: "Kamu tahu lokasinya?"
Sera: "Kita akan kesana menggunakan google maps"
Adrian: "Ok"
Setelah 40 menit Adrian dan Sera berhasil menemukan kantor cabang perusahaan Rudolvsky, mereka melihat ada beberapa orang yang keluar dari kantor itu. Adrian dan Sera heran memangnya ada aktivitas apa di kantor cabang di tengah malam seperti ini, ternyata ada orang yang terlihat lemas dengan kepala ditutup kain dan tangan diikat yang tengah dibawa paksa oleh orang-orang itu untuk masuk ke mobil. Sera mengambil handphonenya dan merekam apa yang dilihatnya. Mobil mereka pergi meninggalkan kantor, Adrian memutuskan untuk membuntuti mobil tersebut dengan berhati-hati.
Sera: "Siapa ya orang yang mereka bawa itu?"
Adrian: "Entahlah aku juga penasaran, yang aku heran kok bisa mereka menyekap orang di dalam kantor itu, kakekmu harus tau"
Sera: "Iya ini aku kirim ke whatsapp beliau tapi mungkin beliau sudah tidur, apa aku perlu telepon polisi?"
Adrian: "Yaudah kamu telepon kepolisian Saratov"
Sera menelepon polisi dan mengabarkan apa yang ia lihat, ia juga mengirim video ke nomor whatsapp yang diberikan oleh polisi. Polisi berkata kalau mereka akan segera tiba dan meminta agar Sera berhati-hati. Adrian masih terus fokus mengikuti mobil tersebut, Adrian meminta Sera untuk mengecek google maps kalau sebenarnya jalan mereka ini mengarah kemana. Sera melihat di peta kalau mereka semakin dekat dengan sungai Volga yang merupakan sungai terpanjang di Eropa dan benar saja mobil orang itu berhenti di dekat sungai. Mereka keluar dari mobil sembari membawa orang yang terikat itu.
Adrian: "Kamu telpon polisi beritahu lokasi kita sekarang"
Sera: "Iya"
Adrian: "Kamu tetap disini ya"
Sera: "Kamu mau mengikuti mereka? Mereka ada 4 orang loh kalau mereka juga membawa pistol bagaimana?"
Adrian: "Aku harus tau siapa yang mereka bawa dan apa sebenarnya tujuan mereka, apalagi ini berkaitan dengan kantor milik kakek kamu jadi aku harus selidiki, pokoknya kalau kamu lihat aku tidak selamat atau mereka bergerak ke arah kamu..kamu harus segera pergi dari sini ke kantor polisi"
Sera: "Adrian aku takut"
Adrian: "Jangan takut dan juga jangan panik bila terjadi sesuatu, kamu harus tenang agar bisa berpikir jernih"
Sera: "Baik"
Volga river (Source: Google) |
Adrian turun dari mobil dan mengikuti mereka perlahan, Adrian mengeluarkan pistol miliknya lalu terus mengikuti sampai tiba di pinggir sungai persis. Dua dari penjahat itu berupaya menceburkan korban ke sungai yang sangat dingin itu. Adrian yang daritadi mengamati diam-diam lantas menembak salah satu dari orang yang ingin menceburkan itu. Sera yang berada di dalam mobil mendengar suara tembakan Adrian. 3 penjahat yang tersisa panik kemudian melihat ke sekeliling untuk mencari asal muasal tembakan barusan. Salah satu dari mereka berjalan mendekati Adrian, Adrian bergerak cepat menembak orang itu..2 penjahat mencoba menembak Adrian tapi Adrian berhasil lari ke sisi lain dan bersembunyi dibalik tembok. Polisi tiba di lokasi, Sera menghampiri polisi dan berkata kalau Adrian adalah agen rahasia, Sera juga berkata kalau Adrian mengikuti ke arah sana. Polisi meminta Sera untuk tetap ditempat dan membiarkan polisi menjalankan tugasnya. 2 penjahat yang tersisa kebingungan menghadapi Adrian sedangkan mereka harus secepatnya menceburkan korban ke sungai. Polisi tiba di tempat Adrian dan penjahat berada dan meminta penjahat untuk menyerah. Setelah terdiam selama 5 menit akhirnya satu dari mereka melempar senjata dan menyerahkan diri ke polisi. Namun yang satunya lagi nekat mendorong korban ke sungai lalu Adrian refleks menembak kaki pelaku pendorongan. Adrian berlari kemudian melompat ke sungai untuk menyelamatkan korban. Adrian menyelami sungai itu, untungnya Adrian memiliki senter bawah air pemberian professor Moof jadi ia bisa melihat posisi korban. Polisi segera menelepon ambulans untuk perawatan pada pelaku yang ditembak Adrian. 2 orang polisi lain mencoba menyelam namun mereka kesulitan karena saat itu kondisi air begitu gelap, tidak lama kemudian mereka melihat dari bawah ada sorotan senter dari Adrian yang tengah membawa korban keatas. Adrian dibantu polisi untuk ke permukan air. Akhirnya mereka berhasil naik ke sisi sungai, korban penculikan tidak sadarkan diri karena tenggelam. Adrian lalu membuka ikatan korban dan membuka penutup wajah yang sedaritadi masih menutup wajah korban. Alangkah terkejutnya Adrian saat melihat siapa orang yang baru saja ia selamatkan.
*bersambung*
1/30/2019 02:39:00 AM
1 comments
Richard: “Memangnya apa hubungannya dengan Sovia?”
George: “4 tahun setelah peristiwa di club itu kira-kira Februari 1998, aku dan Cevreza disuruh oleh ayah untuk ke St. Petersburg membantu proyek cabang perusahaan ayah yang ada disana. Disaat senggang aku berjalan-jalan dan melewati sebuah panti asuhan, disitu ada Sovia yang tengah bermain bersama anak-anak panti. Pertama kali aku melihat Sovia kesan pertamaku adalah ia gadis yang cantik natural, tanpa polesan make up dia sudah cantik, aku langsung tertarik dengannya. Karena aku penasaran maka aku masuk ke dalam panti asuhan itu dan mengajaknya berkenalan, responnya cukup baik..aku bertanya sedang apa ia di panti asuhan tersebut, ia menjawab kalau dia tinggal di panti asuhan itu. Ia dahulu pernah diadopsi oleh orang lain saat usia 9 tahun namun karena hanya dijadikan pembantu dan tidak disayang selayaknya seorang anak maka ia memilih kabur dan kembali ke panti, saat usia 13 tahun ada lagi yang ingin mengadopsinya tapi Sovia trauma dan menolak diadopsi.. Sovia memilih tetap tinggal di panti sampai dewasa. Kami berbincang-bincang hingga sore, sebelum pulang aku berkata bahwa agar besok ketemuan di dekat pantai agar bisa mengobrol sambil melihat pemandangan pantai, Sovia mengiyakan. Esoknya aku berjalan ke arah pantai, dari kejauhan aku mendengar suara teriakan Sovia..kemudian aku melihat Sovia tengah diganggu oleh 2 orang pria. Salah seorang pria membekap mulut Sovia agar tidak bisa berteriak”
Richard: “Lalu apa yang kau lakukan?”
George: “Aku bingung, aku ingin membantu tapi aku tidak berani melawan 2 orang itu..aku terdiam. Sovia dipaksa masuk ke dalam mobil, Sovia melawan dengan menginjak kaki orang yang membekapnya dan menendang orang yang satunya lagi kemudian Sovia kabur. Kedua penjahat itu mengambil tali dan kain di mobil lalu mengejar Sovia. Sovia berlari sambil berteriak minta tolong, teriakkan Sovia rupanya terdengar oleh Cevreza yang kebetulan juga sedang berjalan-jalan dekat pantai. Dalam pengejaran, Sovia tertangkap.. Sovia mencoba melawan namun tidak bisa, ia diikat ditempat dan mulutnya ditutup kain. Sovia diseret paksa oleh mereka dan kau tahu apa yang berikutnya terjadi??
Richard: “Apa?”
George: “Lagi-lagi Cevreza yang sok pahlawan mendadak muncul, Cevreza meminta agar mereka melepaskan Sovia. Tentu saja penjahat itu tidak mau, akhirnya salah satu dari mereka berkelahi dengan Reza sedangkan yang satunya lagi memegangi Sovia. Perkelahian itu dimenangkan oleh Reza, pria yang tadi memegangi Sovia ikut melawan Cevreza tapi kalah juga. Cevreza menghampiri Sovia lalu membuka ikatan dan penutup mulutnya, Sovia menangis dan refleks memeluk Reza. Aku benar-benar kesal melihat semua ini”
Richard: “Wajar saja kalau wanita bertingkah seperti itu, namanya juga sedang ketakutan dan tiba-tiba ada seorang lelaki sejati yang menyelamatkannya”
George: “Maksudmu aku bukan lelaki sejati?”
Richard: “Aku tidak bilang begitu, lagipula kau tidak menyelamatkannya kan”
George: “Aku kan tidak punya kemampuan bela diri sama sekali, sedangkan Cevreza memang sudah belajar bela diri sejak masih sekolah, wajar kan kalau aku tidak berani?”
