Sera: “Kau…”
Veli: “Kamu??”
Sera: “Kamu Veli kan runner up 1 di nona sekolah dulu??”
Veli: “Iya, lalu kenapa? Senang ya yang menjadi pemenang”
Sera: “Dalam kompetisi sudah pasti ada menang dan kalah, aku pun tidak menyangka bisa menjadi pemenang, aku hanya berusaha tampil semaksimal mungkin”
Veli: “Dan untuk apa kamu kesini?”
Satpam: “Maaf Nona Veli, Nona Sera ini ingin bertemu dengan Nyonya Viviane”
Veli: “Ada urusan apa kamu dengan nenekku?”
Sera: “Itu urusanku dengan beliau, permisi”
Veli: *menarik tangan Sera* “Tunggu, kamu tidak boleh masuk sebelum memberitahu apa urusanmu!”
Sera: “Kamu ini ingin tahu sekali sama urusan orang ya?”
Veli: “Karena kamu datang kerumahku, jadi aku perlu tau!”
Sera: “Kalau ini rumahmu maka ini rumahku juga!”
Veli: *kaget* “Apa maksudmu??”
Viviane yang mendengar keributan lantas keluar dari pintu.
Viviane: “Ada apa ini?”
Veli: “Ini nek ada orang tidak jelas masuk ke rumah, diijinin masuk lagi sama satpam!”
Sera: “Selamat Sore nek, saya Seravina”
Viviane: “Kamu?? Kamu anaknya Cevreza kan??”
Sera: “Iya, kok nenek tahu?”
Viviane: “Dari social media Sera” *memeluk Sera* “Senang sekali rasanya bisa bertemu denganmu, kamu sudah besar ya..cantik sekali..ayo masuk kedalam, nenek ingin mengobrol banyak denganmu”
Veli keheranan melihat reaksi Viviane, Veli juga tidak menyangka kalau Sera adalah putri dari Cevreza. Dahulu George (ayah Veli) sempat bercerita kalau ia memiliki seorang kakak bernama Cevreza yang diusir karena berhubungan kelewat batas dengan seorang wanita yang tidak direstui kakeknya. Kini Veli harus menerima kenyataan bahwa Sera saingannya dulu adalah sepupunya. Viviane meminta pelayan untuk memasak makanan yang lezat untuk Sera, Sera berkata bahwa Viviane tidak perlu repot-repot namun Viviane melakukan itu untuk menyambut cucu yang baru pertama kali ia temui secara langsung.
Viviane: “Kamu tau darimana alamat nenek disini?”
Sera: “Dari teman ayah nek”
Viviane: “Kamu langsung dari St. Petersburg ?”
Sera: “2 minggu lalu aku dan ayah mencari keberadaan ibu di rumah temannya yang berada di Seleznyovo tapi ibu tidak berada disana lalu kami ke Moscow untuk meminta bantuan pada teman-teman ayah untuk mencari ibu”
Viviane: “Ibumu belum ketemu sampai sekarang?”
Sera: “Belum”
Viviane: “Ayahmu kemana kok dia tidak ikut kemari? Nenek kangen sama dia”
Sera: “Itu juga yang membuatku kemari kesini, jadi 2 minggu lalu ayah pergi sendiri katanya mau kerumah ini untuk bertanya yaa siapa tau ada yang melihat ibu kan, tapi hingga kini ayah tidak ada kabar sama sekali”
Viviane: “Tapi ayahmu sama sekali belum kesini loh dari 2 minggu lalu”
Sera: “Iya memang tadi satpam di depan juga bilang begitu, kemana ya ayah..aku jadi cemas”
Viviane: “Astaga, semoga tidak terjadi sesuatu padanya”
Sera: “Entahlah..”
Viviane: “Kami waktu itu panik loh soal ayahmu yang menjadi korban pemukulan di villa kakekmu tempo lalu”
Sera: “Oh waktu itu ayah memang sempat tak sadarkan diri tapi ia cepat pulih kok, dihari yg sama setelah keluar dari rumah sakit beliau langsung pesan tiket pesawat ke Rusia mungkin karena udah sangat cemas dengan kondisi ibu”
Viviane: “Sebenarnya ada apa waktu itu ayahmu ke villa dini hari?”
