Review

Story

Tips

Forced to be Strong - Part 25

by - 9/20/2018 03:50:00 PM

(Maaf ya baru bisa posting lagi setelah hampir 3 bulan lamanya, FYI gue sibuk mempersiapkan pernikahan gue, alhamdulillah pada tanggal 18 Agustus 2018 kemarin gue resmi dipersunting oleh Riki Subagja. Setelah menikah sibuk bulan madu ke suatu pulau dan setelahnya jalan2 lagi di Bandung makanya baru sempat posting sekarang)

Sera terkejut melihat bingkai foto dia dan ayahnya pecah berhamburan, Sera menengok ke atas dan ia melihat Veli yang tengah berada di jendela kamar Sera.

Veli: “Kau dan ayahmu akan hancur seperti bingkai foto itu‼”
Sera: “Kenapa tidak kau saja yang jatuh dari atas sana?”
Veli: “Apa katamu??”
Sera merebut senter dari tangan Adrian dan berlari menuju ke dalam rumah.
Adrian: “Apa maksud Nona melempar foto ini?”
Veli: “Aku hanya memperingatkannya agar jangan mengusik kehidupanku atau ia akan bernasib seperti foto itu, hancur sehancurnya”
Adrian: “Sera bukan ingin mengusik, ia kesini hanya ingin mencari orang tuanya..tapi anda malah mempermalukannya dan membuat ia terpaksa berkata pada semua orang kalau ia cucu kandung satu-satunya”
Veli: “Persetan!”
Veli mendengar suara pecahan kaca dari ruangan bawah, mendengar itu Veli langsung turun kebawah memakai senter. Listrik kembali menyala, Veli melihat Sera yang tengah menjatuhkan bingkai-bingkai foto ke lantai, tak sembarang foto..Sera menjatuhkan foto Veli dan George.
Veli: “Apa-apaan kau???”
Sera lalu menjatuhkan foto George tepat di hadapan Veli. Para pelayan pergi ke tempat Veli dan Sera, mereka meminta Sera dan Veli untuk menghentikan pertengkaran di antara mereka.
Veli: “Diam kalian! Ini urusan saya dengan perempuan barbar ini”
Sera: “Yang memulai duluan lah yang barbar”
Veli: “Keluar kau dari rumahku‼”
Sera: “Apa hak kamu mengusir aku dari sini? Aku cucu kandung kakek dan nenek, kalaupun ada yang harus keluar itu kamu dan ayahmu yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan pemilik rumah ini ‼”
Veli: “Keluar‼”
Veli memaksa Sera keluar dari rumah dengan terus mendorongnya, kekesalan Sera sudah tidak dapat dibendung lagi..Sera mendorong Veli dengan kencang ke sofa tamu, Veli kesakitan.
Sera: “Kamu ini benar-benar tidak tahu diri ya, seharusnya kamu sadar posisi kamu sebagai anak dari anak angkat”
Sera meminta pelayan untuk membersihkan semua pecahan kaca di lantai kemudian Sera beranjak ke kamarnya. Tidak lama kemudian Adrian masuk ke dalam rumah lalu melihat para pelayan yang sibuk membersihkan pecahan kaca dan Veli yang sedang meringis di sofa, Adrian bertanya pada pelayan dimana Sera..pelayan berkata kalau Sera ke kamarnya, Adrian langsung bergegas ke kamar Sera. Adrian mengetuk pintu kamar Sera, Sera keluar dari kamarnya.
Sera: “Ada apa?”
Adrian: “Kamu memecahkan foto-foto Pak George dan Veli?”
Sera: “Iya, memangnya kenapa?”
Adrian: “Tidak, aku cuma mau kasih ini” *Adrian memberikan foto Sera dan Cevreza yang bingkainya dipecahkan Veli tadi*
Sera: “Ya ampun”
Adrian: “Maaf ya..hanya fotonya saja, bingkainya sudah rusak”
Sera: “Tidak apa-apa, untung fotonya tidak cacat..nanti aku pasang di bingkai yang baru, terima kasih ya”
Adrian: “Sama-sama Sera, tadi aku sudah cek breaker ternyata memang jatuh..aku tidak tahu mengapa padahal pemakaian listrik sedang tidak banyak”
Sera: “Yasudahlah biarkan saja yang penting sekarang sudah menyala, hmm ini sudah jam 12 malam sebaiknya kakak istirahat..tadi pagi kan aku sudah ngomong sama nenek dan kakek kalau akan ada anak buah ayah yang menjaga aku jadi mereka sudah siapkan kamar, kamarmu di sebelah sana”
Adrian: “Iya terima kasih, aku istirahat dulu..kalau ada apa-apa kamu langsung panggil aku ya”
Sera: “Oke, selamat beristirahat kak Adrian”
Adrian: “Selamat istirahat juga Sera, jangan lupa kunci pintu kamar”
Sera: “Sip”