Richard: “Terserah kau sajalah”
George: “Sehabis menyelamatkan Sovia, Reza mengantar Sovia pulang ke panti..dan aku? Terdiam seorang diri, akhirnya aku putuskan besok saja aku hampiri Sovia ke panti. Keesokkan harinya saat aku bersiap-siap pergi menemui Sovia tiba-tiba ayah meminta aku untuk membantu dirinya dan Reza dalam menangani proyek pembangunan perumahan, alhasil aku sibuk bekerja dan baru bisa bertemu Sovia satu minggu kemudian. Karena aku takut keduluan dengan Cevreza makanya aku langsung menyatakan perasaanku pada Sovia, tapi Sovia berkata bahwa dia tidak bisa menerima cintaku karena jatuh cinta pada pria lain. Sovia jatuh cinta pada pria yang menyelamatkannya satu minggu lalu di dekat pantai. Untuk kesekian kalinya aku dikalahkan Cevreza. Kata Sovia, Cevreza begitu jantan..berkelahi demi menyelamatkan wanita..dan dia juga berkata Cevreza sangat tampan…….YA TUHAN MENGAPA KAU TIDAK MEMBERI KEADILAN PADAKU?? MENGAPA SELALU CEVREZA YANG MENDAPATKAN APA YANG AKU MAU?? MULAI DARI PERHATIAN ORANG TUA, PRESTASI BAGUS HINGGA CINTA DARI WANITA SECANTIK SOVIA.”
Richard: “Sabar George sabar…lagipula kejadian itu sudah lama sekali kan”
George: “Tetap saja aku tidak akan pernah melupakan seluruh peristiwa pahit itu, karena Sovia berkata demikian maka aku tidak bisa memaksa. Bulan depannya aku lihat Cevreza dan Sovia sudah menjadi sepasang kekasih..Cevreza berhasil merebut wanita yang aku cintai. Namun situasi yang selalu tidak mendukungku mulai berubah sekitar satu tahun setelahnya yakni sejak Sovia mengandung anak Cevreza, ayah sangat murka karena sudah melarang Cevreza menjalin hubungan dengan Sovia tapi hubungan mereka justru malah semakin dekat hingga Sovia hamil. Cevreza memilih tetap bersama Sovia dan anak mereka lalu Ayah mengusir Cevreza, situasi ini otomatis membuatku berada di posisi layaknya anak tunggal Dimitri Rudolvsky bertahun-tahun setelahnya”
Richard: “Hahahaha akhirnya kesabaranmu membuahkan hasil ya”
George: “Benar, hari dimana Cevreza keluar dari rumah adalah hari paling membahagiakan dalam hidupku. Tanpa aku berbuat apa-apa keadaan berubah dengan sendirinya, dengan menjadi anak tunggal maka perhatian orang tua otomatis ke aku semua, bahkan aku banyak terlibat dalam pengerjaan proyek hingga sekarang. Yaa meski dahulu sekitar 3 bulan setelah Sera lahir, Cevreza membawa Sera yang masih menjadi bayi mungil itu ke rumah ayah. Reza bilang dia hanya ingin ayah dan ibu melihat cucu pertamanya, kalau menurutku itu hanya omong kosong saja, pasti dia membawa bayi itu agar ayah & ibu merasa iba dan bisa diterima lagi supaya tidak perlu susah payah untuk hidup mandiri.”
Richard: “Apa iya Reza seperti yang kau bicarakan? Ia adalah salah satu agen terbaik yang terkadang membuatku merasa was-was saat beraksi”
George: “Ah paling juga dia seperti itu, kalau soal dia bisa menjadi agen terbaik mungkin karena ia banyak mendapatkan pengalaman dari kehidupan keras yang ia lalui selama belasan tahun”
Richard: “Lalu bagaimana rekasi Dimitri dan Viviane melihat baby Sera?”
George: “Ibu sudah pasti iba dan langsung menggendong Sera, sedangkan ayah sempat terdiam di awal seperti sedang berpikir..tapi akhirnya ayah menyuruh Cevreza untuk pergi membawa Sera. Ibu meminta ayah agar jangan mengusir Reza lagi karena kasian Cevreza baru memiliki seorang bayi jadi pasti membutuhkan perawatan yang tidak murah namun ayah tetap pada keputusannya, menurut ayah..Reza sudah memilih Sovia dan sudah tahu konsekuensi dari keputusannya itu. Cevreza berkata bahwa ia akan berusaha sekeras mungkin untuk menghidupi Sera hingga bisa hidup berkecukupan agar anaknya tidak terus-menerus hidup dalam keterbatasan ekonomi, setelah itu Reza pamit pulang dan ibu menangisi kepergian Reza.”
Richard: “Dan Cevreza berhasil membuktikan ucapannya, ia kini hidup berkecukupan dan mampu membeli kebutuhan tersier untuk keluarga kecilnya”
George: “Huh meski belum sekaya ayah, harus kuakui Cevreza memiliki tekad yang gigih untuk mewujudkan keinginannya. Tadinya aku pikir Reza tidak akan lagi menjadi saingan dalam hidupku karena sudah tidak ada lagi tempat buat dia di hati ayah, apalagi ia hidup berkecukupan namun aku mulai merasakan persaingan lagi dengan Reza saat ajang Nona Sekolah yang diselenggarakan 2016 lalu, saat tersisa 2 kontestan yakni anakku dan anak Cevreza itulah aku merasakannya.”
*bersambung*
5/06/2018 01:36:00 AM
No comments
(Maaf banget ya guys baru sempet ngepost, kemaren sempet ada musibah yang cukup berat dan gue juga lagi sibuk urus pernikahan dan juga pergi ke rumah om tante gue minta nasihat gitu karena gue ga berpengalaman dalam urusan ini, kalian siap2 yak karena akan ada sesuatu yang tidak terduga di part 17 ini..mau tahu? baca aja ☺)
Sera: “Masalahnya 2 minggu lalu ayah pergi ke rumah ini untuk bertemu langsung dengan Paman George menanyakan soal ibu dan Richard”
Dimitri: “Ayahmu sama sekali belum kesini loh”
Dimitri: “Ayahmu sama sekali belum kesini loh”
Viviane: “Ya Tuhan hanya dirimu yang tahu dimana putra dan menantuku sekarang”
Sera: “Dimanapun mereka aku harap mereka baik-baik saja”
Dimitri: “Yaa ku harap demikian, oh ya tadi sore George pergi ke Saratov”
Sera: “Ada keperluan apa? Padahal aku ingin menanyakan soal orang tuaku padanya”
Dimitri: “Perusahaanku juga memiliki cabang di Saratov, kebetulan baru-baru ini bekerja sama dengan perusahaan besar lain dalam proyek pembangunan gedung kantor disana, maka George aku minta untuk melakukan pengawasan demi kelancaran proyek”
Sera: “Aku baru ingat kalau perusahaan kakek bergerak di bidang konstruksi”
Dimitri: “Iya..hmm ada hal penting yg aku ingin bicarakan padamu”
Sera: “Apa itu?”
Di lain tempat ada George yang tengah bersama Richard.
Richard: “Enak yah jadi dirimu, semenjak Cevreza meninggalkan rumah orang tuamu belasan tahun lalu kau menjadi anak emas”
Richard: “Enak yah jadi dirimu, semenjak Cevreza meninggalkan rumah orang tuamu belasan tahun lalu kau menjadi anak emas”
George: “Enak katamu?”
Richard: “Jelas enak, Cevreza yang notabenenya anak sulung malah tidak terjun langsung di perusahaan keluarga kalian, alhasil kau yang banyak yang memegang kendali, sudah pasti seluruh perusahaan itu nantinya akan jatuh kepadamu karena Cevreza sudah tidak dianggap anak lagi oleh Dimitri”
George: “Kalau memang seenak itu aku tidak akan meminta bantuanmu”
Richard: “Nah sebenarnya aku masih bingung, kenapa kau begitu ingin menyingkirkan Cevreza dan putrinya padahal selama belasan tahun ini kau bagaikan anak tunggal Dimitri? Bukankah Cevreza sudah bukan lagi ancaman bagimu”
George: “Selama ini semua orang termasuk dirimu mengetahui kalau aku dan Cevreza adalah dua bersaudara, padahal kenyataannya tidak seperti itu”
Richard: “Maksudmu?”
George: “Aku dan Cevreza bukanlah saudara kandung, salah satu dari kami adalah anak adopsi”
Richard: “Kau tidak bercanda kan???”
George: “Buat apa aku bercanda”
Richard: “Lantas siapa yang anak adopsi? Apakah Cevreza? Soalnya kan ayahmu begitu mudahnya mengusir dia dan tidak tinggal bersama hingga sekarang”
George: “Andai demikian aku tidak akan sepanik sekarang”
Richard: “Jadi..kau yang anak angkat??”
George: “Benar sekali, anak kandung Dimitri Rudolvsky hanya satu yaitu Cevreza, sedangkan aku hanyalah anak yang dipungut dari seorang wanita miskin di jalanan”
Richard: “Dari mana kau tahu semua itu?”
George: “6 bulan lalu, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan ayah dan ibu soal statusku”
Richard: “Dan kau kecewa?”
George: “Pasti, sakit rasanya aku mengetahui hal ini, selama 41 tahun aku hidup di dunia ini aku baru tahu kalau aku bukan anak kandung mereka”
Richard: “Terus kau langsung menanyakan soal ini ke Dimitri??”
