Sera: “Veli apa-apaan sih”
Adrian: “Sera”
Veli: “Hah??”
Adrian: “Iya..Sera yang paling cantik…tapi cantik itu kan relatif jadi pasti ada pria lain yang berpikir kalau Nona Veli yang lebih cantik dari Sera”
Sera terkejut mendengar pernyataan Adrian.
Veli: “Apa kau tidak memiliki selera yang bagus sampai kau bilang Sera yang lebih cantik dariku??”
Adrian: “Maaf Nona yang saya lihat disini bukan hanya soal cantik fisik saja tapi kecantikan dari hati juga”
Veli kesal dan langsung pergi ke kamarnya.
Sera: “Dia kesal sekali”
Adrian: “Lambat laun ia akan bisa menerima kekalahannya dan bersikap lebih bijak lagi”
Sera: “Kak tadi kakak bilang aku yang lebih cantik?”
Adrian: “Kalau cantik dari hati iyalah kamu yang lebih unggul”
Sera: “Kalau cantik fisik?”
Adrian: “Veli”
Sera: “Ohh”
Adrian: “Tapi bohong”
Sera: “Ya ampun kakak yang benar siapa jadinya?”
Adrian: “Memangnya kamu ingin tahu sekali?”
Sera: “IYA”
Adrian: “Kamu yang lebih cantik secara fisik”
Sera: “Ehhh serius?”
Adrian: “Serius, ah sudahlah tidak penting siapa yang lebih cantik..saya disini untuk menjaga kamu bukan untuk menentukan siapa yang paling cantik”
Sera: “Iya iyaa”
Adrian: “Wajah kamu ada kemiripan dengan Pak Cevreza”
Sera: “Beberapa orang memang bilang aku mirip ayah ketimbang ibu mulai dari hidungnya, alisnya, warna matanya, warna rambutnya kecuali bibir..bibirku mirip ibu”
Adrian: “Iya benar..hidungmu mancung, alis tebal, warna mata hijau, warna rambut hitam kecoklatan..persis Pak Cevreza, kalau bibir memang berbeda..ada satu lagi kemiripan kamu dan Pak Reza, postur badan kamu cukup tinggi untuk ukuran gadis usia 18”
Sera: “Oh iya, bahkan aku kini lebih tinggi 8 cm dari ibu”
Adrian: “Banyak juga yang kamu warisi dari Pak Reza”
Sera: “Yang pasti kecerobohanku bukan warisan darinya hahaha”
Adrian: “Baru bertemu aku juga langsung tahu kalau kamu agak ceroboh karena terpleset dari pohon, tapi semestinya kamu jangan naik pohon dulu kan masih turun salju”
Sera: “Apel itu memang menggiurkan”
Adrian: “Pak Cevreza itu orangnya teliti dan selalu waspada, aku harap kamu mewarisi sekian persen setidaknya untuk menjaga diri kamu sendiri”
Sera: “Aku akan berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitianku, ah seandainya aku bisa memiliki pasangan seperti ayah”
Adrian: “Memangnya kamu belum memiliki kekasih?”
Sera: “Belum, bahkan aku belum pernah memiliki kekasih”
Adrian: “Masa tidak ada yang tertarik denganmu?”
Sera: “Kalau yang tertarik banyak dulu saat aku masih sekolah, sayangnya belum ada yang menarik bagiku”
Adrian: “Kriteria pasanganmu harus seperti Pak Cevreza?”
Sera: “Yaa tidak harus 100% juga karena tidak akan ada yang mungkin bisa menyamai ayahku 100%, paling tidak 60 hingga 70% nya..aku menginginkan pasangan yang dewasa, romantis, penyayang, gentlemen, bertanggung jawab, pintar, pekerja keras, pemberani, dan lihai dalam bela diri..kalau kebetulan tampan ya itu aku anggap bonus hehe”
Adrian: “Itu semua ada pada diri ayahmu”
Sera: “Makanya itu, ah benar-benar kriteria semua wanita, ibuku beruntung sekali bisa menikah dengan ayah”
Adrian: “Semoga kamu bisa mendapatkan pasangan sesuai yang kamu mau”
Sera: “Amin, ngomong-ngomong kakak sudah berapa lama menjadi seorang agen inteligen?”
Adrian: “Hampir 2 tahun, saat awal-awal aku langsung ditempatkan dibawah ayahmu, beliau baik sekali..meski ia seorang atasan ia memperlakukan bawahannya seperti temannya sendiri. Beliau adalah panutanku, ia sabar mengajariku berbagai hal mulai harus berkelahi seperti apa, memegang senjata seperti apa, mengemudikan kendaraan seperti apa dan lain sebagainya”
Sera: “Tapi waktu pertama masuk itu bukannya kakak sudah bisa bela diri dan mengemudi?”