Sera kembali masuk ke kamarnya dan mengunci pintu, di balik pintu kamar ia menyender ke pintu dan menghela nafas sejenak atas segala kepenatan yang ada. Sera memandangi foto dirinya dan Cevreza.
Sera: “Ayah..ayah ada dimana sekarang? Aku kangen, Aku butuh ayah..anaknya paman George begitu menentang kehadiranku disini, sebenarnya aku tidak suka melakukan hal seperti tadi tapi bagaimana? Aku tidak mau diinjak-injak oleh Veli, ia harus tahu diri dan menerima kehadiran kita sebagai anak dan cucu kandung Dimitri Rudolvsky”
Sera tidak bisa menahan tangis, ia begitu merindukan kehadiran ayahnya yang selalu menyayanginya dan menjadi tempat ia mencurahkan segala isi hatinya..Sera kemudian duduk di balik pintu kamar sambil menangis dan mendekap foto ayahnya.
Sera: “Mengapa keluarga kecil kita harus terpisah-pisah seperti ini?? Mengapa kita harus mengalami semua ini ayah?? Mengapa kita tidak bisa hidup tenang seperti dulu??”
Ternyata Adrian belum pergi ke kamarnya, ia mengkhawatirkan Sera dan mendengar semua keluh kesahnya dari balik pintu kamar. Adrian merasa kasihan dengan Sera, gadis yang baru saja berusia 18 tahun sudah mengalami cobaan hidup yang berat. Esok paginya Sera terbangun di tempat tidurnya dengan kondisi masih memeluk foto dia dan Cevreza. Sera lagi-lagi teringat dengan Cevreza, Sera berusaha mengingatkankan dirinya sendiri bahwa ia harus kuat dan tegar..jika ia lemah maka ia akan dengan mudah disingkirkan oleh George dan Veli. Sera membuka pintu kamarnya dan kaget melihat Adrian yang tertidur di depan kamarnya, Adrian yang tadinya bersender di pintu kamar jadi terbangun karena Sera membuka pintu.
Sera: “Kakak kenapa tidur di depan pintu kamarku??”
Adrian: “Aku..aku ketiduran”
Sera: “Kok bisa ketiduran disini? Kan semalam kakak udah berjalan ke kamar kakak”
Adrian: “Sera maaf ya kalau semalam aku mendengar semua keluh kesahmu di balik pintu, aku jadi tidak bisa meninggalkanmu sendiri sampai akhirnya aku ketiduran di depan pintu kamarmu” 
Sera: “Jadi kakak dengar semuanya?”
Adrian: “Iya, kamu sangat merindukan Komandan Cevreza..kamu yang kuat ya, aku akan bantu kamu untuk menemukan ayah dan ibumu”
Sera: “Terima kasih, sebaiknya kita sarapan dahulu”
Adrian: “Oke”
Saat sedang sarapan, Sera tiba-tiba mengejutkan Adrian dengan pertanyaannya.
Sera: “Bagaimana kalau kita ke Saratov?”

Adrian: “Untuk?”

Sera: “Kata kakek, paman George ditugaskan ke Saratov untuk mengontrol proyek pembangunan, ia disana selama 5 hari..siapa tahu kita mendapat petunjuk disana”
Adrian: “Saratov sangat jauh dari Moscow, kalau tidak salah jaraknya lebih dari 800 kilometer”
Sera: “Tidak masalah, kita naik pesawat saja kesana”
Adrian: “Tidak mungkin, aku tentunya harus membawa beberapa senjata untuk mengantisipasi situasi disana dan kita tidak akan lolos saat pemeriksaan”
Sera: “Benar juga, aku juga dikasih beberapa senjata..berarti harus pakai mobil dong”
Adrian: “Dan perjalanan itu akan memakan waktu seharian, kamu siap?”
Sera: “Demi orang tuaku tentu saja aku siap”
Adrian: “Sekarang sudah jam 10 pagi kalau jalan sekarang pasti kita sudah lewat tengah malam, mau jalan sekarang?”
Sera: “Iya tapi aku pamit dahulu dengan nenek dan kakek via telepon”
Adrian: "Oke"

*bersambung*

You May Also Like

0 comments