George: “Tidak, aku berusahan menahan diri seakan-akan aku tidak tahu apa-apa, pantas saja sejak masih anak-anak dahulu ayah dan ibu terlihat lebih perhatian pada Cevreza ketimbang aku, misalnya saat Reza sakit..ayah dan ibu pasti begitu cemas dan selalu menemani Reza di tempat tidur, tapi saat aku yang sakit mereka tetap merawat tapi tidak selalu menemani aku di kamar, paling ke kamarku kalau memberi makan dan obat saja, perhatian yang diberikan padaku berbeda dengan perhatian pada Cevreza”
Richard: “Astaga, aku baru tau kalau kau pernah mengalami masa-masa seperti itu”
George: “Itu belum seberapa, saat remaja semakin kelihatan perbedaannya, ayah sering memuji prestasi Cevreza di sekolah, sedangkan setiap habis pembagian raportku ayah selalu berkata bahwa aku semestinya meniru Reza yang rajin belajar agar mendapat hasil raport yang sama bagusnya seperti anak kesayangannya itu, yaa memang prestasiku biasa-biasa saja tapi kan semestinya dia menyemangatiku meningkatkan prestasi tidak dengan cara membandingkan seperti itu, sungguh menyakitkan. Kemudian Cevreza berkata bahwa ia mau mengajariku, aku menolaknya..dia seakan lebih hebat dariku makanya dia mau mengajari, sejak saat itu aku mulai membencinya. Saat aku lulus SMA aku merayakan kelulusanku di club bersama teman-teman tengah malam, aku tidak sengaja bersenggolan dengan seorang wanita namun pacar wanita itu tidak terima dan mengajak ribut. Cevreza yang tahu tempat dimana biasa aku nongkrong menyusulku karena khawatir aku belum pulang lalu melihat situasiku yang terjepit. Cevreza sok pahlawan menghampiriku kemudian berbicara secara baik-baik pada pria itu namun pria itu tetap tidak terima dan ingin memukulku tapi berhasil dicegah oleh Reza, jadilah Reza yang berkelahi dengannya”
Richard: “Kau nakal juga main di club hingga tengah malam”
George: “Habisnya aku stress, ayah dan ibu kurang perhatian..lebih baik aku mencari hiburan bersama teman. Dalam perkelahian tadi bila satu lawan satu Reza lah yang harusnya menang tapi teman-teman pria itu juga ikut berkelahi, Reza sangat kewalahan melawan 5 orang sekaligus. Aku dan temanku tidak ada yang berani membantu Reza, akhirnya para petugas keamanan datang melerai dan menelepon polisi. Kondisi Cevreza saat itu sudah babak belur, aku langsung membawanya ke rumah sakit dibantu temanku. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Cevreza pingsan..aku semakin panik membayangkan bagaimana marahnya ayah dan ibu jika melihat kondisi Reza yang demikian. Sesampainya di rumah sakit, Cevreza langsung dibawa ke UGD dan ditangani oleh tim dokter. Aku menelepon ibu dan mengatakan kalau Reza masuk rumah sakit, ibuku panik sekali lalu mengajak ayah ke rs. 30 menit kemudian mereka sampai di UGD dan melihat Cevreza yang masih belum sadar juga. Ayah dan ibu bertanya mengapa bisa terjadi seperti itu dan aku menjelaskan apa adanya, ibu menangis dan ayah membawaku keluar ruangan, ayah menyalahkan aku habis-habisan. Kata ayah aku lulus dengan hasil pas-pasan saja bertingkah di club hingga tengah malam, bahkan ayah sampai hati menamparku..ya..dia menyayangi Reza sampai sebegitunya. Kemudian ibu datang menghentikan perlakuan kasar ayah, ibu berkata bahwa Cevreza sudah sadar dan mengajak aku dan ayah masuk ke ruangan. Aku menolak, aku sangat sakit hati dengan perlakuan ayah, aku langsung pergi meninggalkan mereka. Ayah meneriaki aku tapi aku tidak perduli, aku tidak sanggup bertemu dengan Reza saat itu”
Richard: “Kau tidak minta maaf dengan Cevreza?”
George: “Minta maaf? Aku sudah terlalu sakit hati, aku tidak meminta dia menolongku di club tapi dia sendiri kan yang sok pahlawan, gara-gara dia habis aku dimarahi ayah”
Richard: “Lalu apalagi yang kau alami karna Cevreza?”
George: “Ada yang lebih pahit, ini berkaitan dengan Sovia”
*bersambung*
4/29/2018 04:49:00 AM
No comments
Sera: “Ayah ini foto usg siapa??”
Cevreza: “Ayah juga tidak tahu, tapi kalau kado ini salah ngasih tidak mungkin karena ada nama kita diatasnya”
Sera: “Berarti usia janin ini hampir 2 bulan ya, udah mulai kelihatan tangannya dan kepalanya masih lebih besar dari badannya”
Cevreza: “Iya, yasudahlah biar ayah simpan saja foto ini, ayo kita masuk”
Sera: “Tadi kan aku upload foto-foto aku saat rayain ultah kita dibawah, ternyata Bapak Dimitri Rudolvsky ngelike sama comment loh pas di foto kita berdua megang kue”
Cevreza: “Dia bilang apa??”
Sera: “Dia bilang selamat ulang tahun Sera, semoga selalu bisa menjadi anak yang membanggakan orang tuamu ya, salam untuk ayahmu”
Sera: “Berarti usia janin ini hampir 2 bulan ya, udah mulai kelihatan tangannya dan kepalanya masih lebih besar dari badannya”
Cevreza: “Iya, yasudahlah biar ayah simpan saja foto ini, ayo kita masuk”
Sera: “Tadi kan aku upload foto-foto aku saat rayain ultah kita dibawah, ternyata Bapak Dimitri Rudolvsky ngelike sama comment loh pas di foto kita berdua megang kue”
Cevreza: “Dia bilang apa??”
Sera: “Dia bilang selamat ulang tahun Sera, semoga selalu bisa menjadi anak yang membanggakan orang tuamu ya, salam untuk ayahmu”
Cevreza: “Ohh yasudah kamu balas saja terima kasih dan salam balik dari ayah”
Sera: “Okee”
Cevreza jadi semakin yakin kalau ayahnya sudah memaafkannya.
Sera: “Ngomong-ngomong kok ibu belum mengucapkan selamat ultah ya sama aku??”
Cevreza: “Iya ayah juga kirim pesan ke whatsappnya cuma ceklis satu saja padahal ayah chat sejak kita baru tiba di Wina”
Sera: “Sama! Aku juga cuma ceklis satu, kenapa ya? Ngga biasanya dia begini”
Cevreza: “Entahlah, kalau paket internetnya habis kan dia bisa pinjam telepon milik temannya untuk mengabari kita”
Sera: “Aku jadi khawatir, secara rumah kita di Rusia aja diobrak-abrik, bukan tidak mungkin kan kalau terjadi sesuatu pada ibu?”
Cevreza: “Benar, ayah sebenarnya ingin kembali ke Rusia tapi misi ayah disini belum selesai, apalagi misi ini berhubungan juga dengan keluarga kita karena adik ayah yang merupakan pamanmu ikut terlibat”
Sera: “Serius?? Ayah tidak pernah cerita soal saudara ayah sama aku”
Cevreza: “Panjang ceritanya Sera, masalahnya rekan kerja ayah bilang kalau dia melihat pamanmu berbicara dengan Richard seperti sedang merencanakan sesuatu”
Sera: “Jangan bilang pamanku juga yang merencanakan pembunuhan padaku tempo lalu??”
Cevreza: “Bisa jadi meski ayah belum 100% yakin”
Sera: “Lalu apa rencana ayah sekarang?”
Cevreza: “Malam ini ayah akan ke villa tempat mereka bertemu waktu itu di dekat musium Sejarah Alam Wina”
Sera: “Sendirian?”
Cevreza: “Ya, kamu disini saja ya”
Sera: “Baiklah”
Cevreza: “Sera kita istirahat dulu setengah jam lalu olahraga dan dilanjutkan latihan bela diri ya”
Sera: *dengan nada malas* “Iya…”
Malamnya Cevreza berangkat menuju villa milik ayahnya menggunakan mobil pemberian Frank. Sesampainya di villa, Cevreza tidak menemukan adanya penjaga di villa besar itu makanya ia langsung melompat pagar dan masuk perlahan sambil waspada dengan keadaan sekeliling. Kini Cevreza berhasil masuk kedalam villa menggunakan kunci serbaguna dan mencari petunjuk apapun yang bisa membuktikan kejahatan George. Cevreza sudah berkeliling ke seluruh bangunan namun tidak menemukan petunjuk apapun. Saat Cevreza memeriksa laci di suatu ruangan yang gelap tiba-tiba ada yang menyerangnya dari belakang dengan memukul bagian belakangnya, Cevreza jatuh dengan kondisi setengah sadar akibat pukulan. Pemukul itu berupaya memukul Cevreza lagi dan Sera mendadak muncul menyerang pemukul yang menggunakan penutup wajah itu, Sera berkelahi dengan cukup berani dan lebih baik ketimbang waktu itu karena kondisi bangun tidur. Beberapa kali pemukul itu mencoba memukul Sera tapi Sera berhasil menghindar, Sera berhasil memukul penjahat itu hingga terjatuh tak sadarkan diri. Muncul lah teman penjahat itu lalu menyerang Sera, Sera agak kewalahan karena temannya ini lebih lihai bela dirinya ketimbang penjahat sebelumnya. Sera tergelincir karena tidak sengaja menginjak benda bulat yang terjatuh saat ia berkelahi tadi dan jatuh ke belakang saat berupaya menghindar dari serangan pisau yang coba dilayangkan padanya, penjahat itu langsung menusuk Sera tapi gagal karena ia ditembak. Sera kaget mendengar suara tembakan yang tepat terjadi di hadapannya itu, rupanya Cevreza yang menembak meski kesadarannya berkurang. Sera langsung membawa Cevreza keluar dari villa, Sera juga meminta kunci mobil karena kondisi Cevreza tidak memungkinkan untuk mengemudi. Saat Sera tengah mengemudi Cevreza bertanya pada Sera.