Adrian: “Ya sudah tapi untuk menjadi seorang agen tidak bisa mengandalkan kemampuan bela diri dan mengemudi yang biasa saja, berkelahi melawan penjahat biasa dengan penjahat kelas kakap itu perbedaannya cukup signifikan loh. Dan perlu kemahiran mengemudi yang tinggi saat mengejar ataupun dikejar penjahat lihai seperti Richard”
Sera: “Ayah pernah bilang kalau Richard itu kemungkinan bekerja sama dengan paman George untuk menyingkirkan aku dan ayah”
Adrian: “Ya aku sudah dengar itu dari Pak Gavril, paman George ayahnya Veli kan?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Aku penasaran sebenarnya dimana Pak Cevreza sekarang, apakah masih mencari Ibu Sovia atau tertangkap oleh Richard”
Sera: “Masalahnya baik ayah maupun ibu belum ada yang mengabariku hingga sekarang, aku cemas sekali”
Adrian: “Aku kalau jadi kamu juga pasti cemas, orang tua yang sangat kita sayang tidak jelas berada dimana”
Sera: “Tadi pagi nenek dan kakek pergi karena ada undangan pernikahan anak teman mereka, siangnya mereka keluar kota ada acara makan bersama klien perusahaan kakek, karena cukup jauh mereka bilang kemungkinan mau menginap dan pulang esok hari”
Adrian: “Kamu tidak ikut?”
Sera: “Tidak, lagipula kakak mau kemari kan makanya aku tidak pergi”
Adrian: “Ya ampun kamu sampai segitunya”
Sera: “Aku belum berminat keluar juga karena masih kepikiran soal orang tuaku, mana nanti malam Veli mengadakan pesta bersama teman-teman sekolahnya pula”
Adrian: “Dalam rangka apa?”
Sera: “Hanya untuk bersenang-senang saja”
Adrian: “Kirain acara ulang tahun atau apa”
Sore harinya Adrian mendapat telepon dari ibunya untuk pulang ke rumahnya karena ibunya ada perlu, Adrian menjadi dilema karena ditugaskan menjaga Sera tapi ibunya butuh bantuannya.
Adrian: “Sera”
Veli: “Hah??”
Adrian: “Iya..Sera yang paling cantik…tapi cantik itu kan relatif jadi pasti ada pria lain yang berpikir kalau Nona Veli yang lebih cantik dari Sera”
Sera terkejut mendengar pernyataan Adrian.
Veli: “Apa kau tidak memiliki selera yang bagus sampai kau bilang Sera yang lebih cantik dariku??”
Adrian: “Maaf Nona yang saya lihat disini bukan hanya soal cantik fisik saja tapi kecantikan dari hati juga”
Veli kesal dan langsung pergi ke kamarnya.
Sera: “Dia kesal sekali”
Adrian: “Lambat laun ia akan bisa menerima kekalahannya dan bersikap lebih bijak lagi”
Sera: “Kak tadi kakak bilang aku yang lebih cantik?”
Adrian: “Kalau cantik dari hati iyalah kamu yang lebih unggul”
Sera: “Kalau cantik fisik?”
Adrian: “Veli”
Sera: “Ohh”
Adrian: “Tapi bohong”
Sera: “Ya ampun kakak yang benar siapa jadinya?”
Adrian: “Memangnya kamu ingin tahu sekali?”
Sera: “IYA”
Adrian: “Kamu yang lebih cantik secara fisik”
Sera: “Ehhh serius?”
Adrian: “Serius, ah sudahlah tidak penting siapa yang lebih cantik..saya disini untuk menjaga kamu bukan untuk menentukan siapa yang paling cantik”
Sera: “Iya iyaa”
Adrian: “Wajah kamu ada kemiripan dengan Pak Cevreza”
Sera: “Beberapa orang memang bilang aku mirip ayah ketimbang ibu mulai dari hidungnya, alisnya, warna matanya, warna rambutnya kecuali bibir..bibirku mirip ibu”
Adrian: “Iya benar..hidungmu mancung, alis tebal, warna mata hijau, warna rambut hitam kecoklatan..persis Pak Cevreza, kalau bibir memang berbeda..ada satu lagi kemiripan kamu dan Pak Reza, postur badan kamu cukup tinggi untuk ukuran gadis usia 18”
Sera: “Oh iya, bahkan aku kini lebih tinggi 8 cm dari ibu”
Adrian: “Banyak juga yang kamu warisi dari Pak Reza”
Sera: “Yang pasti kecerobohanku bukan warisan darinya hahaha”
Adrian: “Baru bertemu aku juga langsung tahu kalau kamu agak ceroboh karena terpleset dari pohon, tapi semestinya kamu jangan naik pohon dulu kan masih turun salju”
Sera: “Apel itu memang menggiurkan”
Adrian: “Pak Cevreza itu orangnya teliti dan selalu waspada, aku harap kamu mewarisi sekian persen setidaknya untuk menjaga diri kamu sendiri”
Sera: “Aku akan berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitianku, ah seandainya aku bisa memiliki pasangan seperti ayah”
Adrian: “Memangnya kamu belum memiliki kekasih?”