Sera: “Aku juga kurang tau pasti, aku cuma mengikuti saja dan tau-tau terjadilah”
Viviane: “Oh ya Sera apakah kamu punya adik?”
Sera: “Hampir”
Viviane: “Hampir? Maksudnya?”
Sera: “Dulu sekitar 13 tahun lalu ibu pernah hamil namun keguguran saat janin berusia 4 bulan dan belum hamil lagi hingga kini, yaa sepertinya aku ngga akan mungkin punya adik lagi secara usia ibu sudah 39 tahun, usia yang rawan untuk mengandung”
Viviane: “Jadi dia pernah keguguran hmm memang rawan untuk mengandung di usia segitu”
Pelayan: “Nyonya makanan sudah siap”
Viviane: “Ayo Sera kita makan sama-sama”
Sera: “Iya nek”
Sera menyantap makanan-makanan lezat yang disajikan dihadapannya. Tidak lama kemudian Veli datang ke meja makan ikutan makan bersama.
Viviane: “Veli, ini Seravina..anak dari kakak ayahmu, Cevreza”
Veli: “Memang nenek yakin dia anaknya paman Cevreza?”
Viviane: “Iyalah, kau lihat wajahnya mirip dengan pamanmu, matanya juga hijau seperti Cevreza dan kakekmu”
Veli: “Yaayaayaa aku sudah kenal dia tahun lalu”
Viviane: “Kalian kenal dimana?”
Veli: “Dia yang mengalahkanku di kompetisi nona sekolah tahun lalu nek, dia yang terpilih”
Viviane: “Yang benar, Sera?”
Sera: “Aku hanya melakukan yang terbaik saja”
Viviane: “Kamu hebat sekali ya, ternyata kedua cucuku yang menjadi juara 1 dan runner up 1 di kompetisi itu, Veli kamu jangan merasa dikalahkan..masih banyak ajang lain yang memungkinkan kamu untuk menjadi juara 1”
Veli: “Yaa..yaa..yaa”
Viviane: “Sera, malam ini kamu menginap disini ya..kan kamu baru kali ini juga ke rumah ini”
Sera: “Aku tidak ingin merepotkan, nanti aku pulang saja ya”
Viviane: “Pulang kemana?”
Sera: “Ke tempat teman ayah”
Viviane: “Jangan begitu lah, kamu lebih baik tinggal disini kan kamu juga termasuk anggota keluarga kami”
Sera: “Yasudah kalau nenek memaksa”
Veli sebal harus satu atap dengan saingannya, Veli yang belum selesai menghabiskan makanannya langsung pergi dari meja makan.
Viviane: “Veli..Velii…hhhh maafkan kelakuan Veli ya Sera”
Sera: “Yaa memang sejak tahun lalu ia menganggapku sebagai saingannya hingga kini, dulu saja ia tak menyalamiku saat aku dinobatkan”
Viviane: “Benar-benar kelakuan anak itu, harusnya kan dia bisa sportif sebagai salah satu kontestan di ajang nasional, hingga kini ia masih menganggapmu rival..padahal kalian sepupu”
Sera: “Aku ngga terlalu mempermasalahkan Veli, yang aku pikirkan dimana ayah dan ibuku sebenarnya”
Viviane: “Sabar ya sayang, coba nanti kalau kakek dan pamanmu pulang kita tanyakan apakah mereka sempat bertemu dengan Cevreza dan Sovia”
Sera: “Iya nek”
1 jam kemudian Dimitri Rudolvsky sampai di rumah, Viviane menyambutnya dan berkata bahwa ia memiliki tamu istimewa hari ini. Dimitri bingung kemudian bertanya siapa tamu istimewanya, Viviane menyuruh tamu istimewa itu untuk keluar dan Dimitri sangat terkejut melihat tamu tersebut.
*bersambung*