Cevreza: “Mengapa kamu mengikuti ayah?? Padahal ayah sudah menyuruh kamu agar tetap di hotel”
Cevreza: “Mengapa kamu mengikuti ayah?? Padahal ayah sudah menyuruh kamu agar tetap di hotel”
Sera: “Jika aku tidak ada disana tadi sesuatu yang buruk sudah pasti menimpa ayah”
Cevreza: “Ayah berterima kasih karena kamu sudah menolong ayah tapi itu berbahaya bagi diri kamu sendiri”
Sera: “Aku tidak rela melihat ayah mengatasi semua itu sendirian, karena aku khawatir makanya aku mengikuti, semua itu aku lakukan demi keselamatan ayah, aku rela berkorban untuk ayah yang selama ini sudah mati-matian menghidupi aku”
Cevreza terdiam mendengar ucapan Sera, 10 menit kemudian Sera memanggil Cevreza namun Cevreza tidak merespon. Sera sampai menepuk-nepuk badan ayahnya dan tidak direspon juga. Sera memberhentikan mobil di pinggir jalan, ia berkali-kali memanggil ayahnya. Sera memeriksa bagian belakang ayahnya dan ternyata bagian yang tadi dipukul menyebabkan ayahnya mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri.
Sera: “Aku tidak rela melihat ayah mengatasi semua itu sendirian, karena aku khawatir makanya aku mengikuti, semua itu aku lakukan demi keselamatan ayah, aku rela berkorban untuk ayah yang selama ini sudah mati-matian menghidupi aku”
Cevreza terdiam mendengar ucapan Sera, 10 menit kemudian Sera memanggil Cevreza namun Cevreza tidak merespon. Sera sampai menepuk-nepuk badan ayahnya dan tidak direspon juga. Sera memberhentikan mobil di pinggir jalan, ia berkali-kali memanggil ayahnya. Sera memeriksa bagian belakang ayahnya dan ternyata bagian yang tadi dipukul menyebabkan ayahnya mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri.
*bersambung*
12/31/2017 01:31:00 AM
No comments
Sera: “Sekarang jelaskan padaku siapa sebenarnya ayah, mengapa ayah bisa mendapatkan mobil yang begitu canggih dan mengapa ayah bilang kalau ayah memiliki izin untuk membunuh”
Cevreza: “Oke akan ayah jelaskan, pekerjaan ayah selama ini sebenarnya adalah seorang agen rahasia inteligen Rusia, saat ini level ayah adalah komandan, ayah diberi mobil itu untuk menjalankan tugas, ayah juga memiliki izin untuk membunuh orang yang memang jelas berbahaya dan bersalah”
Sera: *kaget* “Apakah ibu mengetahuinya??”
Cevreza: “Dia mengetahuinya sudah cukup lama namun ayah meminta dia untuk menyembunyikannya darimu”
Sera: “Sejak kapan ayah menjadi agen rahasia?”
Cevreza: “Sudah hampir 8 tahun saat usiamu 10 tahun”
Sera: “Sudah selama itu?? Mengapa ayah tidak pernah menceritakan ini sama aku??”
Cevreza: “Karena ayah tidak mau membuatmu khawatir, ini juga demi keamanan keluarga kita karena kalau sampai bocor akan berbahaya, namun kini mereka sudah tau semuanya”
Sera: “Siapa mereka?”
Cevreza: “Sang kriminalis bayaran bernama Richard, ayah sebenarnya ke Wina untuk menyelidikinya tapi kamu hampir menjadi korban, maafkan ayah ya”
Sera: “Aku ngga nyangka, selama ini yang aku tahu ayah bekerja sebagai seorang detektif biasa dan ternyata ayah adalah seorang agen rahasia, aku juga tidak menyangka kalau aku akan terlibat dengan hal-hal yang hampir menghilangkan nyawaku seperti hari ini dan kemarin”
Cevreza: “Ayah minta maaf Sera, ayah sebenarnya tidak ingin melibatkanmu tapi ayah juga terpaksa membawamu kesini karena ayah tidak mungkin meninggalkanmu sendirian di St. Petersburg”
Sera: “Yang pasti aku lebih aman di St. Petersburg karena aku tidak akan menemui hal absurd seperti yang aku temui disini !!”
Cevreza: “Kamu yakin?? Kamu lihat chat whatsapp dari tetangga ini, jam 3 pagi kemarin tepat saat kita berada di pesawat menuju Wina ada segerombolan orang tidak dikenal yang mengobrak-abrik rumah kita, lalu mereka juga kerumah tetangga sebelah kita dan mengancam bila tidak memberi tahu kemana kita pergi maka tetangga kita itu akan dibunuh, akhirnya mereka terpaksa membuka mulut kalau kita pergi ke Wina makanya mereka menyerang kita disini. Kamu bisa bayangkan kalau seandainya kamu ayah tinggal sendirian di St. Petersburg?? Ayah tidak ingin membayangkannya!”
Sera: *terkejut dengan chat whatsapp di hp ayahnya* “Astaga..Maafkan aku ayah”
Cevreza: “Yasudah yang penting sekarang kamu sudah paham kan”
Sera: “Ada lagi yang ingin kutanyakan, bagaimana awal cerita ayah bisa bergabung di agen inteligen itu?”
Cevreza: “Kamu ingat kan pekerjaan ayah dari dulu adalah seorang detektif?”
Sera: “Iya karena ayah itu cerdas makanya ayah hampir selalu bisa menyelesaikan masalah”
Cevreza: “Ayah senang menjadi detektif karena bisa membantu menyelesaikan masalah orang banyak, suatu ketika ayah berhasil memecahkan kasus besar yang berhubungan dengan keamanan negara, dari situ ayah mendapat tawaran untuk menjadi agen rahasia inteligen Rusia yang nantinya akan diberi misi yang lebih menantang dari sekedar menjadi detektif biasa, tapi sebelum benar-benar menjadi agen ayah dites terlebih dahulu”
Sera: “Tesnya apa saja?”
Cevreza: “Tes inteligensia, keahlian mengemudi kendaraan darat di berbagai medan, bela diri, menembak, menahan nafas didalam air dalam waktu yang tidak sebentar, kesehatan, dan psikologis. Standarnya cukup tinggi”
Sera: “Hah susah sekali”
Cevreza: “Iya karena tanggung jawabnya tidak main-main, nyawa pun menjadi taruhan disetiap langkah kami”
Sera: “Itu berarti hidup ayah akan terus dalam bahaya, lebih baik ayah berhenti saja menjadi agen rahasia dan bekerja yang lain”
Cevreza: “Tidak bisa Sera, ayah sudah masuk ke dalam dunia ini hampir 8 tahun lamanya, ayah menjadi agen rahasia tidak hanya demi negara kita namun demi kamu dan ibumu juga. Dengan pendapatan yang besar karena resikonya adalah nyawa, ayah mampu menyekolahkan kamu ke SMP dan SMA terbagus di St. Petersburg, selalu mencukupi kebutuhan lain perihal pendidikanmu yang tidak murah seperti bimbingan belajar dan les bahasa asing, bisa memiliki rumah impian dengan hasil kerja keras ayah sendiri, tidak lagi mengalami kesulitan biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kesehatan seperti biaya operasi usus buntu ibumu 4 tahun lalu, kemudian ayah juga bisa mengajak kamu dan ibumu berjalan-jalan keliling Asia 2 tahun silam, jalan-jalan ke New Zealand 1 tahun lalu, dan satu lagi yang tak kalah penting ayah bisa berbagi kepada orang-orang yang masih sulit memenuhi kebutuhan hidupnya”
Sera: *memeluk Cevreza, terharu lalu menangis* “Begitu besar jasa ayah terhadap aku, maaf karena mungkin sampai kapanpun aku tidak akan pernah mampu membalas jasa ayah sejak aku masih bayi hingga sekarang”
Cevreza: “Ayah tidak menuntut balasan..Sera, ayah cuma minta kamu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar kamu nantinya bisa menjadi orang yang berguna bagi dirimu, anakmu, juga negaramu. Kamu pun mulai membuktikannya saat berhasil meraih posisi keempat satu angkatan saat ujian kelulusan SMP dan kamu juga berhasil meraih posisi kedua tertinggi saat ujian kelulusan SMA, ayah bangga padamu” *tak kuasa menahan tangis*
Sera: “Yahhh kok ayah ikutan nangis sih? Aku minta maaf deh”
Cevreza: *mengelap air matanya* “Tidak apa Sera, ayah hanya terharu melihatmu menangis dan bangga dengan pencapaianmu sampai saat ini, ayah tak akan sia-sia berjuang demi kamu dan ibumu”
Sera: “Aku senang kalau ayah bangga padaku meski aku ini belum apa-apa, perjuangan ayah tidak akan sia-sia..aku berjanji akan semakin giat belajar agar semakin membanggakan lagi”
Cevreza: “Bagus..Oh yaa ada satu lagi permintaan, ayah harap kamu mau melakukannya”
Sera: “Apa itu?”