Sera: “Belum, bahkan aku belum pernah memiliki kekasih”
Adrian: “Masa tidak ada yang tertarik denganmu?”
Sera: “Kalau yang tertarik banyak dulu saat aku masih sekolah, sayangnya belum ada yang menarik bagiku”
Adrian: “Kriteria pasanganmu harus seperti Pak Cevreza?”
Sera: “Yaa tidak harus 100% juga karena tidak akan ada yang mungkin bisa menyamai ayahku 100%, paling tidak 60 hingga 70% nya..aku menginginkan pasangan yang dewasa, romantis, penyayang, gentlemen, bertanggung jawab, pintar, pekerja keras, pemberani, dan lihai dalam bela diri..kalau kebetulan tampan ya itu aku anggap bonus hehe”
Adrian: “Itu semua ada pada diri ayahmu”
Sera: “Makanya itu, ah benar-benar kriteria semua wanita, ibuku beruntung sekali bisa menikah dengan ayah”
Adrian: “Semoga kamu bisa mendapatkan pasangan sesuai yang kamu mau”
Sera: “Amin, ngomong-ngomong kakak sudah berapa lama menjadi seorang agen inteligen?”
Adrian: “Hampir 2 tahun, saat awal-awal aku langsung ditempatkan dibawah ayahmu, beliau baik sekali..meski ia seorang atasan ia memperlakukan bawahannya seperti temannya sendiri. Beliau adalah panutanku, ia sabar mengajariku berbagai hal mulai harus berkelahi seperti apa, memegang senjata seperti apa, mengemudikan kendaraan seperti apa dan lain sebagainya”
Sera: “Tapi waktu pertama masuk itu bukannya kakak sudah bisa bela diri dan mengemudi?”
Adrian: “Ya sudah tapi untuk menjadi seorang agen tidak bisa mengandalkan kemampuan bela diri dan mengemudi yang biasa saja, berkelahi melawan penjahat biasa dengan penjahat kelas kakap itu perbedaannya cukup signifikan loh. Dan perlu kemahiran mengemudi yang tinggi saat mengejar ataupun dikejar penjahat lihai seperti Richard”
Sera: “Ayah pernah bilang kalau Richard itu kemungkinan bekerja sama dengan paman George untuk menyingkirkan aku dan ayah”
Adrian: “Ya aku sudah dengar itu dari Pak Gavril, paman George ayahnya Veli kan?”
Sera: “Iya”
Adrian: “Aku penasaran sebenarnya dimana Pak Cevreza sekarang, apakah masih mencari Ibu Sovia atau tertangkap oleh Richard”
Sera: “Masalahnya baik ayah maupun ibu belum ada yang mengabariku hingga sekarang, aku cemas sekali”
Adrian: “Aku kalau jadi kamu juga pasti cemas, orang tua yang sangat kita sayang tidak jelas berada dimana”
Sera: “Tadi pagi nenek dan kakek pergi karena ada undangan pernikahan anak teman mereka, siangnya mereka keluar kota ada acara makan bersama klien perusahaan kakek, karena cukup jauh mereka bilang kemungkinan mau menginap dan pulang esok hari”
Adrian: “Kamu tidak ikut?”
Sera: “Tidak, lagipula kakak mau kemari kan makanya aku tidak pergi”
Adrian: “Ya ampun kamu sampai segitunya”
Sera: “Aku belum berminat keluar juga karena masih kepikiran soal orang tuaku, mana nanti malam Veli mengadakan pesta bersama teman-teman sekolahnya pula”
Adrian: “Dalam rangka apa?”
Sera: “Hanya untuk bersenang-senang saja”
Adrian: “Kirain acara ulang tahun atau apa”
Sore harinya Adrian mendapat telepon dari ibunya untuk pulang ke rumahnya karena ibunya ada perlu, Adrian menjadi dilema karena ditugaskan menjaga Sera tapi ibunya butuh bantuannya.
*bersambung*
0 comments