Cevreza: “Ayah ingin kamu memperdalam kemampuan bela diri kamu, kamu juga harus belajar banyak dalam menembak dan melempar pisau tepat sasaran agar kamu mampu melindungi diri kamu sendiri jika ayah sedang tidak berada di dekatmu”
Sera: “Jadi..dengan kata lain mulai hari ini aku akan benar-benar keluar dari zona nyamanku??” *menghela nafas*
Cevreza: “Mungkin, bila kamu nyaman mempelajarinya berarti kamu tidak keluar dari zona nyaman kan?”
Sera: “Aku tidak tahu bisa nyaman atau tidak mempelajarinya karena selama ini aku tipikal wanita yang menyukai kelembutan, benda/boneka yang lucu, dimanja, dan hal-hal lain yang sama sekali tidak akan berisiko membuat tubuhku terluka”
Cevreza: “Ayah tau itu, begini Sera..usiamu sebentar lagi 18 tahun, kamu memasukki masa dewasa awal yang suka tak suka akan menuntutmu untuk lebih kuat dari sekarang, Kamu akan menghadapi berbagai masalah dan kamu juga akan menemui hal-hal baru yang tak terduga entah sesuatu yang baik atau berbahaya bagimu, maka dari itu kamu harus mengantisipasinya dari sekarang. Kamu masih boleh menyukai boneka kesukaanmu hanya saja kali ini kamu harus lebih banyak belajar untuk mempertahankan hidupmu agar kamu bisa terus melakukan apa saja yang kamu suka”
Sera: “Nasihat ayah bagus sekali, terima kasih ayah..aku akan berusaha semampuku untuk mempelajari semua itu”
Cevreza: “Ayah juga berterima kasih karena kamu mau mengikuti nasihat ayah, semua ini tak lain untuk kebaikkan kamu”
Sera: “Ayah ada yang ingin aku ceritakan, masa instagramku difollow sama orang hebat loh bahkan instagramnya merupakan akun bercentang biru”
Cevreza: “Oh ya? Siapa nak?”
Sera: “Dimitri Rudolvsky”
Cevreza kaget bukan main ketika mengetahui bahwa yang menfollow Sera adalah ayahnya telah mengusirnya 18 tahun lalu.
*bersambung*
12/29/2017 02:19:00 AM
No comments
Saat pintu dibuka oleh Cevreza ternyata yang mengetuk adalah pemilik hotel yang prihatin dengan apa yang dialami Sera. Ia meminta maaf karena kecolongan ada orang menyamar menjadi pegawai disitu dan berupaya membunuh salah satu tamu hotelnya. Sebagai permintaan maaf ia memberikan kamar baru yang paling bagus dan paling besar untuk Cevreza dan Sera, akhirnya mereka pindah kamar dan barang-barang mereka dipindahkan oleh beberapa pegawai hotel. Di kamar baru, Sera berkata kepada ayahnya bahwa ia ingin pulang besok karena merasa tidak aman lagi di Austria. Cevreza bilang bahwa semuanya sudah aman kan pembunuhnya saja sudah wafat, Cevreza berjanji ia akan selalu menemani Sera dan menjaganya, Sera mengiyakan dan ijin untuk mandi, makan malam lalu tidur karena lelah sekali hari ini. Cevreza menelepon Frank dan menceritakan semua yang telah terjadi, Frank sangat kaget mendengarnya, ia tidak menyangka Richard tau lebih dahulu bahwa ada agen rahasia yang menyelidikinya di Wina bahkan nekat menyuruh anak buahnya untuk membunuh anak Cevreza. Namun Frank heran, kenapa harus Sera yang dibunuh terlebih dahulu bukan Cevreza ataupun dirinya yang merupakan mata-mata. Cevreza curiga George terlibat dalam kasus percobaan pembunuhan anaknya ini, bisa jadi George yang sedari dahulu selalu iri dengan Cevreza yang dibanggakan ayahnya yang bernama Dimitri itu kini panik kalau Cevreza akan menemui ayahnya membawa Sera agar Dimitri luluh dan akan mewariskan perusahaan pada Cevreza dan Sera. Frank tidak menyangka Cevreza berpikir sejauh itu, Cevreza pun baru sebatas dugaan karena ia juga berpikir kan selama 18 tahun ini Cevreza tidak pernah mengusik lagi kehidupan George dan Dimitri lantas mengapa George masih khawatir sampai segitunya? Cevreza juga bilang pada Frank bahwa rencana malam ini untuk menyelidiki villa ayahnya ditunda dahulu karena Sera masih takut dan minta ditemani, Frank memaklumi.
Esok harinya Cevreza mengajak Sera berjalan-jalan ke taman nasional Donau-Auen agar Sera tidak terus menerus kepikiran masalah kemarin. Sera cukup senang bisa ke taman nasional itu, melihat-lihat danaunya, foto selfie, dan mau update di social media -_- Namun Cevreza mencegah Sera agar tidak mengupdate social medianya dahulu, alasannya biar private saja dan tidak terkesan pamer padahal alasan sebenarnya karena khawatir ada orang suruhan Richard/George yang memata-matai lewat media sosial. Sedikit bete tapi Sera menuruti saja. Cevreza dan Sera kembali melanjutkan perjalanannya menggunakan mobil canggih. Di tengah perjalanan yang tidak ramai tiba-tida ada mobil polisi di samping mobil Cevreza yang memintanya untuk berhenti. Cevreza curiga karena merasa tidak melakukan kesalan, yang lebih mencurigakan lagi Cevreza melihat ada noda darah di pintu mobil bagian luar. Cevreza mengakali dengan menyalakan laser yang berada di pelg mobilnya dan berjalan melambat perlahan agar laser itu bisa memotong bagian bawah mobil, benar saja bagian bawahnya terpotong dan mobil polisi itu terpotong tidak bisa mengejar mobil Cevreza. Sera sangat heran dengan mobil yang digunakan ayahnya, mengapa mobil ini bisa melakukan hal semacam itu, ia juga bertanya kenapa ayahnya tidak menuruti perintah polisi, Cevreza menjawab kalau yang tadi mencoba menghentikan bukanlah seorang polisi, ada noda darah di pintu bisa jadi polisi asli yang menggunakan mobil itu sudah dibunuh oleh polisi gadungan itu. Sera semakin ketakutan, ayahnya meminta agar Sera tetap tenang karena Cevreza akan melindunginya.
10 menit kemudian Cevreza dan Sera melihat beberapa ratus meter ke depan ada truk besar yang melintang menghalangi jalan mereka. Sera sangat panik karena tidak mungkin bisa lolos lagi orang-orang yang mencoba membunuh dirinya. Cevreza masih berupaya untuk tenang dan menembak bagian belakang truk itu dengan rudal mini yang ditembakkan dari bumper mobilnya, bagian belakang truk itu meledak dan bolong lalu Cevreza menerobosnya, keluarlah beberapa penjahat yang menembak kaca mobilnya, beruntung kaca mobil itu anti peluru. Kali ini Sera berpikir bahwa ayahnya bukan orang biasa, bagaimana mungkin bisa memiliki mobil secanggih ini, Sera terdiam sejenak karena bingung tapi juga panik harus menghindar dari penjahat. Cevreza terus melaju dengan kecepatan tinggi, salah satu mobil penjahat mengejar dari belakang. Karena jalan didepan buntu, Cevreza langsung berbelok ke arah kiri dan meminta Sera melihat di Google Maps mengarah kemana mereka sekarang. Sera terkejut karena ternyata mobil mereka menuju Oberleitner Wasser yang merupakan sebuah danau yang berbentuk memanjang didalam taman nasional Donau-Auen, kini danau itu membeku karena sedang musim dingin. Saat Sera ingin berkata bahwa didepan ada danau, mobil sudah terlanjur berada diatas danau saat ini.
Cevreza tidak menyangka kalau akan mengemudi diatas danau yang membeku, jalanannya sangat licin. Dua kali mobil Cevreza hampir slip dan tergelincir, maka Cevreza merubah ban mobil dengan fitur canggih mobilnya menjadi ban berduri agar bisa berjalan diatas es tanpa slip. Mobil penjahat yang berupaya menangkap Sera dan Cevreza juga beberapa kali hampir tergelincir, kini Cevreza memutar mobilnya dan ke mobil penjahat. Sera bingung kenapa ayahnya justru malah seakan ingin mobilnya beradu, Cevreza berkata “Percaya pada ayah Sera, kita akan segera lolos dari kejar-kejaran ini dengan selamat”. Meski berjalan tidak beraturan karena jalanan licin, penjahat itu sempat beberapa kali menembakan peluru ke kaca dan body mobil Cevreza, itu tidak berpengaruh apapun karena kacanya anti peluru dan body mobilnya juga kuat. Cevreza lalu kembali menembakkan rudal mini ke arah mobil penjahat dan meledak lah mobil mereka. Sera tercengang dengan apa yang dilakukan ayahnya, ia berkata bahwa Cevreza baru saja membunuh 4 orang dalam mobil itu. Cevreza berkata “kamu tenang saja nak, ayah memiliki izin untuk itu”. Sera masih tidak mengerti apa maksud ayahnya ini, Cevreza bilang ia akan menjelaskan semuanya sesampainya di hotel nanti, Cevreza meminta Sera untuk diam terlebih dahulu karena ia juga ingin cepat sampai di hotel. Begitu sampai di kamar hotel, Sera langsung menagih penjelasan dari ayahnya.
*bersambung*
12/28/2017 02:28:00 PM
No comments
Penjahat itu senang misinya membunuh putri Cevreza berhasil namun senyum licik di wajahnya mendadak berubah menjadi keheranan karena ternyata ada yang berhasil menyelamatkan Sera dengan menangkap Sera saat jatuh di bawah. Sera kini berada digendongan seorang ninja berpakaian serba putih, entah darimana datangnya ninja itu tapi yang pasti ia tepat waktu menolong Sera. Penjahat itu panik lalu berupaya kabur. Kemudian ninja itu menurunkan Sera dari gendongannya, Sera sampai tidak bisa berkata apa-apa dibuatnya. Lalu ninja itu langsung melempar tali ke lantai 2 dan mengejar penjahat yang hampir membunuh Sera itu. Terjadi kejar-kejaran di dalam hotel antara penjahat dan ninja putih, karena menemui jalan buntu penjahat terpaksa berkelahi dengan ninja dengan pisau seadanya. Penjahat itu mati-matian menyerang ninja namun ninja itu dengan mulus menghindar dari serangan, sampai suatu ketika sang ninja menarik pedang miliknya dan menusukkannya ke penjahat itu, penjahat itu mati di tempat. Sera yang mendengar jeritan para penghuni hotel langsung bergegas menuju ke tempat jeritan itu berasal, Sera shock melihat mayat bersimpah darah karena Sera sebelumnya tidak pernah secara langsung melihat mayat yang berdarah-darah seperti itu. Setelah bertanya sama penghuni lain Sera tau bahwa yang membunuh adalah ninja putih yang tadi menyelamatkannya, Sera galau..di sisi lain ia merasa kagum dengan ninja itu, namun di sisi lain ia kaget..kenapa harus membunuh? Apa tidak cukup dengan membuatnya tidak sadarkan diri saja lalu menyerahkannya pada polisi? Meski penjahat itu hampir membunuhnya, Sera masih tidak tegaan melihatnya mati tragis dengan cara seperti itu.
Tidak lama kemudian Cevreza tiba di jalan menuju hotel yang jaraknya sekitar 50 meter dari hotel, ia dibuat heran dengan banyaknya orang yang berkumpul depan hotel. Cevreza turun dari mobil dan bertanya apa yang terjadi, mereka bilang ada orang yang dibunuh ninja, orang yang dibunuh itu hampir membunuh seorang wanita tamu hotel ini. Cevreza bertanya seperti apakah ciri wanita yang hampir dibunuh itu lalu orang-orang menjawab bahwa wanita itu berambut panjang bergelombang dan berwarna hitam kecoklatan, memakai baju piyama berwarna pink motif boneka, dan berusia sekitar 17 atau 18 tahun. Cevreza yakin sekali itu Sera karena ia ingat bahwa saat Sera tidur ia memakai piyama pink motif boneka itu, Cevreza sangat cemas dan bergegas masuk ke hotel. Cevreza akhirnya bertemu dengan Sera, Sera langsung berlari memeluk ayahnya.
Sera: “Ayah aku takut, aku tiba-tiba diserang oleh cleaning service gadungan saat baru bangun tidur, ia berupaya membunuhku dengan sebilah pisau, aku berkelahi dengannya bahkan aku juga didorong di teras agar jatuh kebawah”
Cevreza: “Astaga wajahmu lebam dan berdarah karena dipukul olehnya, keterlaluan sekali”
Sera: “Iya nih sakit banget yahh, nyebelin banget deh itu orang pura-pura jadi cleaning service segala terus nyerang aku yang matanya masih sepet gini”
Cevreza: “Terus apakah benar ninja itu yang membunuhnya?”
Sera: “Iya‼ Aku ngga liat langsung sih tapi beberapa penghuni hotel melihatnya secara langsung, ada CCTV juga kok bisa dicek, jadi saat aku didorong itu kan aku jatuh kebawah lalu ninja itu berhasil menangkap badanku saat jiwa masih nyangkut diatas sana hahaha”
Cevreza: “Apa-apaan sih kamu masih bercanda aja dalam situasi seperti ini”
Sera: “Serius yah, rasanya itu jiwa aku masih nyangkut sedangkan badanku dibawah karena aku kaget sekali pas jatuh”
Cevreza kemudian melihat mayat pria itu namun ia tidak mengenalinya, lalu polisi datang dan meminta Sera ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Sera sedikit merasa asing saja harus ke kantor polisi karena tidak pernah berurusan dengan polisi sebelumnya, apalagi ini polisi di Austria. Cevreza meminta Sera untuk mengikuti apa perintah polisi itu, Cevreza juga akan menemani. Di kantor polisi, Sera memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya, ia juga heran kenapa ia bisa menjadi target pembunuhan di negara itu padahal Sera baru pertama kali ke Austria dan merasa tidak memiliki musuh. Setelah sekian lama ditanya ini dan itu hingga sore hari, Sera diperbolehkan pulang namun Cevreza berkata bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengan pihak kepolisian, Sera akhirnya keluar dari ruangan lebih dahulu. Cevreza mengungkapkan di hadapan polisi bahwa dirinya adalah agen rahasia inteligen Rusia dengan menunjukkan kartu identitas resmi agen inteligen Rusia, ia selama ini menyembunyikan pekerjaan dari anaknya, ia ke Wina karena ada sesuatu yang harus ia selidiki, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya curiga kalau orang yang menjadi target penyelidikkannya lah yang mencoba membunuh anaknya. Polisi lalu bertanya siapa target Cevreza. Cevreza menjelaskan bahwa targetnya adalah Richard si kriminalis bayaran dan adiknya sendiri yang dicurigai bekerja sama dengan Richard. Polisi mengatakan bahwa Richard memang buronan polisi di berbagai negara, Richard sangat lihai maka dari itu ia belum juga tertangkap hingga kini, sekalinya hampir tertangkap ehh anak buahnya memborbardir polisi habis-habisan dengan pistol dan bom lalu berhasil kabur lagi. Polisi juga berkata bahwa ia akan berusaha menyelidiki adik Cevreza, George.
Usai berbicara, Cevreza keluar ruangan. Sera heran dan bertanya apa saja yang dibicarakan ayahnya di dalam. Cevreza berkata bahwa dirinya meminta agar polisi segera mengetahui motif membunuh Sera. Sera lalu berkata apakah ayahnya memiliki musuh atau tidak, ayahnya menjawab bahwa ia tidak punya musuh (meski sebenarnya ada). Sera sedikit curiga sebenarnya karena bagaimana mungkin ada orang yang tiba-tiba mau membunuh sampai menyamar segala tapi tidak ada penyebabnya. Cevreza mengajak Sera kembali ke hotel. Kamar Sera masih diselidiki polisi, beberapa jam kemudian mereka pulang dan Sera bisa menempati kamarnya lagi namun kamar itu sangat berantakan karena perkelahian sengit tadi siang. Sera merasa mumet sekali hari ini, menjelang usianya yang ke 18..perjuangan agar dirinya panjang umur cukup berat. Disaat Sera mulai merapikan barang-barang, Cevreza ingin mengompres dan mengobati luka di wajah Sera yang membengkak, Sera menurutinya. Pelan-pelan ayahnya mengompres, Sera meringis kesakitan, kemudian ayahnya memberi obat merah di lukanya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Cevreza.
Tidak lama kemudian Cevreza tiba di jalan menuju hotel yang jaraknya sekitar 50 meter dari hotel, ia dibuat heran dengan banyaknya orang yang berkumpul depan hotel. Cevreza turun dari mobil dan bertanya apa yang terjadi, mereka bilang ada orang yang dibunuh ninja, orang yang dibunuh itu hampir membunuh seorang wanita tamu hotel ini. Cevreza bertanya seperti apakah ciri wanita yang hampir dibunuh itu lalu orang-orang menjawab bahwa wanita itu berambut panjang bergelombang dan berwarna hitam kecoklatan, memakai baju piyama berwarna pink motif boneka, dan berusia sekitar 17 atau 18 tahun. Cevreza yakin sekali itu Sera karena ia ingat bahwa saat Sera tidur ia memakai piyama pink motif boneka itu, Cevreza sangat cemas dan bergegas masuk ke hotel. Cevreza akhirnya bertemu dengan Sera, Sera langsung berlari memeluk ayahnya.
Sera: “Ayah aku takut, aku tiba-tiba diserang oleh cleaning service gadungan saat baru bangun tidur, ia berupaya membunuhku dengan sebilah pisau, aku berkelahi dengannya bahkan aku juga didorong di teras agar jatuh kebawah”
Cevreza: “Astaga wajahmu lebam dan berdarah karena dipukul olehnya, keterlaluan sekali”
Sera: “Iya nih sakit banget yahh, nyebelin banget deh itu orang pura-pura jadi cleaning service segala terus nyerang aku yang matanya masih sepet gini”
Cevreza: “Terus apakah benar ninja itu yang membunuhnya?”
Sera: “Iya‼ Aku ngga liat langsung sih tapi beberapa penghuni hotel melihatnya secara langsung, ada CCTV juga kok bisa dicek, jadi saat aku didorong itu kan aku jatuh kebawah lalu ninja itu berhasil menangkap badanku saat jiwa masih nyangkut diatas sana hahaha”
Cevreza: “Apa-apaan sih kamu masih bercanda aja dalam situasi seperti ini”
Sera: “Serius yah, rasanya itu jiwa aku masih nyangkut sedangkan badanku dibawah karena aku kaget sekali pas jatuh”
Cevreza kemudian melihat mayat pria itu namun ia tidak mengenalinya, lalu polisi datang dan meminta Sera ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Sera sedikit merasa asing saja harus ke kantor polisi karena tidak pernah berurusan dengan polisi sebelumnya, apalagi ini polisi di Austria. Cevreza meminta Sera untuk mengikuti apa perintah polisi itu, Cevreza juga akan menemani. Di kantor polisi, Sera memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya, ia juga heran kenapa ia bisa menjadi target pembunuhan di negara itu padahal Sera baru pertama kali ke Austria dan merasa tidak memiliki musuh. Setelah sekian lama ditanya ini dan itu hingga sore hari, Sera diperbolehkan pulang namun Cevreza berkata bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengan pihak kepolisian, Sera akhirnya keluar dari ruangan lebih dahulu. Cevreza mengungkapkan di hadapan polisi bahwa dirinya adalah agen rahasia inteligen Rusia dengan menunjukkan kartu identitas resmi agen inteligen Rusia, ia selama ini menyembunyikan pekerjaan dari anaknya, ia ke Wina karena ada sesuatu yang harus ia selidiki, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya curiga kalau orang yang menjadi target penyelidikkannya lah yang mencoba membunuh anaknya. Polisi lalu bertanya siapa target Cevreza. Cevreza menjelaskan bahwa targetnya adalah Richard si kriminalis bayaran dan adiknya sendiri yang dicurigai bekerja sama dengan Richard. Polisi mengatakan bahwa Richard memang buronan polisi di berbagai negara, Richard sangat lihai maka dari itu ia belum juga tertangkap hingga kini, sekalinya hampir tertangkap ehh anak buahnya memborbardir polisi habis-habisan dengan pistol dan bom lalu berhasil kabur lagi. Polisi juga berkata bahwa ia akan berusaha menyelidiki adik Cevreza, George.
Usai berbicara, Cevreza keluar ruangan. Sera heran dan bertanya apa saja yang dibicarakan ayahnya di dalam. Cevreza berkata bahwa dirinya meminta agar polisi segera mengetahui motif membunuh Sera. Sera lalu berkata apakah ayahnya memiliki musuh atau tidak, ayahnya menjawab bahwa ia tidak punya musuh (meski sebenarnya ada). Sera sedikit curiga sebenarnya karena bagaimana mungkin ada orang yang tiba-tiba mau membunuh sampai menyamar segala tapi tidak ada penyebabnya. Cevreza mengajak Sera kembali ke hotel. Kamar Sera masih diselidiki polisi, beberapa jam kemudian mereka pulang dan Sera bisa menempati kamarnya lagi namun kamar itu sangat berantakan karena perkelahian sengit tadi siang. Sera merasa mumet sekali hari ini, menjelang usianya yang ke 18..perjuangan agar dirinya panjang umur cukup berat. Disaat Sera mulai merapikan barang-barang, Cevreza ingin mengompres dan mengobati luka di wajah Sera yang membengkak, Sera menurutinya. Pelan-pelan ayahnya mengompres, Sera meringis kesakitan, kemudian ayahnya memberi obat merah di lukanya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Cevreza.
*bersambung*
12/27/2017 12:07:00 AM
No comments
Frank: “Oh ya dulu ayahmu mengancam jika kau tetap bertanggung jawab atas kehamilan Sovia maka kau akan diusir kan?”
Cevreza: “Iya, kejadian itu sudah lama sekali ternyata. Terkadang aku merindukan orang tuaku terutama ibu, ia pasti tidak rela aku harus pergi tapi aku harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan dengan wanita yang aku cintai, ayah begitu keras tidak merestuiku dengan Sovia karena Sovia hanya anak bekas panti asuhan yang tidak jelas siapa orang tuanya padahal aku sangat mencintai Sovia tanpa melihat status sosialnya”
Frank: “Padahal kalau kau tidak diusir kau yang akan meneruskan perusahaan ayahmu kan?”
Cevreza: “Entahlah, memang sejak remaja aku sering dibanggakan oleh ayah karena menurutnya aku anak yang penurut dan berprestasi, tidak seperti adikku George yang suka berfoya-foya, minum minuman keras dan menghamburkan uang saja”
Frank: “Aku dengar George anaknya perempuan juga dari istrinya si Anne itu”
Cevreza: “Benar, dahulu ayahku sempat memaksaku untuk menikah dengan Anne tapi aku menolak karena aku hanya mencintai Sovia, saat itu juga Anne sangat kecewa dan terlihat kesal sekali denganku”
Frank: “Kira-kira hingga sekarang Anne masih suka sama kau tidak ya? Haha”
Cevreza: “Mana mungkin itu kan sudah belasan tahun lalu bahkan sebelum Sera lahir, ia sudah bahagia dengan George”
Frank: “Cevreza coba kau lihat video ini”
Cevreza: *sambil melihat video* “Loh itu kan ayahku”
Frank: “Iya! Ayahmu Dimitri Rudolvsky berhasil masuk ke 10 besar pengusaha terkaya di Rusia”
Cevreza: “Hmm ayahku berhasil mengembangkan perusahaan yang sudah diwariskan dari kakeknya itu”
Frank: “Jadi ayahmu itu keturunan ketiga yang mengelola perusahaan itu?”
Cevreza: “Iya, tak kusangka kemajuannya pesat sekali, 20 tahun lalu ayahku hanya berada di 50 besar pengusaha terkaya di Rusia”
Frank: “Kau menyesal meninggalkan orang tuamu?”
Cevreza: “Tidak, justru aku akan lebih menyesal lagi bila aku meninggalkan Sovia yang kala itu sedang mengandung anakku, tidak kebayang rasanya bila aku hidup bermewah-mewahan namun anakku dan ibunya hidup luntang lantung, Sovia pasti sangat terpuruk jika seorang diri melahirkan Seravina tanpa seorang suami”
Frank: “Waduh kenapa jadi membahas masa lalu kamu, maaf ya Cevreza”
Cevreza: “Tidak apa Frank, jadi apa saja yang sudah kau lakukan di Wina berkaitan dengan misi kita kali ini?”
Frank: “Aku kemaren membuntuti mobil Richard si kriminalis bayaran itu, ternyata ia janjian dengan seseorang dan kau tau siapa yang ia temui??”
Cevreza: “Siapa?”
Frank: “Adikmu, George Rudolvsky”
Di tempat lain ada salah seorang cleaning service yang mengetuk kamar tempat Sera dan Cevreza menginap, Sera yang terbangun langsung membuka pintu. Cleaning service itu bilang bahwa ini waktunya menyapu kamar, Sera mengijinkannya masuk. Lalu cleaning service itu langsung mendorong Sera ke tempat tidur dan menutup juga mengunci pintu kamar. Sera langsung berteriak dan cleaning service gadungan itu langsung menyerang Sera, Sera sempat diajarkan ilmu bela diri oleh Cevreza sebagai bentuk antisipasi jika Sera tengah sendirian dan ada musuh yang mencoba menyerangnya. Sera sendiri sebenarnya belum terlalu hebat dalam ilmu bela diri dan kini ia “dipaksa” untuk benar-benar mempraktekkannya demi melindungi dirinya sendiri, terlebih lagi Sera juga benar-benar bangun tidur dan “dipaksa” melek menghadapi situasi kacau macam itu. Terjadilah perkelahian sengit di dalam kamar itu. Di saat yang sama Cevreza dan Frank masih berada dalam perbincangan yang serius.
Cevreza: “Kau tidak salah?”
Frank: “Aku yakin sekali itu George, kau lihat foto-foto ini”
Cevreza: “Astaga ada hubungan apa mereka?”
Frank: “Biasanya orang yang bekerja sama dengan Richard itu adalah orang yang meminta bantuan Richard untuk berbuat kriminal pada orang yang menjadi target, Richard itu sudah puluhan kali membunuh, merampok, menyandera, menjadi kurir narkotika dsbg. Kemarin aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka karena mereka bertemu di villa yang penjagaannya sangat ketat”
Cevreza: “Villa yang berada di dekat musium Sejarah Alam Wina?”
Frank: “Iya‼ Kok kau bisa tau?”
Cevreza: “Itu salah satu villa milik ayahku yang berada di Austria”
Frank: “Pantas saja”
Cevreza: “Beraninya dia merencanakan sesuatu yang jahat di villa ayah, aku benar-benar ingin tau apa rencana George, kalau begitu malam ini juga aku akan menyusup ke villa itu mencari petunjuk”
Frank: “Kalau begitu aku sudah mempersiapkan peralatan yang dititipkan Professor Moof untukmu”
Cevreza: “Apa saja?”
Frank: “Diluar ada Mobil canggih ya kau taulah bagaimana cara menggunakan semua fitur didalamnya, lalu ini 10 butir kelereng dan kunci serbaguna yang bisa membuka 99% lubang kunci di dunia ini”
Cevreza: “Dan aku khawatir lubang kunci di villa itu berada di 1% nya”
Frank: “Hahaha dicoba saja dulu”
Cevreza: “Lalu apa fungsi kelereng ini?”
Frank: “Ini bukan kelereng biasa, ini ada pelatuknya dan jika kau tarik pelatuknya maka dalam 10 detik kemudian akan meledak yang ledakkannya mampu membunuh 3 orang manusia”
Cevreza: “Oke terima kasih Frank”
Frank: “Sama-sama Cevreza, semoga beruntung”
Cevreza bergegas kembali ke hotel memakai mobil pemberian Frank. Sera mulai kewalahan menghadapi penjahat yang menyerangnya, terlebih lagi Sera harus terus menghindari pisau yang coba dilayangkan penjahat itu pada dirinya. Sera juga harus merasakan pukulan yang mengenai samping bibir sebelah kanannya. Seisi kamar menjadi berantakan layaknya kapal pecah ditambah isi bantal yang beterbangan karena terkena hujatan pisau yang meleset saat Sera menghindar. Kini mereka berkelahi di teras kamar hotel yang berada di lantai 2 itu dan Sera ditendang, Sera akhirnya terjatuh ke bawah.
Cevreza: “Iya, kejadian itu sudah lama sekali ternyata. Terkadang aku merindukan orang tuaku terutama ibu, ia pasti tidak rela aku harus pergi tapi aku harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan dengan wanita yang aku cintai, ayah begitu keras tidak merestuiku dengan Sovia karena Sovia hanya anak bekas panti asuhan yang tidak jelas siapa orang tuanya padahal aku sangat mencintai Sovia tanpa melihat status sosialnya”
Frank: “Padahal kalau kau tidak diusir kau yang akan meneruskan perusahaan ayahmu kan?”
Cevreza: “Entahlah, memang sejak remaja aku sering dibanggakan oleh ayah karena menurutnya aku anak yang penurut dan berprestasi, tidak seperti adikku George yang suka berfoya-foya, minum minuman keras dan menghamburkan uang saja”
Frank: “Aku dengar George anaknya perempuan juga dari istrinya si Anne itu”
Cevreza: “Benar, dahulu ayahku sempat memaksaku untuk menikah dengan Anne tapi aku menolak karena aku hanya mencintai Sovia, saat itu juga Anne sangat kecewa dan terlihat kesal sekali denganku”
Frank: “Kira-kira hingga sekarang Anne masih suka sama kau tidak ya? Haha”
Cevreza: “Mana mungkin itu kan sudah belasan tahun lalu bahkan sebelum Sera lahir, ia sudah bahagia dengan George”
Frank: “Cevreza coba kau lihat video ini”
Cevreza: *sambil melihat video* “Loh itu kan ayahku”
Frank: “Iya! Ayahmu Dimitri Rudolvsky berhasil masuk ke 10 besar pengusaha terkaya di Rusia”
Cevreza: “Hmm ayahku berhasil mengembangkan perusahaan yang sudah diwariskan dari kakeknya itu”
Frank: “Jadi ayahmu itu keturunan ketiga yang mengelola perusahaan itu?”
Cevreza: “Iya, tak kusangka kemajuannya pesat sekali, 20 tahun lalu ayahku hanya berada di 50 besar pengusaha terkaya di Rusia”
Frank: “Kau menyesal meninggalkan orang tuamu?”
Cevreza: “Tidak, justru aku akan lebih menyesal lagi bila aku meninggalkan Sovia yang kala itu sedang mengandung anakku, tidak kebayang rasanya bila aku hidup bermewah-mewahan namun anakku dan ibunya hidup luntang lantung, Sovia pasti sangat terpuruk jika seorang diri melahirkan Seravina tanpa seorang suami”
Frank: “Waduh kenapa jadi membahas masa lalu kamu, maaf ya Cevreza”
Cevreza: “Tidak apa Frank, jadi apa saja yang sudah kau lakukan di Wina berkaitan dengan misi kita kali ini?”
Frank: “Aku kemaren membuntuti mobil Richard si kriminalis bayaran itu, ternyata ia janjian dengan seseorang dan kau tau siapa yang ia temui??”
Cevreza: “Siapa?”
Frank: “Adikmu, George Rudolvsky”
Di tempat lain ada salah seorang cleaning service yang mengetuk kamar tempat Sera dan Cevreza menginap, Sera yang terbangun langsung membuka pintu. Cleaning service itu bilang bahwa ini waktunya menyapu kamar, Sera mengijinkannya masuk. Lalu cleaning service itu langsung mendorong Sera ke tempat tidur dan menutup juga mengunci pintu kamar. Sera langsung berteriak dan cleaning service gadungan itu langsung menyerang Sera, Sera sempat diajarkan ilmu bela diri oleh Cevreza sebagai bentuk antisipasi jika Sera tengah sendirian dan ada musuh yang mencoba menyerangnya. Sera sendiri sebenarnya belum terlalu hebat dalam ilmu bela diri dan kini ia “dipaksa” untuk benar-benar mempraktekkannya demi melindungi dirinya sendiri, terlebih lagi Sera juga benar-benar bangun tidur dan “dipaksa” melek menghadapi situasi kacau macam itu. Terjadilah perkelahian sengit di dalam kamar itu. Di saat yang sama Cevreza dan Frank masih berada dalam perbincangan yang serius.
Cevreza: “Kau tidak salah?”
Frank: “Aku yakin sekali itu George, kau lihat foto-foto ini”
Cevreza: “Astaga ada hubungan apa mereka?”
Frank: “Biasanya orang yang bekerja sama dengan Richard itu adalah orang yang meminta bantuan Richard untuk berbuat kriminal pada orang yang menjadi target, Richard itu sudah puluhan kali membunuh, merampok, menyandera, menjadi kurir narkotika dsbg. Kemarin aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka karena mereka bertemu di villa yang penjagaannya sangat ketat”
Cevreza: “Villa yang berada di dekat musium Sejarah Alam Wina?”
Frank: “Iya‼ Kok kau bisa tau?”
Cevreza: “Itu salah satu villa milik ayahku yang berada di Austria”
Frank: “Pantas saja”
Cevreza: “Beraninya dia merencanakan sesuatu yang jahat di villa ayah, aku benar-benar ingin tau apa rencana George, kalau begitu malam ini juga aku akan menyusup ke villa itu mencari petunjuk”
Frank: “Kalau begitu aku sudah mempersiapkan peralatan yang dititipkan Professor Moof untukmu”
Cevreza: “Apa saja?”
Frank: “Diluar ada Mobil canggih ya kau taulah bagaimana cara menggunakan semua fitur didalamnya, lalu ini 10 butir kelereng dan kunci serbaguna yang bisa membuka 99% lubang kunci di dunia ini”
Cevreza: “Dan aku khawatir lubang kunci di villa itu berada di 1% nya”
Frank: “Hahaha dicoba saja dulu”
Cevreza: “Lalu apa fungsi kelereng ini?”
Frank: “Ini bukan kelereng biasa, ini ada pelatuknya dan jika kau tarik pelatuknya maka dalam 10 detik kemudian akan meledak yang ledakkannya mampu membunuh 3 orang manusia”
Cevreza: “Oke terima kasih Frank”
Frank: “Sama-sama Cevreza, semoga beruntung”
Cevreza bergegas kembali ke hotel memakai mobil pemberian Frank. Sera mulai kewalahan menghadapi penjahat yang menyerangnya, terlebih lagi Sera harus terus menghindari pisau yang coba dilayangkan penjahat itu pada dirinya. Sera juga harus merasakan pukulan yang mengenai samping bibir sebelah kanannya. Seisi kamar menjadi berantakan layaknya kapal pecah ditambah isi bantal yang beterbangan karena terkena hujatan pisau yang meleset saat Sera menghindar. Kini mereka berkelahi di teras kamar hotel yang berada di lantai 2 itu dan Sera ditendang, Sera akhirnya terjatuh ke bawah.
*bersambung*
12/26/2017 12:26:00 AM
No comments
Hallloooooo semuuuuaaaaaaaaaaaa
Kali ini gue mau posting beberapa adegan dalam salah satu film favorit gue yakni The Living Daylights. Fyi The Living Daylights merupakan film James Bond ke-15 yang dirilis tahun 1987. Film ini merupakan film pertama Timothy Dalton yang berperan menjadi James Bond menggantikan Roger Moore.
Picture source: Google |
Timothy Dalton ini aktor favorit gue sejak masih SMP hingga sekarang. Jadi dulu gue itu pertama kali nonton The Living Daylights saat masih SMP di trans tv kalo ga salah yg jaman jamannya "james bond week" ituh. Haha gila padahal itu film udah rilis dari tahun 1987 tapi gue baru nonton sekitar tahun 2005/2006/2007 hahahahahahh. Kids jaman now ada yg tau ngga ama film ini ?? Ni film jadul bener munculnya aja 6 tahun sebelum gue lahir ke dunia wkwk. Dulu gue ngeliat om Timothy pertama kali saat jd JB langsung ngefans gitu, "ganteng benerr saaayyy" itu pikiran gue dulu (sekarang juga masih seneng). Dari seluruh aktor pemeran JB menurut gue ya Tim Dalton lah yg paling sesuai jd JB, cool abis dan serius dalam menjalankan misinya. Cari film ini dalam bentuk dvd udah susah sekarang. Berikut adegan2 dalam The Living Daylights yang udah gue screenshoot, kebetulan gue punya filmnya di laptop gue..cekidot~
in Trans Siberian Pipeline |
ngeliriknya gitu amat :p |
anjay |
adegan saat diomelin emak2 karna masuk tanpa ijin ke tempat emak menjemur :v |
kara lo kenapa dah |
bobo yuk shay |
candidnya parah bgt pas kara lagi merem |
ciee pegangan tangan cucok deh |
woy gue ikutan donggg |
Timothy Dalton ganteng bangeettt disiniii |
rasain lu!!! |
JB: "yah gue ditinggal" :( |
minggir minggiiiirrrrrr ane mauu lewaattttt !!!!!! |
11/17/2017 04:40:00 PM
No comments